Liga Asuransi – Sejak pertama kali diumumkan secara resmi mengenai keberadaan wabah COVID-19 di Indonesia pada awal Maret 2020, hingga saat ini sudah hampir empat bulan wabah ini mengganggu ekonomi kita.
Salah satu dampak dari wabah COVID-19 adalah terganggunya perdagangan dalam negeri dan juga perdagangan export-import secara internasional.
Saat ini banyak negara yang mengalami kesulitan ekonomi, akibatnya resiko perdagangan antar negara meningkat antara lain seperti terjadinya gagal bayar (non payment), penundaan pembayaran, barang tidak diterima dan lain sebagainya.
Di lain pihak perusahaan/produsen barang tetap menginginkan adanya peningkatan volume penjualan melalui export untuk meningkatkan pendapatan.
Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan https://www.kemendag.go.id/ sentiasa berusaha mencari terobosan untuk pembukaan pasar export baru dan sembari mendorong para exportir untuk untuk memaksimalkan pembukaan pasar baru.
Para pengusaha yang tergabung di dalam Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) https://kadin.id/ secara bersama-sama juga terus mencari pasar-pasar baru melalui pengembangan informasi dan sinergi dengan beberapa exportir.
Menurut statistik yang yang keluarkan oleh Badan Pusat Statis https://www.bps.go.id/ rincian volume export Indonesia pada bulan Mei 2020 adalah sebagai berikut:
- Nilai ekspor Indonesia Mei 2020 mencapai US$10,53 miliar atau menurun 13,40 persen dibanding ekspor April 2020. Demikian juga dibanding Mei 2019 menurun 28,95 persen.
- Ekspor nonmigas Mei 2020 mencapai US$9,88 miliar, turun 14,81 persen dibanding April 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Mei 2019, turun 27,81 persen.
- Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Mei 2020 mencapai US$64,46 miliar atau menurun 5,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$60,97 miliar atau menurun 3,50 persen.
- Penurunan terbesar ekspor nonmigas Mei 2020 terhadap April 2020 terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$382,5 juta (40,90 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$130,6 juta (18,11 persen).
- Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari– Mei 2020 turun 0,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 21,02 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik 5,63 persen.
- Ekspor nonmigas Mei 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,21 miliar, disusul ekspor ke Amerika Serikat sebesar US$1,09 miliar dan ke Jepang sebesar US$0,83 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,82 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$0,89 miliar.
- Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Mei 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$10,48 miliar (16,26 persen), diikuti Jawa Timur dengan nilai US$7,97 miliar (12,36 persen) dan Kalimantan Timur dengan nilai US$5,95 miliar (9,22 persen).
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa pada bulan Mei 2020 terjadi penurunan volume export nasional sebesar 13,40% dibandingkan dengan bulan April dan turun 28,95% dibandingkan dengan bulan Mei tahun 2019.
Untuk memulihkan ekonomi nasional, kita harus berusaha untuk memulihkan dan bahkan meningkatkan volume export untuk menambah penerimaan negara. Selain itu untuk memaksimalkan produksi dari industri dalam negeri untuk dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi serta menyerap bahan baku dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak.
Para export dituntut untuk lebih aktif dan memaksimalkan volume export ke negara baru atau dengan buyers baru di negara non tradisional. Pengembangan perdagangan dengan negara dan dengan buyer baru mendatang resiko atas kegagalan pembayaran. Untuk itu pengusaha perlu perlindungan dan jaminan yang dapat mengatasi jika resiko tersebut terjadi.
Solusi terbaik untuk mengatasi permasalah di atas adalah dengan mendapatkan jaminan Asuransi Kredit Perdagangan atau Trade Credit Insurance. Asuransi Kredit Perdagangan dirancang khusus untuk memberikan jaminan pembayaran kepada eksportir jika buyer (pembeli) di negara tujuan gagal melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian perdagangan antara eksportir dengan buyer.
Sebagai broker asuransi yang berpengalaman lebih dari 30 tahun, kami ingin membagikan pengetahuan dan pengalaman kami kepada Anda agar tetap bisa meningkatkan volume export tapi tetap bisa menekan resiko serendah mungkin.
