Asuransi Konstruksi

Kabar Baik di Sektor Konstruksi di Semester II 2021

Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa, apa kabar? Kali ini kita meninjau potensi bisnis dari industri konstruksi di semester ke 2 tahun 2021 ini.

Tampaknya wabah COVID-19 belum mau betul-betul pergi meninggalkan Indonesia, pada kuartal pertama kita baru saja merasa sudah mampu mengendalikan COVID-19 dimana penyebarannya sudah bisa ditekan dan kita pun sudah mulai melonggarkan protokol kesehatan. Tapi, menjelang akhir kuartal ke 2 tepatnya mulai akhir Mei, COVID-19 tiba-tiba bangkit lagi tapi kali ini semakin dahsyat dengan daya penyebaran hampir 4 kali lipat. Akibatnya ekonomi kembali tertekan, kegiatan bisnis harus dikurangi dan bahkan tak sedikit pula yang harus berhenti.

Tapi nampaknya puncak wabah COVID-19 gelombang ke 2 sudah mulai bisa dijinakkan setelah mencapai puncaknya di pertengahan bulan Juli 2021 dan makin ke sini semakin turun dan sudah mulai melandai. Mudah-mudahan terus turun dan menghilang.

Jika bercermin dengan pencapaian yang cemerlang di kuartal 2, besar harapan kiranya di kuartal 3 dan 4 kondisi ekonomi kembali tumbuh bahkan mungkin lebih besar karena mengejar kinerja yang menurun di bulan Juni, Juli dan Agus.

Sebagai broker asuransi dan konsultan asuransi kami sangat tertarik untuk membahas peluang bisnis konstruksi karena sebagian besar klien kami berasal dari sektor konstruksi mulai dari developer, project owner, contractor, supplier, consultant dan juga supplier.

Berikut ini kami tuliskan beberapa berita menarik di seputar industri konstruksi. Kami berharap informasi ini bermanfaat untuk Anda, jika Anda tertarik dengan tulisan ini silahkan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.

  1. Akhirnya Zona Positif, Kuartal II/2021 Konstruksi Tumbuh 5,67 Persen 

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mendata sektor jasa konstruksi mengalami pertumbuhan positif pertama kalinya pada kuartal II/2021 setelah 12 bulan berada di zona merah. Berdasarkan data BPS, kontraksi terbesar terjadi pada kuartal IV/2020 atau sebesar 5,67 persen. Adapun, laju pertumbuhan sektor konstruksi pada 2019 stabil di kisaran 5,65-5,91 persen secara tahunan. “Kalau dilihat dari fenomenanya, [sektor] konstruksi tumbuh 4,42 persen karena didukung realisasi belanja modal pemerintah untuk sektor konstruksi naik 50,22 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).

Akhirnya Masuk Zona Positif, Pertumbuhan Kuartal II/2021 Sesuai Target Jokowi Selain itu, Margo menyatakan pertumbuhan tersebut juga didorong oleh peningkatan impor komponen konstruksi, yakni barang dari besi dan baja dasar. “[Peningkatan impor] itu bisa mendorong sektor konstruksi,” ucapnya. Margo mencatat impor barang nonmigas selama April–Juni 2021 naik 29,62 persen secara tahunan. Sementara itu, industri logam dasar nasional tumbuh 18,03 persen pada kuartal II/2021 secara tahunan. Akan tetapi, kontribusi sektor konstruksi pada pertumbuhan ekonomi nasional berkurang secara tahunan dari 10,56 persen pada kuartal II/2020 menjadi 10,12 persen pada kuartal II/2021. 

Namun demikian, kontribusi sektor konstruksi pada PDB kuartal II/2021 bertengger pada peringkat empat. Baca Juga : Kuartal II/2021, Manufaktur Tumbuh 6,91 Persen Adapun, peringkat pertama diduduki oleh sektor industri pengolahan atau sebanyak 19,29 persen. Sektor pertanian dan perdagangan masing-masing mengikuti di level 14,27 persen dan 13,08 persen. 

