Ulas Berita

Jasindo Optimis Kenaikan UMP 2025 Dorong Pertumbuhan Densitas Asuransi: Dan Update 7 Berita Asuransi di Indonesia

Liga Asuransi – Industri asuransi di Indonesia tengah bergerak dinamis, menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang hadir di tengah perubahan ekonomi dan teknologi. Dengan optimisme terhadap kenaikan UMP 2025 dan semakin meluasnya digitalisasi, sektor ini berpotensi mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penetrasi dan densitas asuransi. Artikel ini akan membahas berbagai berita terkini dari dunia asuransi, termasuk langkah-langkah strategis perusahaan asuransi, inovasi teknologi yang mendorong penetrasi pasar, hingga peluang masa depan yang menjanjikan. Selamat membaca rangkuman penting dari perkembangan industri asuransi di Indonesia dan dunia.

Asuransi Bintang Tbk Resmi Alihkan Unit Usaha Syariah, OJK Cabut Izin Operasional

Jakarta, 21 November 2024 – PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) resmi mengalihkan portofolio unit usaha syariahnya. Hal ini mengakhiri perjalanan unit usaha syariah (UUS) di perusahaan asuransi umum tersebut, yang ditandai dengan pencabutan izin operasional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut pengumuman resmi OJK, Asuransi Bintang telah menyelesaikan seluruh proses pengalihan portofolio kepesertaan syariah. Dengan rampungnya proses ini, manajemen mengajukan permohonan untuk menutup izin UUS.

“Otoritas Jasa Keuangan telah menetapkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-642/PD.02/2024 pada tanggal 7 November 2024 terkait pencabutan izin pembentukan Unit Syariah di PT Asuransi Bintang Tbk,” sebagaimana tertuang dalam laman resmi OJK.

Tidak Lagi Beroperasi dengan Prinsip Syariah

Dengan keputusan ini, PT Asuransi Bintang Tbk dilarang melakukan aktivitas usaha berbasis prinsip syariah. Langkah ini menjadikan Asuransi Bintang satu dari 12 perusahaan asuransi yang telah mengalihkan portofolio bisnis syariah mereka.

Namun, OJK memastikan bahwa 29 perusahaan lain akan tetap melanjutkan bisnis syariah mereka. Mirza Adityaswara, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, menjelaskan bahwa seluruh perusahaan asuransi diwajibkan menyelesaikan proses pemisahan UUS sebelum batas waktu pada 2026.

“OJK terus memantau kesiapan perusahaan untuk melaksanakan Rencana Kerja Pemisahan Unit Syariah (RKPUS), sehingga perusahaan memiliki waktu yang cukup untuk spin-off sebelum tenggat waktu,” kata Mirza dalam Rapat Dewan Komisioner September 2024.

Pilihan Pemisahan Unit Syariah

Berdasarkan POJK Nomor 11 Tahun 2023, perusahaan memiliki dua opsi untuk memisahkan unit syariah mereka:

  1. Mendirikan perusahaan baru berupa asuransi syariah atau reasuransi syariah, diikuti pengalihan portofolio dari UUS ke entitas baru tersebut.
  2. Mengalihkan seluruh portofolio kepesertaan UUS ke perusahaan asuransi syariah atau reasuransi syariah yang sudah memiliki izin operasional.

Kedua metode ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tetap mematuhi regulasi tanpa mengurangi perlindungan kepada peserta asuransi.

Masa Depan Industri Asuransi Syariah

Proses pengalihan dan spin-off ini menjadi langkah penting dalam mendorong kemandirian bisnis asuransi syariah di Indonesia. Dengan strategi yang matang, diharapkan industri ini terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian berbasis syariah.

Langkah Asuransi Bintang menutup unit syariahnya mencerminkan dinamika dalam industri asuransi. Ke depan, fokus pada kepatuhan regulasi dan inovasi produk diharapkan menjadi kunci pertumbuhan di sektor ini.

