Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa. Di minggu terakhir bulan Februari 2021 ditandai dengan terjadinya banjir bandang di beberapa wilayah di pulau Jawa. Jakarta yang selama dua minggu sebelumnya luput dari genangan air akhirnya minggu lalu merasakan juga dampak dari musibah ini. Semoga setelah ini banjir berakhir dan kehidupan dapat berjalan seperti biasa.
Seperti biasa di awal pekan ini akan akan suguhkan berita-berita tentangan Government dan OJK Insurance news Update date.
Ada beberapa perkembangan yang terjadi di seputar OJK dan pemerintah selama minggu lalu. Yang paling menarik perhatian adalah pergantian direksi di BPJS Kesehatan. Seminggu sebelumnya ada berita yang dimuat di beberapa media mengenai BPJS Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan kinerja keuangan yang sangat fantastis. Dari sebelumnya minus triliunan menjadi surplus belasan triliun. Suatu kinerja yang luar biasa.
Untuk penjelasan lebih lanjut, kami sudah siapkan empat berita pilihan seputar OJK dan Pemerintahan untuk Anda. Jika Anda tertarik dengan informasi ini silahkan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.
-
Perpanjangan Relaksasi Pemasaran PAYDI Gairahkan Industri Asuransi
Liputan6.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya menggairahkan industri asuransi jiwa di tahun kerbau logam. Berbagai kebijakan relaksasi diterbitkan OJK demi mendorong pertumbuhan bisnis asuransi.
Salah satunya adalah memperpanjang relaksasi pemasaran Produk Asuransi yang Diasuransikan (PAYDI) atau lazim disebut unit link secara online. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan bisnis asuransi jiwa di tengah pandemi Covid-19.
Sebelumnya, pada Mei tahun lalu, OJK telah menerbitkan aturan penyesuaian teknis pelaksanaan pemasaran produk PAYDI. Dengan beleid tersebut, perusahaan asuransi konvensional maupun syariah bisa menggunakan sarana digital atau media elektronik untuk memasarkan produk unitlink.
Kebijakan OJK memperpanjang relaksasi pemasaran unit link secara digital dinilai positif oleh sejumlah kalangan. Pengamat Asuransi dari Sekolah Tinggi Asuransi Trisakti Azuarini Diah mengatakan, kebijakan OJK tersebut mampu menekan dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap asuransi jiwa.
Hanya saja, dia mengingatkan, pelonggaran pemasaran unit link secara digital itu tetap harus tetap dilAndasi dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini, terutama dalam memberikan layanan kepada para calon pemegang polis yang belum memahami secara baik produk unitlink. Apalagi, di tengah ketidakpastian ekonomi selama masa pandemi.
Hal itu, terutama edukasi tentang dana investasi nasabah yang ditempatkan di instrumen pasar modal yang berisiko tinggi. “Karena itu, penting sekali bagi perusahaan asuransi memberikan edukasi kepada calon nasabah terkait produk PAYDI yang dijualnya,” kata Azuarini di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Edukasi yang benar dan menyeluruh kepada calon nasabah sangat penting. Karena bisa meningkatkan performa penjualan produk unit link yang dipasarkan. Dia memproyeksi, kontribusi penjualan unitlink diperkirakan akan terus meningkat di tahun ini.Menurut Azuarini, selain kondisi pandemi yang belum menentu kapan berakhirnya, maraknya berbagai kasus yang menimpa sejumlah perusahaan asuransi turut berdampak terhadap turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.
“Karena itu, sangat penting perusahaan asuransi memberikan edukasi produk PAYDI,” ujarnya.Edukasi via digital
Azuarini menambahkan, salah satu bentuk edukasi yang harus dilakukan perusahaan asuransi agar masyarakat lebih memahami produk PAYDI adalah rutin menggelar sosialisasi literasi unit link lewat kanal digital.
Semisal dalam bentuk seminar atau webinar soal PAYDI. Di sisi lain, masyarakat juga dihimbau agar membaca polis secara seksama. Jika ada yang tidak dipahami, atau tidak sesuai dengan kebutuhan, maka nasabah dapat membatalkan polisnya sesuai ketentuan yang berlaku di polis.
-
Aset Indonesia Financial Group (IFG) tembus Rp 88,1 triliun
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau yang dikenal sebagai Indonesia Financial Group (IFG) saat ini mencatatkan aset sebesar Rp 88,1 triliun. Dengan total dana portofolio investasi mencapai Rp 52,1 triliun.
Dengan nilai aset itu, IFG dinilai mempunyai peran penting dalam menopang perekonomian nasional melalui transfer risiko, penguatan fungsi investasi dan perbaikan kelayakan kredit.
“Secara konsolidasi IFG memiliki aset yang besar dan variasi produk asuransi, penjaminan dan investasi yang lengkap,” kata Direktur Utama IFG Robertus Bilitea, dalam keterangan resmi, Jumat (19/2).
Sebagai salah satu holding yang membawahi lini usaha asuransi, penjaminan dan produk keuangan pasar modal, IFG mempunyai andil besar dalam menciptakan sebuah kekuatan baru di industri keuangan non-bank di Indonesia.
Menurutnya, kehadiran IFG sebagai kekuatan baru di industri keuangan non-bank dapat menciptakan nilai tambah baru industri keuangan non-bank di Indonesia baik dari sisi aspek strategis, market positioning, aspek finansial, maupun aspek manajemen risiko, dan tata kelola.
