Liga Asuransi – Hallo risk takers, dii minggu ke-1 bulan Februari 2024 ini kita kembali kita bahas mengenai dunia asuransi, karena asuransi bukan hanya terbatas pada objek kendaraan dan jiwa saja, terutama untuk cakupan perlindungan bisnis, asuransi masih sangat luas jangkauannya. Pada minggu pertama ini di bulan Februari 2024 ini kami kembali mengumpulkan 7 berita pilihan terkait asuransi yang bagus untuk Anda ketahui.
Seperti biasanya, jika anda tertarik dengan artikel ini, silahkan untuk bagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka dapat memahaminya sama seperti Anda.
Menatap Masa Depan: Pemulihan dan Prospek Cerah Sektor Keuangan Indonesia
Tantangan global selalu menjadi ujian bagi keberlangsungan sektor keuangan suatu negara. Dalam konteks Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan uji ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko yang mengintai. Dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, menyoroti perlunya perusahaan-perusahaan di sektor keuangan untuk terus memperhatikan faktor-faktor risiko dan menjalankan uji ketahanan secara berkala.
Pertemuan KSSK, yang melibatkan berbagai tokoh penting dalam sektor keuangan, menjadi wadah untuk merumuskan kebijakan pencegahan dan penanganan krisis finansial. Namun, di tengah ketidakpastian global, industri perbankan Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Modal yang solid dan rasio kecukupan modal yang tinggi menjadi pendorong utama dalam menjaga stabilitas sektor ini.
Tidak hanya sektor perbankan, namun pasar modal Indonesia juga menunjukkan kinerja yang positif. Dukungan investor domestik yang semakin meningkat, ditambah dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang signifikan, memberikan angin segar bagi pasar modal domestik. Meskipun terjadi penjualan bersih oleh investor asing, namun pertumbuhan IHSG yang signifikan dan nilai kapitalisasi pasar yang terus bertambah menandakan bahwa pasar modal Indonesia tetap menarik bagi investor.
Pemulihan ekonomi yang stabil juga tercermin dari penurunan jumlah kredit restrukturisasi Covid-19, menunjukkan bahwa sektor-sektor usaha mulai pulih dari dampak pandemi. Selain itu, kualitas kredit yang terjaga dengan baik serta likuiditas perbankan yang memadai menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas sektor keuangan.
Dengan semua pencapaian positif ini, OJK optimis bahwa ruang pertumbuhan bagi industri keuangan Indonesia masih sangat luas. Dengan menjaga kewaspadaan dan terus melakukan inovasi, sektor keuangan Indonesia siap memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Markel Group: Melangkah Maju dengan Ketangguhan di Tengah Tantangan Pasar
Markel Group, salah satu pemain utama dalam industri reasuransi global, mengumumkan kinerja keuangan tahun 2023 yang menarik perhatian. Meskipun laba underwriting mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, perusahaan ini berhasil mencatat pertumbuhan dalam volume premi bruto dan premi neto.
Menurut laporan yang dikutip dari Reinsurance News, laba underwriting Markel pada tahun 2023 mencapai US$132,7 juta, mengalami penurunan sebesar 79 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai US$626,6 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh perkembangan yang kurang menguntungkan pada cadangan kerugian tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, pertumbuhan volume premi bruto sebesar empat persen menjadi US$10,27 miliar dan premi neto meningkat dua persen menjadi US$8,4 miliar, menunjukkan bahwa Markel tetap berhasil mempertahankan pertumbuhan bisnisnya.
Rasio gabungan grup naik menjadi 98,4 persen dari 91,7 persen pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh rasio kerugian atrisi yang lebih tinggi. Namun, dalam menghadapi tantangan seperti kebakaran hutan di Hawaii dan Badai Idalia, Markel tetap menunjukkan ketangguhan dengan melaporkan laba komprehensif sebesar US$2,3 miliar untuk tahun 2023, dibandingkan dengan kerugian sebesar US$1,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini didukung oleh keuntungan investasi yang mencapai US$1,5 miliar, menandakan bahwa strategi investasi perusahaan ini memberikan hasil yang positif.
Dalam menghadapi dinamika pasar yang tidak pasti, Markel Group terus membangun ketangguhan dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat posisinya di pasar reasuransi global.
Source: https://mediaasuransinews.co.id/asuransi/laba-underwriting-markel-group-anjlok-79-di-2023/
Prestasi Gemilang TUGU Asuransi: Kinerja Unggul dan Kekuatan Modal di Tahun 2023
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) meraih kesuksesan gemilang pada tahun 2023 dengan pencapaian kinerja yang mengesankan. Bahkan, prestasi yang diraih oleh TUGU berhasil melampaui pencapaian industri asuransi umum dan reasuransi yang juga menunjukkan pertumbuhan yang solid.