Source : https://www.cnbcindonesia.com/market/20241121093608-17-589919/ojk-cabut-izin-usaha-unit-syariah-asuransi-bintang 

 

Teknologi Digital Dorong Penetrasi Asuransi di Indonesia, OJK Targetkan 3,2% pada 2027

Jakarta, 22 November 2024 – Teknologi digital menjadi kunci utama dalam meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia. Dalam peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian 2023-2027, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan tingkat penetrasi asuransi domestik mencapai 3,2% pada 2027, naik dari posisi saat ini.

Iwan Pasila, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, menegaskan bahwa peran teknologi digital tidak hanya terbatas pada efisiensi biaya, tetapi juga pada mitigasi risiko yang lebih luas.

“Dukungan teknologi digital dapat dioptimalkan dampaknya, terutama dalam menjangkau lebih banyak segmen pasar dan meningkatkan pengalaman nasabah,” kata Iwan saat diwawancarai, Jumat (22/11/2024).

Lebih Dekat dengan Nasabah Melalui Digitalisasi

Iwan menjelaskan bahwa teknologi digital memungkinkan perusahaan asuransi untuk semakin dekat dengan nasabah. Dengan digitalisasi, layanan asuransi bisa lebih cepat, mudah, dan efisien.

“Digitalisasi membantu perusahaan asuransi menembus segmen pasar yang sebelumnya sulit dijangkau dengan metode konvensional, seperti broker atau keagenan. Teknologi ini juga memungkinkan penghematan biaya operasional yang signifikan,” ujarnya.

Sebagai contoh, dalam produk asuransi kesehatan kumpulan, pengembangan koneksi digital melalui Application Programming Interface (API) memungkinkan perusahaan asuransi mengintegrasikan layanan medis secara real time. Hal ini membuat proses klaim dan layanan menjadi lebih mudah dan transparan.

Mengurangi Ketergantungan pada Peran Tradisional

Transformasi digital juga mengubah lanskap operasional di industri asuransi. Menurut Iwan, teknologi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada perantara tradisional seperti pialang asuransi.

“Perkembangan teknologi memungkinkan informasi medis dan layanan terkait dapat diakses langsung oleh nasabah melalui koneksi digital. Ini menjadikan layanan lebih feasible tanpa harus melalui perantara,” tambahnya.

Menuju Masa Depan Asuransi yang Inklusif

Dengan peta jalan yang telah dirancang, OJK optimis bahwa digitalisasi akan membuka peluang baru di sektor asuransi. Teknologi diproyeksikan mampu memperluas cakupan layanan ke masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh asuransi.

Melalui kolaborasi antara regulator, perusahaan asuransi, dan penyedia teknologi, visi untuk mencapai penetrasi asuransi 3,2% pada 2027 diharapkan bisa terwujud. Dengan strategi yang tepat, teknologi digital tidak hanya memperkuat efisiensi, tetapi juga memastikan bahwa manfaat asuransi dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat Indonesia.

Source : https://finansial.bisnis.com/read/20241122/215/1818169/ojk-ungkap-peran-penting-transformasi-digital-untuk-penetrasi-asuransi-dalam-negeri 

 

Jasindo Optimis Kenaikan UMP 2025 Dorong Pertumbuhan Densitas Asuransi

Jakarta, 20 November 2024 – PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menyambut optimisme terhadap rencana kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2025. Kenaikan ini diyakini dapat memberikan dampak positif pada peningkatan densitas asuransi, yang mencerminkan rata-rata pengeluaran masyarakat untuk produk asuransi.

Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo, Diwe Novara, menjelaskan bahwa tren kenaikan UMP sebelumnya telah menunjukkan hubungan positif dengan pertumbuhan densitas asuransi. Sebagai contoh, pada 2024, rata-rata kenaikan UMP sebesar 3,5% berhasil mendorong pertumbuhan densitas asuransi hingga 7,2%.

“Densitas asuransi pada September 2024 tercatat sebesar Rp2,08 juta, meningkat dari Rp1,94 juta pada 2023. Ini menunjukkan adanya dampak nyata dari kenaikan UMP terhadap kemampuan masyarakat dalam mengalokasikan dana untuk asuransi,” ujar Diwe.

Tantangan: Literasi dan Inklusi Asuransi

Namun, Diwe menyoroti bahwa kenaikan densitas asuransi tidak serta-merta meningkatkan inklusi asuransi. Berdasarkan data tahun 2022, tingkat literasi asuransi mencapai 31,72%, sementara inklusi asuransi hanya 16,63%. Artinya, meskipun masyarakat memahami asuransi, tidak semua dari mereka membeli produk asuransi.

