Industri Konstruksi

Resiko Proyek Wet Risk Tinggi? Siapa Takut..

Liga Asuransi – Sidang pembaca yang mulia, apa kabar? Mari kita lanjutkan diskusi kita tentang manajemen risiko dan asuransi. Kali ini kita akan membahas secara lengkap tentang wet risks.

Secara harfiah wet risk diterjemahkan sebagai pekerjaan basah. Hal ini berkaitan pekerjaan konstruksi dimana ada pekerjaan kering dan pekerjaan basah.

Wet risk resikonya jauh lebih tinggi dan tidak banyak perusahaan asuransi yang berminat. Berbeda dengan resiko kering resikonya jauh lebih rendah dan banyak perusahaan asuransi yang tertarik.

Resiko wet risk dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangan yang sangat besar atau pekerjaan dan material konstruksi yang sedang dikerjakan.

Karena resikonya yang demikian tinggi banyak para underwriter dari perusahaan asuransi agak menghindar ketika ditawarkan untuk menjamin proyek yang ada unsur wet risk atau risiko basahnya.

Penolakan oleh perusahaan asuransi ini menyebabkan kontraktor dan pemilik proyek enggan untuk memulai proyek karena resikonya harus ditanggung sendiri.

Sebagai broker asuransi senior, kami saya ingin membahas hal ini secara lengkap. Jika anda tertarik silahkan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.

Menurut pengalaman kami, jika kita dapat menjelaskan tentang kondisi proyek secara utuh, mulai dari desain, konsultan perencana, kondisi lapangan, pihak-pihak yang terlibat, penggunaan alat dan pengalaman dari kontraktor maka perusahaan asuransi akan tertarik untuk menjamin.

Definisi Wet Risk

Menurut ahli hukum, definisi wet risk sebagai berikut:

Wet Risk atau Risiko Basah adalah setiap pekerjaan di mana lebih dari lima belas (15) persen dari nilainya berada di dalam, di bawah, atau di atas air atau berada di bawah tanda air pasang surut mana pun. 

Istilah ini harus mencakup kontrak untuk pembangunan dermaga, dermaga, marina, causeway, pemecah gelombang, dermaga, dermaga kering, dan pipa lepas pantai ketika terhubung langsung ke fasilitas di pantai dan pengembangan kanal. Kontrak Risiko Basah tidak termasuk Kontrak Lepas Pantai.

Industri asuransi Wet risk juga dikelompokkan ke dalam “marine works” yang meliputi pekerjaan sebagai berikut:

  • breakwater construction (offshore)
  • dock (maritime) – impounded and dry docks
  • harbor
  • jetty
  • pier
  • wharf

Kenapa Wet Risks menakutkan bagi perusahaan asuransi?

Perlu diketahui bahwa pekerjaan konstruksi di dalam air menimbulkan banyak kesulitan terutama jika berada tempat-tempat yang cukup dalam selama konstruksi. Untuk menghindari resiko maka fokusnya adalah menciptakan lingkungan kerja yang kering dan bebas air untuk bekerja sedemikian rupa sehingga stabilitas struktural tidak terganggu.

Teknik pembuatan beton di bawah air mempunyai tantangan yang besar. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan pengangkutan, pemadatan, kontrol kualitas, penyelesaian dan akurasi semuanya harus dilakukan dengan cermat dan sukses di lingkungan yang berbeda, dan seringkali sulit.

Perlu diketahui bahwa saat ini teknik yang banyak digunakan untuk pekerjaan wet risks adalah Caissons dan cofferdams.

Caisson adalah penahan, struktur kedap air misalnya, untuk mengerjakan pondasi dermaga, jembatan, untuk pembangunan bendungan beton, atau untuk konstruksi galangan perbaikan kapal.

Caissons dimasukkan ke dalam   air untuk mengeluarkan air dan material semi-fluida selama proses penggalian pondasi dan yang selanjutnya menjadi bagian integral dari sub struktur. 

Cofferdam adalah selungkup dibangun di dalam lingkungan air memungkinkan air dipindahkan dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang kering. 

Teknik ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan konstruksi dan perbaikan anjungan minyak, pekerjaan jembatan dan bendungan.