Menurut data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total aset industri asuransi dan reasuransi mencapai Rp 244 triliun hingga akhir triwulan III-2023, mencatatkan pertumbuhan sebesar 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan nilai investasi yang mencapai Rp 118 triliun, meningkat sebesar 8,7% secara tahunan. Sementara itu, modal industri asuransi dan reasuransi juga mengalami peningkatan sebesar 7,7% menjadi Rp 83 triliun.
TUGU berhasil menonjol di antara banyaknya perusahaan asuransi umum di Indonesia dengan pencapaian kinerja yang mengesankan. Total aset TUGU untuk induk saja mencapai Rp 15,3 triliun per akhir September 2023, naik sebesar 18,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan industri, sehingga pangsa pasarnya dari sisi aset meningkat dari 6,6% menjadi 7,4%.
Selain itu, pertumbuhan aset TUGU juga didorong oleh kenaikan nilai investasi tahunan sebesar 38,6%, mencapai Rp 7,9 triliun pada akhir September 2023. Tidak hanya itu, rasio profitabilitas TUGU juga unggul dibandingkan dengan industri, dengan nilai return terhadap modal (ROE) dan return terhadap aset (ROA) yang mencapai 17% dan 7% secara berturut-turut.
Keunggulan TUGU tidak hanya terletak pada faktor pertumbuhan dan profitabilitas, tetapi juga dari sisi permodalan yang kokoh. Dengan nilai ekuitas konsolidasian hampir mencapai Rp 24 triliun dan nilai Risk Based Capital (RBC) induk sebesar 570% di 9M23, TUGU memiliki kemampuan yang besar dalam menghadapi risiko.
Dengan pencapaian yang gemilang ini, TUGU optimis akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2023 dan melihat prospek yang positif di tahun 2024. Perusahaan ini bahkan memiliki peluang untuk kembali melampaui industri dengan strategi yang terfokus pada digitalisasi, efisiensi, dan ekspansi ke segmen non-captive.
Menghadapi Tantangan Baru Industri Asuransi Bersiap Hadapi Badai Risiko Digital
Dalam lanskap global yang terus berubah, industri asuransi dihadapkan pada tantangan baru yang datang dari berbagai arah. Menurut laporan terbaru Global Forecast 2024 dari firma hukum Kennedys, risiko geopolitik yang dipicu oleh deglobalisasi menjadi salah satu ancaman utama bagi industri ini.
Namun, tantangan tidak hanya datang dari geopolitik. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) juga membawa risiko baru bagi perusahaan asuransi. Meskipun AI memiliki potensi untuk memperbaiki layanan dan efisiensi, penggunaannya yang tidak etis dapat menghasilkan bukti palsu dalam klaim penipuan, mengakibatkan kerugian signifikan bagi perusahaan dan klien mereka.
Selain itu, faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) juga menjadi perhatian yang semakin meningkat. Hilangnya keanekaragaman hayati menjadi salah satu contoh yang diakui dalam laporan Kennedys. Ini menyoroti pentingnya perusahaan asuransi untuk memperhitungkan dampak lingkungan dalam menilai risiko dan menetapkan kebijakan.
Laporan tersebut juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana kegagalan sistem AI dapat menyebabkan klaim yang merugikan. Mulai dari kebakaran karena robot pembersih gudang yang ceroboh hingga kerugian finansial karena chatbot AI yang diretas, tantangan ini menunjukkan kompleksitas baru yang dihadapi oleh industri asuransi.
Bagi wilayah Asia Pasifik, serangan siber, inflasi, dan otomatisasi diidentifikasi sebagai potensi ancaman klaim di masa depan. Hal ini menyoroti pentingnya bagi perusahaan asuransi untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola risiko-risiko baru ini.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, perusahaan asuransi perlu meningkatkan kewaspadaan mereka, mengembangkan kebijakan yang responsif, dan mengadopsi teknologi yang aman dan etis. Hanya dengan langkah-langkah ini, industri asuransi dapat tetap relevan dan berdaya tahan di era digital yang terus berubah.
BRI Life: Komitmen Terhadap Kepuasan Nasabah Melalui Pembayaran Klaim dan Manfaat yang Tepat Waktu
PT Asuransi BRI Life (BRI Life), sebuah perusahaan asuransi jiwa milik pemerintah, telah menunjukkan dedikasinya dalam memenuhi kewajibannya kepada para pemegang polis dengan membayarkan klaim dan manfaat sebesar Rp5,59 triliun sepanjang tahun 2023. Direktur Operasional BRI Life, Yossie William Iroth, menyatakan bahwa jumlah pembayaran klaim dan manfaat ini mengalami peningkatan sebesar 10,59% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan perlindungan yang andal kepada nasabahnya.