Sebagai induk holding, IFG memiliki sembilan entitas anak perusahaan. Anak perusahaan di bidang asuransi dan penjaminan ialah PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Sementara di bidang pasar keuangan pasar modal dan manajemen properti ialah PT Graha Niaga Tata Utama, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Artha Ventura, dan PT Bahana Kapital Investa.
“Untuk Asuransi umum saat ini posisi market share kami sudah nomor satu, begitu juga dengan lini bisnis penjaminan,” ungkapnya.
Robertus mengaku optimistis dapat menjadi penggerak ekosistem finansial yang inklusif dan berkelanjutan. Hal itu selaras dengan visi perusahaan menjadi salah satu grup keuangan non perbankan yang terbesar di Asia tenggara yang sehat, terpercaya dan dikelola dengan tingkat prudensial yang tinggi.
Berbagai strategi telah disiapkan untuk menunjang pencapaian target perusahaan. Inisiatif tersebut antara lain sinergi antar ekosistem holding, inovasi model bisnis, Integrasi dan digitalisasi data, hingga peningkatan kemampuan risk arbitrage dan aktuaria.
IFG berkomitmen menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, investasi, dan penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas.
Untuk memperkuat ekosistem yang telah ada, ke depan IFG juga akan menghadirkan IFG life, perusahaan asuransi yang fokus di layanan asuransi jiwa dan kesehatan.
Kehadiran IFG Life juga merupakan salah satu langkah strategis mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada industri asuransi, khususnya asuransi BUMN. IFG life akan menjalankan amanah dalam pengelolaan polis Jiwasraya yang telah melalui tahapan restrukturisasi.
“Kami optimistis IFG Life dapat diterima masyarakat sebagai perusahaan asuransi baru dengan produk-produk yang aman, menguntungkan, dengan pelayanan yang berkualitas,” tutupnya.
Ada relaksasi PPnBM Mobil, ini harapan Asuransi Jasindo
-
Ada relaksasi PPnBM Mobil, ini harapan Asuransi Jasindo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) berharap relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) mobil bisa mengerek penjualan mobil. Apalagi kebijakan itu seiring dengan momentum Ramadhan dan Lebaran. Dengan begitu bisa mengangkat pula bisnis asuransi kendaraan.
Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan, petunjuk pelaksanaan atas kebijakan tersebut masih belum dirilis. Ia berharap agar segera dirilis dalam waktu dekat, sehingga dapat lebih terlihat skema pastinya.
Ia menyebutkan, secara porsi penjualan mobil untuk kelas 1.500 cc ke bawah mencapai sekitar 40% dari total penjualan mobil nasional. Sehingga meningkatnya penjualan mobil pada kelas ini tentunya diharapkan dapat memberikan stimulus pada industri otomotif nasional.
Ini juga seiring dengan target Gaikindo yang memperkirakan penjualan unit mobil sebanyak 750.000 unit di tahun 2021. Semakin menggeliatnya industri otomotif diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama dan sepanjang tahun 2021.
“Jasindo pada tahun 2020 walaupun secara perolehan premi mengalami penurunan, namun berhasil menekan combine rasio turun sebesar 6%, hal ini juga seiring dengan program shifting portofolio yang telah diinisiasi pada tahun 2020 yang lebih fokus pada bisnis B2C,” kata Diwe kepada Kontan.co.id pada Rabu (17/2).
-
Jadi Dirut Baru BPJS Kesehatan, Ini Janji Ali Ghufron Mukti Ali
Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyatakan bahwa jajaran direksi baru akan fokus meningkatkan kualitas layanan dan menjaga keberlangsungan program jaminan kesehatan nasional atau JKN. Hal tersebut disampaikan oleh Ali usai jajaran direksi BPJS Kesehatan dilantik Presiden Joko Widodo pada Senin (22/2/2021) di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pelantikan itu menyusul terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) 37/P 2021 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengawas dan Keanggotaan Direksi BPJS Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2021–2026. Ali menilai bahwa jajaran direksi lama telah berhasil meningkatkan akses masyarakat terhadap BPJS Kesehatan, terlihat dari tingkat utilisasi yang naik cukup signifikan.
Namun, sejumlah pekerjaan rumah tetap menanti jajaran direksi baru dan harus segera diselesaikan. Menurutnya, fokus utama jajaran direksi di bawah nahkodanya adalah peningkatan kualitas layanan JKN dengan inovasi teknologi dan sistem informasi. Salah satu permasalah krusial adalah antrian peserta JKN yang lama, sehingga mengganggu pelayanan kesehatan. “Keseluruhan customer journey akan kami tingkatkan dengan inovasi teknologi, interface sistem informasi, sehingga antrian [peserta] tidak lagi enam jam dan bisa lebih cepat,” ujar Ali dalam keterangan pers usai pelantikan, Senin (22/2/2021).
Isu lainnya yang menjadi perhatian Ali adalah aspek kepesertaan. Dia berharap terdapat rasa kepemilikan dan keterlibatan dari semua pihak terhadap JKN, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi terkait, pemerhati jaminan sosial, hingga perguruan tinggi
Jajaran direksi baru BPJS Kesehatan pun memiliki target untuk menjaga keberlangsungan sistem jaminan sosial dengan dana yang cukup. Seperti diketahui, BPJS Kesehatan terus menghadapi persoalan defisit akut yang akhirnya menemui titik terang pada penghujung 2020. “Kemarin sudah disampaikan ada surplus sekitar Rp 18 triliun, tetapi juga pada saat yang sama sebetulnya dari sisi laporan net asset kita masih defisit sekitar Rp7 triliun, oleh karena itu akan kami tingkatkan kelolaan yang lebih baik,” ujar Ali.
Informasi ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker. A smart Insurance Broker.