Artikel ini merupakan bagian ke sepuluh dari seri 50 bedah polis asuransi Professional Indemnity (PI) yang membahas setiap aspek penting dari polis PI secara detail. Kali ini kita akan fokus pada klausul deductible dan excess, dua istilah yang sering dianggap sepele, padahal sangat menentukan jumlah klaim yang benar-benar dibayar oleh perusahaan asuransi.
Tulisan ini disusun oleh Mhd. Taufik Arifin ANZIIF (snr.assoc) CIIB, pialang asuransi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, bersama L&G Insurance Broker, mitra terpercaya untuk perlindungan PI terbaik di Indonesia.
Memahami Deductible dan Excess dalam Asuransi PI
Dalam polis Professional Indemnity (PI), dua istilah penting yang sering menimbulkan kebingungan adalah deductible dan excess. Keduanya mengacu pada bagian kerugian yang wajib ditanggung oleh tertanggung sebelum perusahaan asuransi membayar klaim. Namun, dalam praktiknya, istilah ini bisa memiliki perbedaan tergantung regulasi dan perusahaan asuransi.
Apa itu Deductible?
Deductible adalah jumlah tertentu yang harus ditanggung sendiri oleh tertanggung setiap kali terjadi klaim. Misalnya, jika deductible ditetapkan Rp 500 juta dan klaim sah senilai Rp 2 miliar, maka perusahaan asuransi hanya akan membayar Rp 1,5 miliar. Deductible biasanya dipakai untuk mengurangi klaim kecil-kecilan dan memastikan klien tetap berhati-hati dalam menjalankan profesinya.
Apa itu Excess?
Excess secara prinsip sama dengan deductible, namun dalam beberapa yurisdiksi digunakan untuk merujuk pada beban kerugian awal yang ditanggung tertanggung. Bedanya, ada polis yang menggunakan istilah excess in addition to limit of liability, artinya nilai excess berada di luar limit pertanggungan. Hal ini bisa sangat merugikan bila tidak dipahami sejak awal.
Mengapa Penting Memahami Klausul Ini?
Banyak profesional hanya fokus pada limit of liability yang besar, tetapi lupa menghitung risiko deductible atau excess yang tinggi. Pada akhirnya, saat klaim terjadi, mereka harus menanggung beban yang cukup besar.
Inilah mengapa peran broker berpengalaman seperti L&G Insurance Broker sangat penting. L&G membantu klien memahami detail klausul deductible dan excess, menegosiasikan angka yang realistis, serta memastikan polis benar-benar melindungi tanpa meninggalkan “jebakan tersembunyi” yang merugikan di kemudian hari.
Jenis-Jenis Deductible dan Excess dalam Asuransi PI
Dalam polis Professional Indemnity (PI), tidak semua deductible atau excess disusun dengan cara yang sama. Setiap perusahaan asuransi bisa menggunakan format berbeda, sehingga pemahaman detail menjadi penting agar tidak salah kalkulasi risiko. Berikut adalah jenis-jenis yang umum dijumpai:
- Deductible per Klaim (Each and Every Claim)
Jenis ini paling umum digunakan. Setiap kali ada klaim, tertanggung wajib membayar deductible sesuai jumlah yang tercantum. Misalnya deductible Rp 500 juta, maka untuk tiga klaim berbeda dalam satu periode, total yang harus ditanggung klien bisa mencapai Rp 1,5 miliar.
- Deductible Agregat (Aggregate Deductible)
Pada model ini, deductible berlaku secara total dalam periode polis. Misalnya deductible agregat Rp 1 miliar, maka jika ada beberapa klaim dalam setahun, total beban tertanggung tetap maksimal Rp 1 miliar. Jenis ini lebih menguntungkan bagi tertanggung dengan potensi klaim berulang.
- Excess in Addition to Limit of Liability
Beberapa polis PI menetapkan excess di luar limit of liability. Misalnya, limit polis Rp 10 miliar dengan excess Rp 500 juta. Jika klaim sebesar Rp 10 miliar terjadi, klien tetap harus menanggung Rp 500 juta di luar limit polis. Model ini jelas merugikan jika tidak dipahami sejak awal.
