Malam Saat Bukit Bergerak
Pukul 03.11 dini hari, hujan deras menghantam kawasan perbukitan di Kabupaten Bandung Barat, salah satu lokasi proyek transmisi 150 kV milik PT Listrik Bumi Andala (LBA) yang sedang menghubungkan sistem PLTS dan PLTB di Jawa Barat.
Di gardu induk sementara, Fauzan Lazuardi, Transmission Team Leader, sedang memonitor pergerakan beban dan kondisi jaringan. Curah hujan malam itu telah mencapai 180 mm—kategori ekstrem. Sebagian lereng bukit sudah dipasangi retaining wall, tetapi kondisi tanah jenuh air membuat semuanya tidak stabil.
Tiba-tiba, sensor tilt pada Tower 17 mengirimkan alarm:
“Foundation Movement Detected – Level 3”
Fauzan segera menghubungi tim patroli lapangan, namun sinyal tidak stabil karena badai.
Lima menit kemudian, CCTV menampilkan rekaman samar—Tower 17 miring.
Kemudian terdengar suara gemuruh panjang.
DUUARRRRR!!!
Seluruh pondasi tower terseret longsor yang meluncur dari tebing setinggi 60 meter. Tower 17 roboh, menimpa Tower 18, memicu domino effect hingga tiga tower lainnya rusak.
Bagian transmisi berhenti total.
Energi 120 MW dari PLTS dan PLTB tidak bisa masuk ke jaringan PLN.
Dalam satu malam, risiko alam mengalahkan rangka baja ratusan ton.
Transmisi EBT—Tulang Punggung yang Rentan
Transmisi listrik untuk proyek energi baru terbarukan (EBT) berbeda dari transmisi konvensional. Sebagian besar proyek PLTS dan PLTB berada:
- di pegunungan,
- di area lembah,
- di lokasi sangat jauh dari kota,
- di daerah rawan longsor, banjir dan angin ekstrem.
Karena itu jaringan transmisi EBT memiliki risiko yang lebih kompleks daripada jaringan transmisi biasa.
Analisa Risiko Jaringan Transmisi untuk Proyek EBT
Untuk perusahaan seperti LBA dan seluruh unit bisnis Danantara yang bergerak dalam transmisi dan distribusi energi, risiko di bawah ini wajib dipertimbangkan.
- Tanah Longsor (Risk #1 untuk Transmisi Pegunungan)
Penyebab:
- intensitas hujan tinggi,
- lapisan tanah rapuh,
- kemiringan ekstrem,
- pergeseran fondasi,
- getaran dari aktivitas konstruksi.
Dampak:
- tower ambruk,
- pondasi rusak,
- kabel putus,
- jaringan terputus total.
- Angin Kencang & Extreme Weather
Risiko:
- tower bergoyang ekstrem,
- conductor swing,
- bolt fatigue,
- kerusakan insulator.
Angin >70 km/jam dapat merusak tower tertentu tanpa peringatan.
- Banjir & Erosi Sungai
Banyak tower yang berada dekat sungai dan rawan:
- erosi fondasi,
- ambles,
- water infiltration.
- Kegagalan Fondasi (Foundation Failure)
Penyebab:
- kesalahan desain,
- kualitas beton tidak memadai,
- instalasi anchor bolt buruk.
- Kegagalan Insulator & Kabel
Termasuk:
- arc flash,
- petir,
- retakan,
- sambungan lepas.
- Risiko Alat & Konstruksi
Selama pembangunan:
- crane collapse,
- alat tergelincir di lereng,
- pekerja jatuh.
- Risiko Pihak Ketiga
Termasuk:
- pencurian kabel,
- gangguan masyarakat,
- vandalisme.
Kerugian Besar PT LBA Setelah Tower Roboh
Akibat longsor di Bandung Barat, PT LBA mengalami:
- Kerusakan tower & pondasi: Rp 28 miliar
- Penggantian conductor & insulator: Rp 6 miliar
- Biaya pembersihan longsor: Rp 3 miliar
- Perbaikan jalan akses: Rp 4 miliar
- Kerugian downtime PLTS & PLTB: Rp 11 miliar
- Denda keterlambatan suplai energi: Rp 5 miliar
Total kerugian: ± Rp 57 miliar
Kerugian sebesar ini tidak dapat ditutup oleh company reserve tanpa proteksi asuransi yang memadai.
Rekomendasi Proteksi Asuransi untuk Transmisi EBT
Proyek transmisi EBT membutuhkan jaminan asuransi yang jauh lebih komprehensif.
- Construction/Erection All Risks (CAR/EAR)
Melindungi:
- tower,
- pondasi,
- kabel,
- insulator,
- pekerjaan elektrikal & sipil.
Ekstensi wajib:
- landslide,
- flood,
- storm & typhoon,
- subsidence & collapse.
- Third Party Liability (TPL)
Untuk kerusakan pihak ketiga:
- bangunan,
- kendaraan,
- pekerja masyarakat.
- Contractor’s Plant & Equipment (CPM)
Untuk crane, excavator, loader, dan alat kerja lainnya.