“Kenaikan UMP menciptakan ruang finansial yang lebih besar, tetapi tidak secara otomatis mendorong masyarakat untuk membeli asuransi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kepercayaan publik, produk yang belum relevan dengan kebutuhan, serta akses pembelian yang terbatas,” jelasnya.

Strategi Jasindo: Sosialisasi dan Inovasi

Mengatasi tantangan ini, Jasindo terus memperkuat strategi sosialisasi produk dan layanan ke masyarakat. Tim Jasindo yang tersebar di seluruh Indonesia berfokus pada penetrasi pasar, baik ke perusahaan maupun individu.

“Kami melakukan pendekatan langsung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi. Selain itu, Jasindo juga berupaya mengembangkan produk yang lebih relevan dan mudah diakses, agar masyarakat merasa nyaman dan percaya pada layanan kami,” tambah Diwe.

Masa Depan Densitas Asuransi

Dengan upaya yang terus digencarkan, Jasindo optimis bahwa kenaikan UMP 2025 dapat menjadi momentum pertumbuhan industri asuransi di Indonesia. Peningkatan densitas diharapkan tidak hanya terjadi pada angka, tetapi juga pada kualitas penetrasi dan relevansi produk di tengah masyarakat.

“Kami percaya bahwa kolaborasi antara inovasi produk, sosialisasi yang masif, dan kebijakan pemerintah dapat menciptakan ekosistem asuransi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Source : https://finansial.bisnis.com/read/20241122/215/1817834/jasindo-ungkap-dampak-kenaikan-ump-2025-bagi-asuransi-dorong-densitas 

 

Pasar Insurtech Global Diproyeksikan Tumbuh Pesat Hingga Rp1.218 Triliun

Jakarta, 22 November 2024 – Pasar teknologi asuransi atau insurtech global tengah berada di jalur pertumbuhan pesat. Menurut laporan terbaru Technavio, industri ini diperkirakan akan mencapai nilai US$77,41 miliar (setara Rp1.218 triliun) pada periode 2024 hingga 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 42,35 persen.

Peningkatan efisiensi bisnis dan kolaborasi erat antara investor dan perusahaan insurtech menjadi dua faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini.

Teknologi Canggih Dorong Inovasi

Teknologi seperti machine learning dan Artificial Intelligence (AI) menjadi tulang punggung dalam pengembangan layanan insurtech. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat menghadirkan solusi personalisasi yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.

Selain itu, fitur pelacakan dan pemantauan secara real-time memungkinkan pengelolaan risiko yang lebih cermat serta pengambilan keputusan berbasis data. Hal ini memberi nilai tambah bagi perusahaan asuransi dalam memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional.

Tantangan di Tengah Optimisme

Namun, adopsi teknologi canggih ini bukan tanpa hambatan. Laporan Technavio mencatat bahwa biaya investasi awal yang tinggi menjadi salah satu kendala utama. Selain itu, staf asuransi memerlukan pelatihan khusus untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara optimal.

“Integrasi teknologi dengan layanan perbankan dan pialang membutuhkan keahlian teknis yang saat ini masih menjadi tantangan bagi banyak perusahaan,” tulis laporan tersebut.

Meski demikian, pasar insurtech tetap menunjukkan optimisme tinggi, terutama karena potensinya dalam merevolusi cara perusahaan asuransi beroperasi.

Masa Depan Insurtech: Inovasi atau Tertinggal

Technavio menyebut bahwa adaptasi terhadap teknologi canggih akan menjadi faktor kunci keberhasilan perusahaan asuransi dalam menghadapi persaingan di industri yang berkembang pesat ini.

Bagi perusahaan yang ingin tetap relevan, inovasi teknologi tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan terus berkembangnya pasar insurtech, pemain industri diharapkan dapat memanfaatkan peluang untuk menciptakan layanan yang lebih efisien, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan pelanggan masa kini.