Cofferdam biasanya merupakan struktur baja yang dilas yang bersifat sementara, dibongkar setelah pekerjaan selesai. Komponennya terdiri dari sheet pile, wales, dan cross braces.

Memahami Metode caisson

Cara kerja Metode caisson yaitu dengan memindahkan beban yang diberikan oleh struktur bangunan ke lapisan yang kokoh dan lebih dalam. 

Pondasi Caisson paling sering digunakan untuk pondasi jembatan, tetapi kadang-kadang digunakan dalam konstruksi bangunan.

Caissons biasanya terbuat dari beton bertulang dengan berbagai bentuk penampang, tergantung pada kebutuhan. Dibangun  dengan tujuan agar air dapat dipompa keluar dan menjaga lingkungan kerja tetap kering.

Ukuran dinding luar caisson cukup besar harus memiliki tebal minimal 1 meter, dan caissons harus memiliki dinding yang kaku secara horizontal dan vertikal.

Memahami cara kerja Cofferdam

Cofferdam adalah struktur sementara yang dirancang untuk menjaga air dan / atau tanah keluar dari penggalian di mana dermaga, jembatan atau struktur lainnya dibangun. 

Dengan adanya cofferdam pekerjaan konstruksi bisa dilakukan di bawah air, sebuah cofferdam dibangun untuk memberikan para pekerja lingkungan kerja yang kering.

Cofferdams dapat dibuat dengan memasang turap di sekitar area yang ditentukan atau dengan merendam struktur pra-pabrikasi yang terbuat dari beton, baja, atau kombinasi beton dan baja.

Sekarang cofferdam juga tersedia dalam bentuk struktur baja fabrikasi yang diangkat ke tempat ke lokasi kerja dengan tongkang derek bertenaga listrik, atau struktur beton pracetak yang diapungkan ke tempatnya dan dipasang di bagian bawah.

Teknis Penempatan Beton di Bawah Air 

Persyaratan teknis pembetonan bawah air meliputi metode dan teknik penempatan, urutan penempatan, tata letak penempatan peralatan, finishing, dan proteksi beton. 

Perencanaan penempatan beton harus mencakup subjek detail yang relevan serta logistik konstruksi (hubungan antara berbagai operasi beton dan hubungannya dengan operasi konstruksi lainnya)

Memahami Resiko Pekerjaan Bawah Air (Wet risks) 

Untuk memahami risiko-risiko yang dihadapi oleh pekerjaan Wet Risk, berikut mari kita lihat risikonya satu-persatu:

Bencana Alam

Kondisi cuaca dapat berubah dengan cepat dan itu dapat mempengaruhi pekerjaan konstruksi. Sebagian besar pekerjaan wet risk baik yang berada di laut, sungai, atau danau harus dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal seperti kapal keruk, kapal derek dan kapal motor tunda. 

Jika tiba-tiba cuaca buruk datang, semua kapal konstruksi harus ditarik ke tempat penampungan dan pekerjaan terpaksa dihentikan. Hal tersebut dapat menyebabkan keterlambatan dalam kegiatan kritis, sehingga cuaca buruk akan menjadi salah satu risiko utama yang dihadapi oleh kontraktor.

Kecelakaan bagi pekerja 

Seorang penyelam dalam proyek dilaut, sungai, atau danau sangat penting, karena hanya penyelam yang dapat menggambarkan situasi di bawah air. Akibatnya tugas mereka sangat berbahaya sehingga biaya asuransinya sangat tinggi.

Desain/Rancangan

Komunikasi yang sempurna antara perancang dan kontraktor sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembangunan konstruksi proyek khususnya Wet Risk. 

Keterlambatan dalam memberikan informasi kepada kontraktor adalah kesalahan yang paling kontroversial dan menarik untuk dicatat bahwa semakin besar skala proyek, kemungkinan besar penundaan konstruksi terjadi. 

Selain itu, insinyur juga menginstruksikan banyak instruksi yang berbeda-beda kepada kontraktor. Hal ini mempengaruhi kemajuan konstruksi yang direncanakan dari tahap pra kontrak.

