Liga Asuransi – Dalam sepekan terakhir, industri asuransi di Indonesia menghadirkan beragam dinamika yang penting untuk disimak, terutama bagi para pelaku bisnis yang ingin tetap waspada terhadap perkembangan terbaru. Mulai dari pengalihan portofolio asuransi hingga peningkatan laba perusahaan, pasar asuransi terus menunjukkan tren yang patut diperhatikan. Artikel ini akan mengulas tujuh berita utama, termasuk informasi penting seperti gagal akuisisinya Sonwelis Takaful dan lonjakan saham TUGU. Simak rangkumannya berikut ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang pergerakan dunia asuransi Indonesia dan global.
Gagal Diakuisisi, Sonwelis Takaful Alihkan Portofolio ke Zurich Syariah! Kenapa Bisa Begitu?
PT Asuransi Sonwelis Takaful memutuskan untuk mengalihkan portofolionya ke PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) setelah rencana akuisisi oleh PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) gagal. Langkah ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana diumumkan melalui media massa. Sonwelis menyatakan bahwa pengalihan portofolio ini akan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku serta polis asuransi syariah terkait.
Kepemilikan saham di Asuransi Sonwelis Takaful saat ini terdiri dari Suranto Tarunasastra (60%), Mimijati Tarunasastra (13,34%), Tirta Tarunasastra (13,33%), dan Erick Tarunasastra (13,33%). Berdasarkan ketentuan POJK Nomor 11 Tahun 2023, perusahaan asuransi syariah wajib melakukan spin-off paling lambat 31 Desember 2026, dengan modal inti minimal Rp 100 miliar. Namun, laporan keuangan per Agustus 2024 menunjukkan ekuitas Sonwelis hanya Rp 66,79 miliar dan modal disetor sebesar Rp 8 miliar, sehingga perusahaan mencari mitra yang lebih besar untuk mengalihkan portofolionya.
Keputusan ini muncul di tengah kondisi industri asuransi yang cukup berat, dengan beberapa perusahaan asuransi lain memilih untuk menyerahkan izin usahanya ke OJK akibat tidak mampu memenuhi persyaratan modal minimum. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menjelaskan bahwa efisiensi dan konsolidasi menjadi alasan utama perusahaan-perusahaan tersebut memilih untuk menutup operasional mereka.
Ogi menambahkan bahwa sebagian besar perusahaan asuransi masih menunggu dan melihat bagaimana mereka akan memenuhi persyaratan modal pada tahun 2026 dan 2028, di mana modal minimum akan meningkat secara signifikan.
Investasi Saham TUGU Laris Manis, Laba Melonjak 80%! Siap Tembus Rp 700 Miliar
Saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU Insurance) kembali mencuri perhatian, setelah harganya naik ke Rp 1.300, level tertinggi sejak Oktober 2023. Saham ini menjadi favorit investor asing, yang terlihat dari aksi beli bersih (net buy) dalam beberapa waktu terakhir. Pada Senin (23/9/2024), saham TUGU mencapai Rp 1.305 sebelum akhirnya ditutup di Rp 1.285, mengalami kenaikan 1,18% dibandingkan pekan sebelumnya.
Kenaikan harga saham TUGU terus berlanjut selama empat hari berturut-turut, dengan penguatan tertinggi sebesar 2,83% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Volume perdagangan saham TUGU juga melonjak, dengan rata-rata harian mencapai 7,9 juta saham, meningkat 18% dibanding pekan sebelumnya.
Investor asing menjadi pendorong utama kenaikan saham ini, dengan aksi beli bersih mencapai Rp 13,9 miliar sepanjang pekan lalu. Total net buy asing sepanjang 2024 telah mencapai Rp 69 miliar, menjadikan TUGU sebagai saham asuransi umum yang paling diminati investor asing.
Selain itu, jumlah pemegang saham TUGU juga terus bertambah, mencapai 8.453 pada akhir Agustus 2024, meningkat 590 pemegang saham sejak Mei 2024. Analis menilai tren positif ini didorong oleh kinerja keuangan yang solid. Laporan keuangan menunjukkan bahwa TUGU berhasil mencatatkan laba usaha Rp 562 miliar hingga Agustus 2024, naik 80% dari tahun sebelumnya. Premi bruto TUGU juga meningkat 37% menjadi Rp 4,1 triliun, dengan pendapatan underwriting naik 32% menjadi Rp 977 miliar.