Source : https://mediaasuransinews.co.id/ekonomi-digital/insurtech/pasar-insurtech-global-diproyeksikan-tembus-rp1-218-triliun-di-2028/ 

 

Tantangan dan Peluang Industri Asuransi Umum di Tahun 2025

Jakarta, 19 November 2024 – Industri asuransi umum Indonesia menghadapi berbagai tantangan menuju 2025, meskipun tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Data per September 2024 mencatat nilai agregat industri mencapai Rp1.929 triliun, tumbuh enam persen secara tahunan (year-on-year).

Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Kerja Sama Antar Lembaga, Muhammad Iqbal, menyebutkan bahwa solidnya dukungan permodalan tetap menjadi fondasi bagi asuransi komersial di tengah tren penurunan. Hal ini disampaikan dalam seminar Indonesia Economy & Financial Outlook 2025 di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.

Tantangan di Horizon 2025

Iqbal menyoroti sejumlah tantangan strategis yang dihadapi industri:

  1. Rendahnya Penetrasi dan Densitas Asuransi
    Meski tingkat literasi masyarakat terkait asuransi meningkat, gap antara literasi dan inklusi masih cukup besar. Banyak masyarakat yang sudah mengetahui manfaat asuransi tetapi belum percaya diri untuk memilikinya.

“Ini menandakan proteksi melalui asuransi di Indonesia belum menjadi kebutuhan prioritas,” ujar Iqbal.

  1. Digitalisasi dan Inovasi Teknologi
    Transformasi digital membawa tantangan baru, terutama dalam inovasi produk, layanan, dan keamanan data. Perusahaan asuransi dituntut untuk mempercepat adaptasi agar tetap relevan dan kompetitif di era teknologi.
  2. Implementasi ESG dan Ekosistem Bisnis Hijau
    Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi tantangan berikutnya. Industri harus berinovasi untuk mendukung bisnis berkelanjutan, selaras dengan tren global menuju ekonomi hijau.
  3. Persaingan dan Analisis Risiko
    Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan asuransi memaksa pelaku industri untuk meningkatkan kemampuan analisis risiko dan efisiensi operasional.
  4. Permodalan dan Tata Kelola
    Kebutuhan akan penguatan permodalan dan tata kelola perusahaan yang lebih baik, termasuk implementasi pemisahan unit syariah, menjadi perhatian utama menjelang 2025.

Faktor Pendorong Optimisme

Meski tantangan cukup besar, industri asuransi umum memiliki sejumlah faktor pendorong untuk tetap tumbuh:

  • Kesehatan Keuangan yang Solid
    Baik perusahaan asuransi maupun reasuransi, konvensional maupun syariah, menunjukkan stabilitas keuangan yang baik.
  • Perlindungan Konsumen yang Diperkuat
    Adanya panduan baru terkait asuransi kredit, penjaminan, dan pengelolaan produk diharapkan mampu menyederhanakan proses pengajuan.
  • Inovasi Layanan
    Simplifikasi perizinan dan tata kelola produk menciptakan peluang untuk memperbaiki pengalaman pelanggan serta meningkatkan efisiensi bisnis.

Iqbal optimistis bahwa dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan, industri asuransi umum Indonesia dapat menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.

“Kunci keberhasilan terletak pada inovasi, penguatan tata kelola, dan pendekatan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

Menuju Industri Asuransi yang Lebih Tangguh

Dengan langkah strategis dan keberanian untuk berinovasi, industri asuransi umum memiliki peluang besar untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah transisi nasional. Perjalanan menuju 2025 menjadi momentum penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem asuransi yang inklusif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

Source : https://mediaasuransinews.co.id/asuransi/aaui-ungkap-hambatan-asuransi-umum-di-2025-wajib-jadi-perhatian/ 

 

Prudential Indonesia Catat Pertumbuhan Positif Sebesar Rp15,5 triliun Kuartal III/2024, Tenaga Pemasar Tetap Jadi Pilar Utama

PT Prudential Life Assurance, atau lebih dikenal dengan Prudential Indonesia, mencatatkan pencapaian gemilang hingga kuartal III/2024, dengan total pendapatan premi sebesar Rp15,5 triliun, mencatatkan pertumbuhan 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menjadi bukti kekuatan perusahaan dalam menyediakan solusi finansial yang relevan bagi masyarakat Indonesia.