Pekerjaan Konstruksi

Untuk proyek besar termasuk wet risk, biasanya akan melibatkan subkontraktor hampir di semua bagian proyek.

Perlu diketahui juga bahwa sistem subkontrak sering menyebabkan banyak masalah serius yang menyebabkan kelebihan waktu proyek seperti pasokan tenaga kerja yang tidak mencukupi. 

Hal ini karena subkontraktor biasanya mengalokasikan sumber daya manusia mereka ke proyek yang berbeda untuk memaksimalkan keuntungan mereka. disebabkan pekerjaan telah diserahkan kepada mereka, kontraktor utama tidak memiliki kewenangan untuk memengaruhi kebijakan subkontraktor.

Selain itu ada kemungkinan kwalitas tenaga kerja yang ditempatkan di proyek wet risks kurang memadai sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Apa saja resiko dari pekerjaan wet risks?

Meskipun kontraktor dan subkontraktor sudah berusaha menurunkan tingkat resiko, akan tetapi masih ada potensi terjadinya resiko.

Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadi resiko:

  • Informasi terlambat atau instruksi yang disampiakan oleh para insinyur.
  • Kondisi bawah air berbeda dari asumsi tender.
  • Kondisi cuaca buruk yang sangat buruk.
  • Kurangnya pengalaman teknis.
  • Tidak tersedianya material, mesin-mesin atau tenaga kerja.

Hampir semua proyek menemukan situasi bawah air berbeda dari asumsi dokumen tender. Sebelum tender proyek, kontraktor seharusnya memprediksi kondisi bawah air di sekitar kawasan. 

Terjadinya risiko fisik, misalnya kerusakan pada peralatan dan cedera tenaga kerja, terutama disebabkan oleh kecerobohan pekerja, yang sebenarnya dapat dikendalikan dengan pelatihan dan pengembangan. 

Teknik mitigasi Risiko

Berikut ini beberapa teknik mitigasi resiko yang perlu dilakukan:

  • Berkoordinasi secara erat dengan pihak lain
  • Memberikan pengawasan yang ketat kepada bawahan
  • Mengacu pada pengalaman sebelumnya
  • Mengadopsi analisis risiko kuantitatif
  • Mengadopsi penilaian subjektif
  • Mengumpulkan informasi terbaru
  • Mentransfer atau berbagi risiko dengan pihak lain
  • Merencanakan metode alternatif
  • Nemberikan pelatihan yang sesuai untuk pekerja

Rekomendasi perbaikan resiko

Beberapa rekomendasi yang disarankan untuk mengurangi kemungkinan risiko dan memperbaiki situasi jika risiko ditemui untuk proyek wek risk  di laut, sungai, atau danau:

  • Mempekerjakan karyawan berpengalaman untuk proyek
  • Untuk berkomunikasi dengan pihak proyek lainnya melalui pertemuan rutin untuk memastikan proyek berjalan dengan baik
  • Untuk melakukan penilaian risiko pada tahap proyek awal dengan menyediakan metode komprehensif untuk menyelesaikan situasi risiko yang berbeda
  • Untuk memberikan perencanaan awal pada tahap proyek awal dalam memeriksa kemungkinan risiko yang mungkin dihadapi.
  • Untuk memberikan program pelatihan dan pengembangan kepada karyawan.
  • Untuk mengumpulkan informasi terkini sebelum proyek dimulai.

Hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan Underwriter 

Untuk setiap potensi resiko yang dapat terjadi, pihak underwriter perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Bahaya Alam dan Bahaya Kebakaran

Pekerjaan konstruksi pada umumnya berkaitan dengan kondisi alam, seperti lembah dalam, sungai, danau, bahkan sebagian laut, atau yang memiliki kondisi geologi atau topografi yang menuntut perhatian khusus.

Sesuai sifatnya, bangunann yang sedang dibangun sangat rentan terhadap berbagai bahaya alam. Misalnya pembangunan Jembatan yang sedang dibangun dapat terkena dampak banjir, gempa bumi, angin topan, tanah longsor, dan bahkan petir.