Berikut ini 7 hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan anda memutuskan untuk pengembangan export:
- Trade with Confidence
Perdagangan adalah bisnis yang mempunyai banyak resiko, tapi kalau pedagang terlalu khawatir dan takut dengan resiko maka perusahaan tidak bisa berkembang dengan baik. Sebaliknya jika perusahaan terlalu berani mengambil resiko akibatnya perusahaan akan menghadapi potensi resiko kerugian yang besar. Oleh karena itu perusahaan memerlukan keyakinan dan ketenangan atau “trade with confidence”.
- Pembukaan Pasar Baru
Untuk peningkatan export perusahaan juga dituntut untuk membuka pasar baru di negara yang berbeda-beda. Tapi perusahaan belum mempunyai pengalaman berdagang dengan perusahaan baru di negara yang baru itu. Untuk itu diperlukan keberanian untuk memasuki pasar baru. Nah, disinilah peranan penting dari Asuransi Kredit Perdagangan, karena ia dapat memberikan perlindungan jika terjadi kegagalan perdagangan. Selain itu perusahaan asuransi juga dapat membantu memberikan analisa resiko dan informasi mengenai calon buyer di negara baru tersebut.
- Mengurangi Piutang Ragu-Ragu
Sering terjadi setelah terjadi transaksi dan barang sudah diterima oleh pembeli, dengan berbagai alasan pembeli tidak bisa melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian. Akibatnya perusahaan mempunyai tagihan tapi status dan jadwal pembayaran masih diragukan. Untuk mengatasi kondisi seperti itu maka Asuransi Kredit Perdagangan bisa menjadi solusinya.
- Membantu Menyeleksi Pembeli
Perusahaan asuransi penyedia Asuransi Kredit Perdagangan mempunyai informasi dan catatan yang lengkap mengenai perusahaan perdagangan di berbagai negara. Mereka memberikan masukan kepada importir atau produsen mengenai profil dari calon pembeli. Dengan demikian exportir bisa memilih pembeli yang potensial tapi dengan resiko yang lebih baik.
- Akses Pembiayaan Perdagangan
Salah satu tantangan untuk penjualan dan export adalah dana untuk membiayai produksi dan distribusi. Dengan adanya jaminan Asuransi Kredit Perdagangan akan memberi keyakinan kepada pihak penyedia dana seperti bank dan lembaga pembiayaan lainnya bahwa jika terjadi kegagalan export dan perdagangan ada jaminan asuransi yang dapat menutup kerugian.
- Menurunkan Resiko Perdagangan secara Total
Dengan adanya Asuransi Kredit Perdagangan dapat menurunkan resiko perdagangan secara keseluruhan. Perusahaan tanpa ragu untuk meningkatkan penjualan dengan pasar tradisional, berani membuka pasar baru. Jika terjadi kegagalan maka perusahaan tidak khawatir akan adanya bad debt atau piutang tak tertagih karena Asuransi Kredit Perdagangan yang akan menutupinya.
- Kapan waktu yang tepat untuk membeli Asuransi Kredit Perdagangan
Saat yang paling tepat untuk mendapatkan program jaminan asuransi kredit perdagangan adalah ketika bisnis berjalan lancar, bukan pada saat bisnis sudah mengalami gangguan dan berpotensi untuk gagal. Asuransi dibeli ketika kondisi sedang baik, bukan pada saat resiko sudah terjadi.
Kami berharap semoga uraian kami diatas dapat dipahami dan menjadi pertimbangan bagi Anda untuk pengembangan bisnis.
Untuk mendapatkan jaminan Asuransi Kredit Perdagangan tidak mudah. Diperlukan analisa keuangan, analisa pasar yang sangat lengkap, informasi mengenai pembeli di dalam negeri dan di negara-negara yang menjadi tujuan export.
Untuk mendapatkan program Asuransi Kredit Perdagangan, Anda memerlukan jasa sebuah perusahaan broker asuransi yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan hubungan yang kuat dengan perusahaan asuransi yang spesialis di bidang financial risks.
Hubungi broker asuransi andalan Anda sekarang juga!
Jika anda tertarik dengan tulisan ini, silahkan di share kepada rekan-rekan anda agar mereka juga paham seperti Anda.