Meski ada kenaikan biaya komisi dan pencadangan, TUGU tetap mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan investasi sebesar 22% menjadi Rp 253 miliar. Beban usaha TUGU justru turun 13% menjadi Rp 287 miliar, yang berdampak pada peningkatan laba usaha perusahaan. Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, menyebut efisiensi operasional dan pengelolaan risiko yang baik sebagai faktor kunci peningkatan margin underwriting dan laba perusahaan. Dia memprediksi laba konsolidasi TUGU akan mencapai Rp 600-700 miliar pada akhir 2024.
Source : https://investor.id/market/374455/saham-asuransi-favorit-asing-laba-2024-ditaksir-rp-700-miliar/1
Asuransi Krisis Modal? OJK Sebut Dua Perusahaan Mau Tutup, Apa Dampaknya untuk Konsumen?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa ada dua perusahaan asuransi yang berencana untuk mengembalikan izin usaha mereka. Menurut Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, langkah ini diambil demi efisiensi dan konsolidasi, karena kedua perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi persyaratan modal yang ditetapkan.
Ogi menjelaskan bahwa saat ini banyak perusahaan asuransi yang menghadapi tantangan modal terbatas, sehingga merger dan akuisisi menjadi solusi yang tak terelakkan. Perusahaan asuransi masih menunggu perkembangan terkait pemenuhan modal, yang batas akhirnya jatuh pada tahun 2026 dan 2028.
Regulasi terkait modal inti ini diatur dalam POJK Nomor 23 Tahun 2023, yang menetapkan bahwa perusahaan asuransi baru harus memiliki modal setidaknya Rp 1 triliun, dan perusahaan reasuransi minimal Rp 2 triliun. Bagi perusahaan yang sudah berdiri, ekuitas minimum Rp 250 miliar untuk asuransi konvensional dan Rp 100 miliar untuk asuransi syariah paling lambat pada 31 Desember 2026.
Sementara itu, perusahaan reasuransi konvensional dan syariah juga harus memenuhi persyaratan ekuitas minimum yang lebih besar. Pada tahun 2028, ekuitas untuk perusahaan asuransi dan reasuransi yang masuk dalam Kelompok Perusahaan Perasuransian Berdasarkan Ekuitas (KPPE) 1 dan 2 harus mencapai nilai tertentu sesuai dengan klasifikasinya.
Source : https://www.nesiatimes.com/2-perusahaan-asuransi-mau-tutup/
Gak Perlu Takut Gadget Rusak! Ini Dia Cara Mudah Dapat Asuransi Gratis untuk Produk Apple di Blibli
Masyarakat Indonesia kini menghabiskan rata-rata hampir 8 jam sehari menggunakan internet, sehingga asuransi gadget menjadi kebutuhan yang penting. Asuransi gadget memungkinkan pengguna menjalani gaya hidup digital tanpa rasa khawatir terhadap kerusakan atau kejadian tak terduga.
Seiring meningkatnya jumlah pengguna gadget, asuransi untuk melindungi perangkat digital semakin diperlukan. PT Global Digital Niaga Tbk, sebagai Apple Authorised Reseller di Indonesia, menyediakan produk Apple dengan metode pembayaran yang beragam dan perlindungan gratis selama 12 bulan untuk produk dengan stiker Blibli. Perlindungan ini mencakup berbagai risiko seperti kerusakan, masuknya cairan, kebakaran, kerusuhan, hingga kehilangan.
CEO PT Global Teknologi Niaga, Wisnu Iskandar, menegaskan komitmen Blibli untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan Apple di Indonesia, dengan menawarkan perlindungan ekstra untuk produk resmi Apple yang dibeli di Blibli Store atau toko-toko resmi lainnya.
Untuk mengaktifkan perlindungan ini, pelanggan hanya perlu melakukan scan barcode di kemasan produk dan memasukkan informasi yang diperlukan. Jika ingin melakukan klaim, pelanggan bisa melakukannya dengan mudah melalui situs web Cermati.
Selain perlindungan, Blibli menawarkan berbagai penawaran menarik seperti cicilan 0% hingga 24 bulan, fitur Tukar Tambah untuk gadget lama, dan keuntungan lain baik secara online maupun offline.
Source : https://www.rri.co.id/hiburan/1004450/tingginya-aktifitas-digital-asuransi-gadget-jadi-kebutuhan
Wajib Tahu! Cara Cerdas Gabungkan BPJS Kesehatan dan Asuransi Tambahan untuk Perawatan Kelas VIP
PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mendukung program Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang akan diberlakukan pada tahun depan. Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo, Diwe Novara, menjelaskan bahwa tujuan program jaminan kesehatan pemerintah dan Jasindo sama, yakni memberikan perlindungan finansial kepada masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. KRIS membuka peluang bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jasindo untuk memanfaatkan skema koordinasi manfaat (coordination of benefit/CoB), terutama dalam hal peningkatan kelas kamar perawatan.