Seperti yang telah kita ketahui dari pembangunan jalan, pekerjaan konstruksi jembatan dengan bahaya alam yang paling penting terkait dengan frekuensinya terjadinya banjir.

Petir dan Kilat

Mungkin resiko petir bukan resiko utama. Akan tetapi, material baru, seperti serat karbon, tembaga yang dapat digunakan pada kabel untuk kontruksi, membutuhkan tindakan khusus yang mempertimbangkan sifat material. instalasi perlindungan Petir yang memadai dipasang dalam hal apapun harus dilaksanakan.

Kebakaran

Bekisting kayu dan pekerjaan sementara masih banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Ini menunjukkan risiko kebakaran yang signifikan. 

Perhatian khusus harus diberikan saat pengelasan atau pemotongan untuk tulangan baja dilakukan. Karena tulangan baja yang biasanya sangat padat dan panas hampir tidak mungkin untuk segera dapat dipadamkan kecuali jika ada peralatan pemadam kebakaran siaga yang memadai. 

Salah Desain, Material dan Pengerjaan

Bentuk Bangunan dapat bervariasi dari struktur yang cukup sederhana hingga beberapa struktur paling canggih dalam teknik sipil. Oleh karena itu, risiko yang terlibat dalam desain juga akan sangat besar.

Desain bangunan harus memenuhi persyaratan utama:

  • Anggaran keseluruhan tersedia
  • Daya tahan dan masa hidup bangunan
  • Fungsi arsitektural dan estetika.
  • Geometri lokasi
  • Kesesuaian untuk penggunaannya misalnya untuk jembatan kendaraan, jembatan kereta api, dermaga, atau bendungan, dll.
  • Kondisi tanah dan laut / sungai / danau
  • Pembangunan Bangunan dibatasi oleh:
  • Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan struktur

Ini adalah peran desainer untuk menemukan solusi optimal, dengan mempertimbangkan semua hal di atas.

Aspek Kewajiban Pihak Ketiga

Terkadang bangunan yang sedang dibangun melintasi saluran sungai. Untuk proyek-proyek seperti itu, permintaan perluasan pertanggungan untuk memasukkan pertanggungan TPL sangat umum dan jumlah yang biasanya dibutuhkan per kejadian cenderung sedang hingga besar, yaitu antara US $ 5 Juta hingga S 20 Juta. 

Contractors Plant and Equipment (CPE)

Bergantung pada sifat pekerjaan konstruksi, berbagai macam mesin bergerak dan mill stasioner yang digunakan. Secara umum peralatan pemindah tanah dan batuan, mesin penggerak tiang dan bor, crane stasioner dan bergerak, pengaduk beton, perancah, perkakas, rumah sementara, kantor, gudang dan bengkel, dll.

Mengapa untuk asuransi konstruksi Wet Risk Anda harus menggunakan jasa Broker Asuransi?

Pembangunan wet risks bukanlah pekerjaan yang mudah dan berisiko tinggi. Tidak banyak perusahaan asuransi yang mau memberikan perlindungan asuransi. 

Dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman asuransi yang luas dalam asuransi teknik dan pengetahuan tentang manajemen risiko sehingga pertanggungan asuransi dimaksimalkan.

Cara terbaik untuk mengatur asuransi untuk pembangunan wet risks adalah dengan selalu menggunakan jasa perusahaan pialang asuransi resmi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pialang asuransi merancang program asuransi yang paling sesuai dengan kondisi risiko proyek Anda. Temukan perusahaan asuransi yang dapat menanggung risiko dengan tingkat premi yang kompetitif.

Manfaat penting menggunakan layanan dari perusahaan pialang asuransi adalah Anda akan mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan klaim secara gratis. Broker asuransi juga bertindak sebagai advokat Anda untuk penyelesaian klaim asuransi.

Salah satu perusahaan broker asuransi dengan pengalaman yang luas di bidang asuransi konstruksi di Indonesia adalah L&G Insurance Broker.

Untuk semua kebutuhan asuransi proyek Anda, silakan hubungi L&G sekarang!

Sources:


Mencari Produk Asuransi? Jangan Buang Waktu Anda dan Hubungi Kami Sekarang Juga

HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (Call – Whatsapp – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id

 

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012