- Franchise Excess
Berbeda dari deductible biasa, franchise excess berarti klaim di bawah jumlah tertentu tidak dibayar sama sekali. Namun, jika klaim melebihi angka itu, perusahaan asuransi membayar penuh tanpa pengurangan.
Peran Broker
Memilih jenis deductible atau excess yang tepat bukan hal sederhana. Broker seperti L&G Insurance Broker membantu menilai profil risiko klien, menegosiasikan bentuk yang paling adil, serta memastikan klien tidak terjebak pada klausul yang memberatkan.
Dasar Perimbangan dalam Menentukan Besarnya Deductible
Deductible atau risiko sendiri adalah jumlah tertentu yang wajib ditanggung tertanggung setiap kali terjadi klaim. Besarnya deductible tidak boleh diputuskan asal-asalan, karena akan mempengaruhi premi, cash flow, dan manfaat polis. Ada beberapa dasar perimbangan utama:
- Profil Risiko & Frekuensi Klaim
Jika risiko tinggi dan klaim kecil sering terjadi, deductible biasanya dibuat lebih besar agar polis fokus menanggung klaim besar. Sebaliknya, bila risiko relatif jarang namun dampaknya besar, deductible bisa dipasang lebih rendah.
- Kemampuan Cash Flow Perusahaan
Perusahaan dengan likuiditas kuat dapat menerima deductible lebih tinggi untuk mendapatkan premi lebih murah. Namun, bagi usaha kecil-menengah, deductible yang terlalu besar bisa menjadi beban keuangan saat klaim.
- Kewajiban Kontraktual & Regulasi
Beberapa proyek (misalnya konstruksi atau jasa konsultan) menetapkan batas maksimal deductible agar perlindungan cukup bagi pemilik proyek. Broker harus memastikan angka tersebut sesuai persyaratan tender.
- Negosiasi Premi
Deductible adalah instrumen untuk menekan premi. Semakin tinggi deductible, biasanya premi lebih rendah. Namun broker harus mencari titik keseimbangan agar manfaat polis tetap optimal.
Contoh Kasus
Konsultan Hukum: Polis PI dengan deductible Rp100 juta. Jika klaim rata-rata di bawah Rp150 juta, deductible ini terlalu besar karena tertanggung harus menanggung hampir semua klaim. Lebih tepat bila deductible diturunkan ke Rp50 juta.
Perusahaan Konstruksi: Memiliki proyek bernilai Rp500 miliar dengan potensi klaim besar. Deductible Rp250 juta dianggap wajar, karena perusahaan mampu menanggung beban awal klaim, sementara polis melindungi dari klaim besar miliaran rupiah.
Startup Teknologi: Dengan arus kas terbatas, memilih deductible terlalu tinggi bisa berbahaya. Deductible Rp25 juta lebih realistis agar polis tetap berfungsi saat klaim kecil-menengah.
👉 Dengan perimbangan tepat, deductible menjadi alat pengendali premi tanpa mengurangi efektivitas proteksi. Broker berpengalaman seperti L&G Insurance Broker siap membantu menentukan angka yang paling sehat bagi bisnis Anda.
Studi Kasus Deductible & Excess dalam Asuransi PI
Klausul deductible dan excess sering kali tampak sederhana, tetapi dalam praktik justru menjadi faktor penentu apakah sebuah klaim benar-benar menyelamatkan bisnis atau malah tetap menimbulkan beban finansial besar. Mari kita lihat beberapa contoh kasus nyata di berbagai profesi.
Kasus 1: Firma Hukum dengan Deductible Tinggi
Sebuah firma hukum di Jakarta memiliki polis PI dengan limit Rp 20 miliar dan deductible Rp 1 miliar per klaim. Pada 2023, firma ini digugat klien karena kesalahan administrasi kontrak dengan nilai klaim Rp 2,5 miliar. Perusahaan asuransi setuju membayar klaim, tetapi dikurangi deductible Rp 1 miliar. Akhirnya, firma hanya menerima Rp 1,5 miliar. Beban Rp 1 miliar tetap ditanggung sendiri. Jika deductible dinegosiasikan lebih rendah sejak awal, beban itu bisa diminimalkan.