Sebelumnya, Chief Economist PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan pandemi Covid-19 telah merubah proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pemangku kepentingan perlu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 5 persen untuk kembali menjajarkan realisasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Dian berujar sektor jasa konstruksi merupakan bidang dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi keempat di dalam negeri. Adapun, peringkat pertama dimiliki sektor pertanian dan disusul oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan. “Kami di SMI terus memberikan support untuk sektor-sektor infrastruktur. [Kami] berharap [industri infrastruktur di dalam negeri] bisa memiliki daya tahan dan bertahan [dari pandemi Covid-19. Itu prioritas utamanya,” ucapnya

Sumber:

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210805/45/1426247/akhirnya-zona-positif-kuartal-ii2021-konstruksi-tumbuh-567-persen

 

  1. Analis prediksi proyek infrastruktur akan dimulai di semester II 2021

KONTAN.CO.ID –  JAKARTA. Proyek infrastruktur baru, diperkirakan akan dimulai pada semester dua 2021, yang didukung oleh anggaran infrastruktur lebih tinggi. Pemerintah menetapkan anggaran infrastruktur yang dialokasikan sebesar Rp 417,4 triliun, atau naik 48,4% secara year on year (yoy), dan belum banyak didistribusikan di tahun ini. 

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PT PP Tbk (PTPP) membukukan penurunan kontrak baru 53,8% secara yoy jadi Rp 2,4 triliun. Kondisi yang sama dialami PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang membukukan kontrak baru Rp 1,1 triliun, turun 65,2% yoy. 

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru Rp 2,2 triliun, turun dari Rp 2,5 triliun setahun sebelumnya. Hanya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang mampu membukukan kenaikan kontrak baru 85,5% menjadi Rp 4,6 triliun.

Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Josua Michael dalam risetnya yang dirilis pada 15 April 2021, kontrak baru WSKT yang rendah kuartal I memiliki rincian 19% milik pemerintah, 44% milik BUMN, dan sisanya adalah proyek dari divisi pengembangan bisnis lainnya, seperti jalan tol dan lain-lain.

Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus dalam risetnya yang dirilis pada 8 Juni 2021 menilai bahwa peningkatan kontrak baru akan meningkat di semester II  2021, yang didorong juga oleh anggaran lebih dari Rp 110 triliun yang belum didistribusikan oleh Kementerian PUPR. 

Akan tetapi ia mengantisipasi bahwa distribusi proyek ke kontraktor BUMN bisa lebih rendah, seiring dengan pergeseran fokus pemerintah untuk tender proyek konstruksi melalui skema public private partnership (PPP) karena anggaran yang ketat. 

Skema ini juga dinilai berpotensi menurunkan porsi kontraktor BUMN, sehingga kontraktor swasta dapat mengambil alih sebagian besar tender yang ditawarkan. Sehingga Willinoy memperkirakan WIKA, PTPP, dan WSKT akan membukukan kontrak baru yang mencapai Rp 84 triliun atau naik 17,8% secara yoy, yang masih berada di level pra pandemi. 

Sebelumnya, Indonesia telah membentuk konsorsium dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan anak perusahaan Otoritas Investasi Abu Dhabi dan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) senilai USD 3,75 miliar (Rp 54 triliun). 

Menurut ketentuan MoU, konsorsium telah sepakat untuk mengevaluasi rencana awal peluang investasi jalan tol dalam waktu enam bulan atau November 2021, sebelum menambahkannya ke portofolio investasi konsorsium. Willinoy menilai WSKT seharusnya diuntungkan di antara kontraktor BUMN, karena divestasi jalan tolnya akan mengurangi tekanan neraca.

Willinoy dan Josua menilai netral sektor ini karena kontrak baru kontraktor BUMN di tahun 2021 dan 2022 masih di bawah atau hanya mendekati level pra pandemi, dan eksekusi investasi Indonesia yang dapat memakan waktu panjang.

Willinoy menilai PTPP sebagai pilihan utama karena rasio OB terhadap pendapatan yang solid, neraca yang sehat, dan valuasinya termurah di antara peers konstruksi lainnya. Ia merekomendasikan PTPP beli dengan target harga masing-masing Rp 1.400 per saham.

 

  1. Investor Amerika Siap Gelontorkan Dana untuk Proyek Infrastruktur di Indonesia

Majalah Teknik Konstruksi.Com – Pandemi Covid-19 tidak hanya mempengaruhi perusahaan- perusahaan di Indonesia saja, namun juga di semua belahan dunia termasuk Amerika Serikat. Seperti halnya perusahaan investasi khusus di bidang infrastruktur dan properti, Fortune Empire, yang terkena imbas pandemi ini. Sejak diberlakukannya lockdown awal 2020 lalu, Fortune Empire yang berbasis di kota New York ini, menonaktifkan semua kegiatan bisnisnya, terutama untuk penanaman modal di proyek proyek baru. Namun sejak 3 bulan yang lalu, tepatnya Maret 2021, Fortune Empire mulai menggeliatkan semua aktivitas bisnisnya dengan mulai merambah proyek- proyek mancanegara dengan masa depan yang menjanjikan.