Menurut Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, pertumbuhan ini didorong oleh dua faktor utama: pertama, peningkatan premi bisnis baru sebesar 7%; kedua, lonjakan signifikan pada produk asuransi tradisional yang tumbuh sebesar 29%.

“Solusi finansial yang kami tawarkan terus mendapat kepercayaan masyarakat. Mayoritas penjualan kami masih didorong oleh tenaga pemasar yang handal,” ujar Karin dalam wawancara dengan Bisnis pada Kamis, 21 November 2024.

Peran Tenaga Pemasar: Masih Sangat Dibutuhkan

Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), meskipun kanal digital atau e-commerce menunjukkan peningkatan pesat dalam lima tahun terakhir, kontribusinya terhadap total pendapatan premi asuransi jiwa masih belum besar.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya tenaga pemasar dalam proses penjualan produk asuransi. Karin menambahkan, meskipun masyarakat Indonesia semakin melek teknologi, banyak yang masih merasa perlu untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga pemasar guna memahami berbagai fitur produk dan menentukan jumlah pertanggungan yang tepat sebelum memutuskan untuk membeli asuransi jiwa.

“Umpan balik dari nasabah menunjukkan bahwa mereka masih merasa membutuhkan penjelasan mendalam mengenai produk, dan itu menjadi peran yang tidak bisa digantikan begitu saja oleh teknologi,” kata Karin.

Digitalisasi untuk Mendukung Tenaga Pemasar

Meski demikian, Prudential Indonesia tidak tinggal diam dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional mereka. Perusahaan ini telah mengadopsi berbagai teknologi digital yang mempermudah proses penjualan dan layanan polis, untuk membuatnya lebih cepat, efisien, dan nyaman bagi nasabah.

Karin menjelaskan, tenaga pemasar kini dibekali dengan aplikasi canggih yang memungkinkan mereka untuk membuat proposal produk yang lebih personal sesuai dengan kebutuhan nasabah. Aplikasi ini juga memberikan akses langsung ke laporan penjualan real-time serta pelatihan online yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, memberikan fleksibilitas tinggi bagi tenaga pemasar yang memiliki mobilitas tinggi.

“Fitur-fitur ini memungkinkan tenaga pemasar kami untuk bekerja lebih efisien, mempermudah akses kepada nasabah, dan memberikan layanan yang lebih baik,” tambahnya.

Kombinasi Tenaga Pemasar dan Teknologi: Kunci Sukses Asuransi Jiwa

Kombinasi antara peran vital tenaga pemasar dan penggunaan teknologi menjadi formula sukses bagi Prudential Indonesia dalam mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa meskipun dunia semakin terhubung melalui teknologi, interaksi manusia dalam hal penjualan asuransi jiwa tetap sangat dibutuhkan, terlebih dalam memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada nasabah tentang produk yang mereka pilih.

Dengan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, Prudential Indonesia menunjukkan komitmen untuk tetap menjadi mitra terpercaya bagi nasabah dalam merencanakan keuangan dan masa depan mereka.

Prudential Indonesia membuktikan bahwa masa depan asuransi jiwa tidak hanya tentang digitalisasi, tetapi juga bagaimana tetap mengedepankan layanan yang personalis dan berbasis kebutuhan nasabah.

Source : https://finansial.bisnis.com/read/20241121/215/1818014/prudential-indonesia-raup-pendapatan-premi-rp155-triliun-per-kuartal-iii2024 

 

OJK Dorong Proteksi Barang Milik Negara untuk Tingkatkan Penetrasi Asuransi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kontribusi industri asuransi nasional terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih di bawah 5%, sebuah angka yang dinilai rendah untuk sebuah negara dengan risiko bencana alam yang tinggi. Dalam upaya untuk mendorong penetrasi asuransi, OJK berharap agar pemerintah mulai memproteksi barang milik negara (BMN), sebagai langkah strategis untuk memperluas cakupan asuransi di Tanah Air.

Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi potensi risiko bencana alam yang signifikan, sehingga penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa aset-aset negara terlindungi dengan asuransi. “Kami berharap pemerintah memproteksi barang-barang milik negara. Aset-aset ini berisiko terhadap kerusakan akibat bencana, dan itu harus diasuransikan. Kami akan bekerja sama dengan kementerian terkait untuk mewujudkan hal ini,” ungkap Ogi dalam acara OECD/IOPS/OJK Global Forum yang digelar di Hotel Padma Legian, Bali, pada Selasa (19/11/2024).

Rencana Ekspansi Proteksi Asuransi BMN

Saat ini, asuransi barang milik negara hanya mencakup aset tidak bergerak, seperti gedung dan bangunan. Namun, ke depannya, asuransi BMN akan diperluas untuk mencakup aset bergerak, termasuk kendaraan dinas yang dimiliki pemerintah. Rencana ini dipersiapkan untuk tahun depan, dengan harapan bahwa pengamanan aset-aset bergerak juga dapat memberikan manfaat lebih luas bagi negara.

Skema perlindungan ini akan melibatkan Kementerian Keuangan yang akan mendata inventaris aset-aset milik negara. Data tersebut kemudian akan diserahkan kepada konsorsium asuransi yang akan bertugas untuk memberikan proteksi kepada BMN. Premi yang dibayarkan nantinya akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga biaya proteksi ini akan menjadi beban negara.

Tantangan dalam Meningkatkan Kesadaran Asuransi

Sementara itu, Ogi juga menyoroti bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi masih rendah. Banyak yang menganggap asuransi sebagai kewajiban, bukan kebutuhan, sehingga hal ini berdampak pada rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. “Asuransi masih dianggap sebagai kewajiban, bukan kebutuhan. Porsi aset asuransi di PDB kita masih kurang dari 5%, yang menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang belum menganggap asuransi sebagai bagian penting dari perlindungan finansial mereka,” katanya.

OJK terus berupaya untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi asuransi di Indonesia dengan berbagai inisiatif, termasuk penguatan proteksi terhadap barang milik negara. Ogi menekankan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat asuransi, terutama dalam menghadapi berbagai risiko yang mungkin terjadi.

Proteksi BMN Sebagai Langkah Strategis

Langkah untuk memperluas cakupan asuransi BMN merupakan salah satu strategi yang diharapkan dapat mendorong penetrasi asuransi di Indonesia. Selain melindungi aset negara, langkah ini juga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi dalam melindungi berbagai risiko yang ada, baik yang bersifat individu maupun institusional.

Dengan adanya proteksi yang lebih luas terhadap barang milik negara dan upaya OJK untuk meningkatkan kesadaran asuransi, diharapkan penetrasi asuransi di Indonesia dapat tumbuh lebih signifikan di masa depan, memberi perlindungan lebih kepada masyarakat, dan berkontribusi terhadap penguatan perekonomian nasional.

Source : https://finansial.bisnis.com/read/20241120/215/1817456/perluas-penetrasi-asuransi-ojk-harap-pemerintah-proteksi-semua-aset-negara 

Pastikan bisnis Anda terlindungi dengan baik bersama L&G Insurance Broker, mitra terpercaya Anda di bidang asuransi bisnis dan industri. Dengan pengalaman dan komitmen kami sebagai broker asuransi profesional di Indonesia, kami siap membantu Anda dalam memilih perlindungan yang tepat untuk menghadapi berbagai risiko.

Untuk semua kebutuhan asuransi bisnis Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami. Klik tombol WhatsApp atau kunjungi website kami di www.lngrisk.co.id.

Hubungi kami sekarang melalui WhatsApp di +62 811-8507-773, dan lindungi masa depan bisnis Anda bersama L&G Insurance Broker.

Most Popular

L&G Risk Construction Insurance Broker
To Top
L&G Insurance Broker Registered by
Otoritas Jasa Keuangan
KEP-667/KM.10/2012
Mau terhindar dari risiko rugi besar terhadap Kargo Anda?
Chat kami sekarang di WhatsApp untuk info lengkap!
Proses Cepat & Aman (Terjamin OJK)
L&G Insurance Broker Registered by OJK KEP-667/KM.10/2012
Proses Mudah & Aman (Terjamin OJK)
Mau terhindar dari risiko rugi besar terhadap Kargo Anda?
Chat kami di WhatsApp untuk info lengkap!