Kasus 2: Auditor dengan Aggregate Deductible
Seorang auditor independen membeli polis PI dengan aggregate deductible Rp 1 miliar. Selama tahun berjalan, ia menghadapi tiga klaim terpisah masing-masing Rp 2 miliar, Rp 3 miliar, dan Rp 1,5 miliar. Karena aggregate deductible hanya berlaku sekali, auditor tersebut menanggung total Rp 1 miliar, sementara sisanya dibayar asuransi. Model ini sangat melindungi profesi dengan potensi klaim berulang.
Kasus 3: Konsultan Teknik dengan Excess di Luar Limit
Sebuah konsultan teknik menandatangani polis PI dengan limit Rp 10 miliar dan excess Rp 500 juta “in addition to limit”. Pada 2022, terjadi klaim proyek senilai Rp 10 miliar. Meski limit penuh terpakai, klien tetap diwajibkan membayar tambahan Rp 500 juta di luar polis. Hal ini hampir membuat konsultan bangkrut. Kesalahan ini terjadi karena klien tidak memahami detail klausul excess.
Kasus 4: Dokter dengan Franchise Excess
Seorang dokter spesialis memiliki polis PI dengan franchise excess Rp 200 juta. Suatu klaim malpraktek senilai Rp 150 juta ditolak penuh karena tidak melewati batas. Namun, klaim berikutnya senilai Rp 500 juta dibayar penuh oleh asuransi tanpa potongan. Franchise excess bisa menguntungkan bila klaim besar lebih sering terjadi, tetapi merugikan untuk klaim kecil.
Kesimpulan dari Studi Kasus
- Deductible tinggi dapat menggerus manfaat polis.
- Aggregate deductible lebih efisien untuk profesi dengan klaim berulang.
- Excess di luar limit sangat berbahaya bila tidak dipahami.
- Franchise excess harus dipertimbangkan sesuai pola risiko profesi.
Peran Broker L&G Insurance Broker
Semua kasus di atas membuktikan bahwa memahami deductible dan excess membutuhkan keahlian khusus. L&G Insurance Broker, dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, selalu memastikan klien tidak terjebak pada klausul yang merugikan. L&G menilai profil risiko, menegosiasikan angka deductible yang wajar, dan memastikan polis PI benar-benar melindungi dari risiko finansial besar.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari pembahasan mengenai dasar perimbangan dalam menentukan besarnya deductible, dapat disimpulkan bahwa angka deductible bukan sekadar formalitas dalam polis asuransi, melainkan instrumen penting yang harus ditentukan secara strategis. Deductible berfungsi sebagai mekanisme berbagi risiko antara tertanggung dan penanggung. Semakin tinggi deductible, premi bisa lebih murah, tetapi risiko awal yang ditanggung perusahaan juga semakin besar.
Tiga faktor utama yang perlu diperhatikan adalah:
- Profil risiko & frekuensi klaim – apakah lebih sering klaim kecil atau jarang tetapi berdampak besar.
- Kemampuan keuangan – seberapa kuat arus kas perusahaan dalam menanggung risiko sendiri.
- Kewajiban kontraktual & regulasi – apakah ada ketentuan dari pemilik proyek atau peraturan industri.
Rekomendasi
Agar keputusan terkait deductible optimal, perusahaan sebaiknya:
- Melakukan analisis risiko secara komprehensif, dengan menghitung pola klaim beberapa tahun terakhir.
- Menghitung kemampuan keuangan perusahaan untuk menanggung risiko sendiri, agar tidak menimbulkan beban berlebihan.
Melibatkan broker asuransi berpengalaman seperti L&G Insurance Broker, yang memiliki pemahaman mendalam tentang standar internasional dan regulasi lokal. Broker dapat membantu menegosiasikan deductible yang seimbang—premi tetap efisien, namun perlindungan tetap maksimal.
Pada akhirnya, tujuan utama menentukan deductible adalah menciptakan perlindungan efektif, berimbang, dan berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan bisa menghemat biaya tanpa mengorbankan keamanan bisnis dari risiko gugatan atau klaim besar.
—
JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN AMANKAN FINANCIAL DAN BISNIS ANDA DENGAN ASURANSI YANG TEPAT.
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)
Website: lngrisk.co.id
Email: halo@lngrisk.co.id
—