- Marine Cargo / Inland Transit
Jika tower atau conductor dikirim antar daerah atau impor.
- Operational Property All Risks (PAR/IAR)
Setelah jaringan beroperasi.
- Machinery Breakdown / Electrical Breakdown
Untuk switchgear, relai proteksi, dan peralatan gardu.
- Business Interruption (BI)
Penting untuk jaringan EBT karena downtime berarti kehilangan pendapatan besar.
Mengapa Asuransi Berkualitas adalah Keharusan Mutlak untuk Transmisi EBT
Karena proyek transmisi EBT:
- bernilai ratusan miliar,
- berada di lokasi ekstrem,
- terpapar cuaca buruk,
- membutuhkan rekayasa teknis yang tinggi.
Maka polis harus ditempatkan pada insurer dan reinsurer berkapasitas besar seperti:
- Swiss Re
- Hannover Re
- Munich Re
- Lloyd’s syndicates
Tanpa dukungan reasuransi global, klaim besar (misal tower roboh dan longsor) sangat sulit dibayar.
Kesalahan Fatal Perusahaan: Membeli Polis Secara Direct
Banyak perusahaan proyek EBT membeli asuransi langsung ke perusahaan asuransi (direct).
Ini berbahaya karena:
- Polis Direct Tidak Mencakup Subsidence & Landslide
Padahal ini risiko terbesar di proyek EBT.
- Tidak Ada Penyesuaian Wording
Polis standar tidak mencakup:
- erosion,
- foundation settlement,
- extreme weather clause.
Tanpa broker, semua ekstensi penting hilang.
- Klaim Sangat Sulit Dibayar
Insurer direct akan menyatakan:
- ground movement excluded,
- design defect excluded,
- natural perils restricted.
- Tidak Ada Risk Monitoring
Broker melakukan:
- assessment lokasi,
- pengecekan pondasi,
- audit site slope,
- rekomendasi mitigasi.
Insurer direct tidak melakukan ini.
L&G Insurance Broker—Mitra Strategis Proteksi Transmisi dan Energi Indonesia
L&G telah menangani:
- proyek PLTS skala besar,
- PLTB,
- PLTA,
- EPC energi,
- heavy logistics,
- marine cargo,
- engineering insurance.
Keunggulan L&G:
⚡ 1. Ahli Wording Transmisi & Konstruksi
Termasuk:
- Landslide clause,
- Tower collapse,
- Underground risk,
- Environmental liability.
⚡ 2. Jaringan Insurer & Reinsurer Global
Khusus untuk risiko besar EBT.
⚡ 3. Technical Risk Review
Audit:
- pondasi,
- lereng,
- jalur akses,
- komponen elektrikal.
⚡ 4. Pendampingan Klaim Besar
Mulai investigasi, dokumentasi, sampai pembayaran klaim.
⚡ 5. Pengalaman 30 Tahun lebih di Energi & Infrastruktur
Contoh Kasus Kerusakan Transmisi di Dunia
- Honduras (2019)
Tower roboh karena longsor → downtime 20 hari.
- China (2020)
Angin ekstrim meruntuhkan 500 kV line.
- Nepal (2015)
Gempa bumi merusak transmisi PLTA.
Semua kasus sama: risiko alam memiliki dampak domino besar.
Action Plan untuk Proyek Transmisi EBT
✔ 1. Lakukan inspeksi geoteknik tiap 6 bulan
Termasuk slope stability & water infiltration.
✔ 2. Gunakan proteksi asuransi lengkap CAR + PAR + BI
Termasuk landslide & extreme weather.
✔ 3. Libatkan broker ahli energi & konstruksi
Untuk desain wording dan manajemen klaim.
✔ 4. Gunakan reinsurer global berkapasitas besar
Agar klaim tower roboh dapat dibayar penuh.
✔ 5. Pantau sensor real-time
Termasuk inclinometer, rainfall gauge, dan tilt sensor.
Jaringan EBT Tidak Cukup Hanya dengan Baja dan Kabel
Kejadian di PT Listrik Bumi Andala membuktikan bahwa:
- jaringan transmisi EBT rentan,
- risiko tanah longsor tidak bisa diprediksi,
- kerugian mencapai puluhan miliar dalam hitungan menit,
- dan perlindungan asuransi berkualitas adalah pertahanan paling penting.
Dalam era percepatan energi hijau Indonesia, L&G Insurance Broker hadir untuk memastikan semua proyek EBT berada dalam perlindungan terbaik.
Disclaimer
Artikel ini menggunakan nama perusahaan, tokoh, dan lokasi fiktif sebagai ilustrasi edukasi manajemen risiko dan asuransi. Setiap kemiripan dengan kejadian nyata bersifat kebetulan. Informasi ini adalah referensi umum, bukan nasihat hukum atau kontraktual. Analisis risiko aktual harus dilakukan di lapangan.
—
JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN AMANKAN FINANCIAL DAN BISNIS ANDA DENGAN ASURANSI YANG TEPAT.
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)
Website: lngrisk.co.id
Email: halo@lngrisk.co.id
—