Seperti yang dikatakan oleh Don Levy, pendiri/Co-Founder sekaligus Chairman of the Board yang bertanggungjawab akan kesuksesan perusahaan Fortune Empire saat berbicara dengan Teknik Konstruksi awal bulan lalu. Dimana Fortune Empire mulai kembali melirik kesempatan untuk berinvestasi di proyek – proyek infrastruktur di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Sedangkan untuk proyek – proyek properti khususnya yang berhubungan dengan pariwisata, Fortune Empire belum memberikan perhatian untuk saat ini. Mengingat masa pandemi merupakan masa terburuk bagi dunia pariwisata yang sangat terimbas dengan menurunnya kepariwisataan hingga ke titik terendah. Namun begitu, untuk tidak menurunkan semangat pebisnis di bidang kepariwisataan, menurut Don Levy, dunia pariwisata akan “booming” kembali ke titik tertinggi saat pandemi berakhir.

Fortune Empire merupakan perusahaan induk yang berkantor pusat di Kota New York dengan banyak anak perusahaan di berbagai negara, yaitu selain di Amerika Serikat, juga di Saudi Arabia, Singapura dan Senegal yang bergerak diberbagai bidang, seperti investasi, properti, sistem keamanan, pembelian minyak pesawat, penyewaan pesawat pribadi serta peminjaman modal. 

Khusus untuk infrastruktur dan properti, proyek-proyek yang ditangani oleh Fortune Empire terdapat di dalam negeri dan mancanegara, seperti di Jerman, Italia, Dubai, Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, Qatar, Bahrain, Kroasia, Romania dan negara negara Afrika.Tersebarnya proyek proyek yang dibangun Fortune Empire di seluruh dunia, bukti serius perusahaan Amerika ini dalam mengembangkan sayapnya berskala internasional. Dalam proyek- proyek yang didanai tersebut, Fortune Empire memberikan pelayanan Studi Kelayakan, Manajemen Proyek pra-pengembangan, Rencana induk arsitektur, Perkembangan holistik, Kontrak real estate hotel – resort, Pemasaran internasional, Tender perusahaan manajemen hotel, Infrastruktur internal & eksternal, Manajemen Pusat serta seluruh pembiayaan proyek.

Menurut Don Levy, Fortune Empire sudah lama melirik Indonesia sebagai salah satu pangsa pasar untuk memperluas jaringan perusahaannya dengan rencana merambah di dunia property. “Indonesia menjadi pilihan untuk mengembangkan bisnis setelah saya bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang Indonesia yang ada di New York yang sekarang menjadi sahabat saya,” jelas Levy saat menjawab mengapa memilih Indonesia. “Saya melihat ada banyak kesempatan untuk mengembangkan bisnis di sana, dan kami ingin menjajaki apa yang bisa kami lakukan untuk Indonesia,” tambahnya. 

Bak gayung bersambut, Indonesia pun saat ini lagi gencar-gencarnya dalam pembangunan infrastruktur oleh Pemerintahan Jokowi dengan sebagian mengandalkan pendanaan dari asing. Dengan kata lain, membuka peluang untuk investor asing berinvestasi di Indonesia melalui proyek-proyek infrastruktur nasional. Mengacu pada Construction Market Outlook 2021, pasar konstruksi akan mulai bangkit pada pertengahan 2021, dengan total nilai diproyeksikan mencapai Rp.196,8 triliun. 

Selain itu, Pemerintah Indonesia pun telah mengalokasikan Rp 417,8 triliun untuk berbagai proyek infrastruktur, khususnya untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan sektor pariwisata. Dalam memperluas jaringan bisnis di Indonesia, Fortune Empire siap menanamkan modalnya di bidang infrastruktur dan properti, seperti pembangunan jalan, jembatan, dermaga, bandara, perhotelan, perkantoran, apartemen, rumah sakit, dan menyusul marina, pusat rekreasi, lapangan golf dan fasilitas pariwisata kedepannya. Untuk kucuran dana pembangunan proyek – proyek tersebut, Fortune Empire menawarkan para pengembang Indonesia untuk bermitra. Orang nomor satu di perusahaan yang memiliki 100 pegawai tersebut menjelaskan, “Fortune Empire berharap, para mitra dapat membantu kami mengucurkan dana di tempat yang tepat sasaran, serta membantu melebarkan jaringan kami.”