Yossie menyoroti bahwa peningkatan klaim dan manfaat terjadi di semua kanal distribusi, dengan kenaikan masing-masing 4,17% untuk kanal distribusi, 23,99% untuk kanal in-branch, dan 15,96% untuk kanal corporate. Meskipun demikian, terdapat penurunan pada klaim dari kanal alternate dan agency sebesar 12,51% dan 22,04% secara berturut-turut.
Klaim terbesar yang dibayarkan berasal dari kanal distribusi asuransi jiwa kredit, menurut Yossie. Dia juga menekankan bahwa BRI Life terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pembayaran klaim dan manfaat, dengan mencapai tingkat kepatuhan terhadap Service Level Agreement (SLA) sebesar 98%. Pembayaran klaim dan manfaat dilakukan dengan cepat, di mana klaim produk tradisional diproses dalam waktu maksimal 5 hari kerja, sementara produk unit-linked dalam 9 hari kerja, dan klaim asuransi mikro dalam 3 hari kerja.
Yossie menegaskan bahwa kepatuhan ini merupakan bukti komitmen BRI Life dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya. Sebelumnya, Plt Direktur Utama BRI Life, I Dewa Gede Agung, menjelaskan bahwa pada tahun 2023, perusahaan ini memperbaiki portofolio produknya untuk lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan BRI. Dengan demikian, BRI Life tidak hanya menegaskan keberhasilannya dalam memenuhi kewajiban finansial kepada nasabah, tetapi juga komitmennya dalam memberikan perlindungan yang andal dan tepat waktu.
OJK Mendorong Kewaspadaan Terhadap Risiko: Industri Keuangan Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengajukan permintaan kepada sektor jasa keuangan untuk senantiasa mengantisipasi faktor-faktor risiko yang berpotensi memengaruhi kinerja ke depan. Dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya melakukan uji ketahanan secara berkala untuk mengukur kemampuan sektor dalam menanggulangi potensi risiko yang mungkin terjadi.
KSSK, yang terdiri dari para pengambil kebijakan sektor keuangan, bertindak sebagai koordinator untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan dalam menghadapi krisis sistem keuangan. Risiko-risiko yang diuji mencakup pelemahan perekonomian China, eskalasi tensi geopolitik, fluktuasi harga komoditas ekspor, dan nilai tukar rupiah.
Meskipun dihadapkan pada kondisi ketidakpastian global, industri perbankan Indonesia menunjukkan ketangguhan dan daya saing yang kuat pada tahun 2023. Dukungan dari permodalan perbankan yang solid tercermin dalam tingginya Capital Adequacy Ratio (CAR) sektor perbankan. Selain itu, kinerja pasar modal domestik juga menunjukkan kekuatan yang cukup, dengan pertumbuhan yang positif meskipun adanya prospek perlambatan ekonomi global.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja yang positif, menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara setelah Vietnam. Pertumbuhan jumlah investor pasar modal juga menggembirakan, mencapai angka double digit. Dengan berbagai capaian ini, OJK optimis bahwa ruang pertumbuhan bagi industri pasar modal Indonesia masih terbuka lebar untuk memberikan kontribusi yang optimal bagi perekonomian nasional.
Tantangan Menuju Standar Ekuitas: Pemain Asuransi Jiwa di Indonesia Berjuang Mencapai Persyaratan Modal Minimum
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkap bahwa sejumlah perusahaan asuransi jiwa masih berjuang untuk memenuhi standar minimum ekuitas sebesar Rp250 miliar yang ditetapkan oleh regulator. Meskipun demikian, mayoritas pemain asuransi telah mendekati angka tersebut, dengan kurang dari 10 perusahaan yang masih belum memenuhi ketentuan tersebut.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menyatakan bahwa perusahaan yang masih kurang modal masih memiliki waktu hingga akhir 2026 untuk mencapai target modal tersebut. Namun, keputusan terakhir berada di tangan pemegang saham, yang harus memutuskan apakah saatnya untuk menyuntikkan modal tambahan.
Meskipun proses peningkatan modal tampak visible dalam dua tahun ke depan, keputusan akhir tetap ditentukan oleh pemegang saham. Meski ada beberapa pemain yang masih menghadapi kekurangan modal, Budi memastikan bahwa jumlah mereka tidak terlalu banyak.
Dalam upaya mencapai persyaratan modal minimum, pemegang saham harus mempertimbangkan investasi yang sesuai dengan profil risiko perusahaan. Dengan peraturan OJK yang menetapkan standar ekuitas minimum, industri asuransi jiwa diharapkan dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi tantangan masa depan.
Artikel ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker, broker asuransi Indonesia..
—
MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG
24 JAM L&G HOTLINE: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
Email: customer.support@lngrisk.co.id
—