Menurut Diwe, melalui skema CoB ini, peserta JKN BPJS Kesehatan tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan dasar yang ditanggung BPJS, tetapi juga bisa memanfaatkan layanan rawat jalan dan inap tingkat lanjutan dengan asuransi tambahan. Hal ini membantu mengurangi kekhawatiran masyarakat terkait biaya tambahan, terutama bagi mereka dengan riwayat penyakit yang memerlukan biaya besar. Skema CoB menjadi peluang besar bagi industri asuransi.
Skema CoB diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1366/2024, yang mengatur koordinasi antara BPJS Kesehatan dan asuransi tambahan melalui sistem tagihan satu pintu. Sistem ini memungkinkan perusahaan asuransi dan BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dalam menangani biaya pengobatan. Selain itu, porsi tanggungan asuransi kesehatan tambahan kini lebih besar dibandingkan dengan peraturan sebelumnya, yang membatasi pembayaran asuransi hingga 75% dari tarif INA CBG’s.
Pasar Asuransi Rumah Global Meledak! Siap-Siap, Nilainya Diprediksi Capai Triliunan Hingga 2032
Pasar asuransi rumah global diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan signifikan hingga tahun 2032. Menurut laporan dari Global Market Insights, pasar ini yang bernilai US$233 miliar pada 2023 diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lebih dari tujuh persen dari 2024 hingga 2032.
Permintaan yang meningkat ini sebagian besar dipengaruhi oleh naiknya nilai properti di berbagai wilayah, membuat pemilik rumah semakin sadar akan pentingnya melindungi aset mereka dari risiko seperti bencana alam dan pencurian. Selain itu, pemerintah turut mendorong pertumbuhan dengan berbagai inisiatif yang meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki asuransi rumah.
Pandemi COVID-19 sempat memperlambat transaksi properti, tetapi justru menciptakan ketidakpastian ekonomi yang mendorong pemilik rumah untuk lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran, termasuk untuk asuransi. Untuk merespons kondisi ini, perusahaan asuransi kini menawarkan kebijakan yang lebih fleksibel, termasuk panduan underwriting yang longgar, opsi pembayaran yang lebih mudah, dan interaksi virtual dengan nasabah melalui teknologi.
Salah satu segmen yang berkembang pesat adalah cakupan tempat tinggal, yang melindungi properti dari kerusakan akibat kebakaran atau bencana alam. Pada tahun 2023, segmen ini menghasilkan pendapatan sebesar US$75 miliar. Selain itu, sektor asuransi bagi pemilik properti juga meningkat, terutama di wilayah perkotaan yang padat, di mana kebutuhan akan perlindungan properti sewa semakin meningkat.
Kedepannya, permintaan akan produk asuransi yang dapat disesuaikan diharapkan terus bertambah seiring dengan peningkatan investasi properti baru. Fleksibilitas dan skalabilitas cakupan asuransi menjadi daya tarik utama bagi pemilik rumah dan properti.
Source : https://mediaasuransinews.co.id/asuransi/pasar-asuransi-rumah-diprediksi-bergelora-hingga-2032/
Pendapatan Asuransi Konstruksi Great Eastern Meroket Hingga 150%! Proyek Tambang dan IKN Jadi Penyumbang Besar
PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) mencatatkan kinerja gemilang di lini asuransi rekayasa sepanjang tahun ini. Menurut Marketing Director GEGI, Linggawati Tok, hingga Agustus 2024, pendapatan premi asuransi rekayasa perusahaan mencapai Rp 68 miliar, meningkat sebesar 123% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pendapatan ini didominasi oleh asuransi konstruksi, yakni Construction All Risks (CAR) dan Erection All Risks (EAR), yang menyumbang sekitar 70%. Asuransi alat berat menyumbang 20%, sementara 10% sisanya berasal dari berbagai jenis asuransi lainnya.
Linggawati menambahkan bahwa perusahaan optimis pendapatan premi asuransi rekayasa akan meningkat hingga 150% pada akhir tahun 2024. Keyakinan ini didukung oleh kerja sama GEGI dengan perusahaan pengembang properti, baik dari klien-klien eksisting maupun broker asuransi, yang memperluas penetrasi asuransi di proyek-proyek pembangunan.
Lebih lanjut, prospek cerah asuransi rekayasa juga didorong oleh maraknya pembangunan infrastruktur, termasuk proyek besar pemerintah seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pemerintah yang terus mendorong proyek-proyek tambang juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan pendapatan premi dari sektor ini.
Berita ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker, broker asuransi berpengalaman di Indonesia.
—
URUSAN ASURANSI UNTUK BISNIS ANDA? JANGAN BUANG WAKTU DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG
24 JAM L&G HOTLINE: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
—