 “Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, untuk bermitra dengan perusahaan Fortune Empire sangatlah sederhana, orang tersebut dapat dipercaya, pebisnis yang tertarik dengan dunia bisnisnya, siap membantu masyarakat lokal sebagai pekerjaanya dan terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi negara tersebut,” jelas Don Levy. “Setelah bermitra dan sebelum mengajukan gagasan proyek, si mitra harus memberikan masukan apa-apa saja yang sedang dibutuhkan di sana (Indonesia-red). 

Apakah jalan tol, dalam hal ini jalan penghubung antar kota atau provinsi, atau yang dibutuhkan adalah bandara dan dermaga. Atau apakah perumahan, dalam hal ini kelas menengah bawah atau kelas atas. Apakah pariwisata, dalam hal ini apakah marina, resort atau rekreasi. Saat kami berinvestasi, kami ingin terlibat dalam pelaksanaan proyek untuk memastikan proyek berjalan lancar”, tambah Don Levy. Hal ini adalah kesempatan baik bagi pemerintah maupun swasta Indonesia, dengan rancangan proyek-proyek di atas untuk menjalin kerjasama dengan Fortune Empire. 

Persyaratan yang diajukan oleh Fortune Empire untuk para kandidat partner, tidak memberatkan dan lazimnya persyaratan dari pihak asing, yaitu diantaranya harus sudah memiliki pengalaman di proyek tersebut. “Mereka bisa belajar terlebih dahulu, jika mereka belum punya pengalaman. Namun, kami tidak menyediakan konsultasi,” ujarnya. “Sebelum bermitra, kami meminta para pebisnis harus memberikan profil perusahaan mereka serta pengalaman dalam proyek- proyek yang sudah dilaksanakan. Kemudian kami akan menganalisa, apakah perusahaan ini tepat untuk bermitra dengan kami atau tidak.

 Satu hal lagi yang penting, adalah kami tidak membatasi besarnya investasi karena kami terbuka untuk seluruh rancangan proyek sekecil atau sebesar apapun,” tambahnya lagi. Strategi yang dijalankan perusahaan Fortune Empire, adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan para pebisnis seluruh dunia. Untuk menerapkan strategi agar berhasil, adalah dengan terjun langsung ke berbagai negara dan melakukan mitra dengan para pebisnis setempat. “Hal ini, kami lakukan dengan cara memanfaatkan sumber dari orang- orang dari negara tersebut, yang sudah kami kenal baik di sini (Amerika Serikat- red),” ujar Don Levy.

https://www.majalahteknikkonstruksi.com/2021/07/31/investor-amerika-siap-gelontorkan-dana-untuk-proyek-infrastruktur-di-indonesia/

Bagaimana cara mengamankan proyek Anda?

Meskipun segala upaya sudah dilakukan untuk mengamankan proyek akan tetapi selalu saja hal-hal yang tidak terduga dan datangnya secara tiba-tiba yang dapat menghancurkan rencana proyek anda. Itulah yang namanya resiko.

Untuk menghindari resiko cara terbaik adalah dengan mengirimkannya kepada perusahaan asuransi yang memang mempunyai misi untuk membantu Anda untuk memberikan ganti rugi jika terjadi resiko. Namun untuk mendapatkan jaminan asuransi yang terbaik untuk tidak mudah, perlu pengetahuan dan pengalaman tentang asuransi. Untuk itu Anda perlu ahli asuransi untuk perusahaan Anda.

Broker asuransi atau konsultan asuransi adalah ahli asuransi yang secara otomatis menjadi konsultan Anda ketika Anda mempercayainya untuk mengurus semua keperluan asuransi Anda. Untuk menjadi broker asuransi tidak mudah, diperlukan pendidikan dan sertifikat khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Salah satu perusahaan broker asuransi yang berpengalaman di bidang asuransi konstruksi di Indonesia adalah L&G Insurance Broker.

Untuk semua kebutuhan asuransi Anda hubungi L&G sekarang juga!

Salah satu perusahaan broker asuransi yang berpengalaman di bidang asuransi konstruksi di Indonesia adalah L&G Insurance Broker.

Mencari Produk Asuransi? Hubungi Kami Sekarang Juga

HOTLINE L&G 24JAM: 0811-8507-773 (Call – Whatsapp – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id

Kenapa Broker Asuransi sering juga disebut sebagai Advocate asuransi?

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012