Sektor konstruksi di Indonesia terus menunjukkan geliat yang signifikan, terutama memasuki periode 2025–2030. Pemerintah dan swasta sama-sama agresif membangun proyek infrastruktur, perumahan, energi, hingga kawasan industri. Mulai dari pembangunan jalan tol, bandara, bendungan, hingga proyek energi terbarukan, semua memerlukan investasi yang besar dan manajemen risiko yang matang. Situasi ini membuka peluang bisnis yang luar biasa, sekaligus meningkatkan kebutuhan akan perlindungan finansial yang andal.
Dalam setiap proyek konstruksi, risiko kerugian hampir tidak bisa dihindari. Mulai dari kerusakan fisik akibat bencana alam, kegagalan struktur, kebakaran, hingga klaim pihak ketiga. Tidak heran jika salah satu pertanyaan utama yang sering muncul dari kontraktor, developer, maupun investor adalah: “Berapa biaya premi asuransi CAR/EAR untuk proyek konstruksi saya?” Pertanyaan ini wajar, karena premi asuransi akan mempengaruhi perhitungan biaya proyek secara keseluruhan.
Artikel ini hadir untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai biaya premi asuransi CAR (Contractors’ All Risks) dan EAR (Erection All Risks) di Indonesia. Pembahasan akan mencakup peluang proyek konstruksi di tahun-tahun mendatang, jenis-jenis pekerjaan konstruksi dan risikonya, faktor-faktor yang mempengaruhi tarif premi, jenis-jenis asuransi dan jaminan yang relevan, hingga pentingnya peran broker asuransi berpengalaman seperti L&G Insurance Broker. Dengan memahami hal ini, pelaku usaha di sektor konstruksi dapat merencanakan proteksi finansial secara lebih efisien dan tepat sasaran.
Peluang Proyek Konstruksi di Tahun-Tahun Mendatang
Indonesia sedang berada pada fase percepatan pembangunan besar-besaran. Pemerintah telah mencanangkan berbagai proyek strategis nasional (PSN) yang nilainya mencapai ribuan triliun rupiah, mulai dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), jaringan jalan tol Trans Sumatra dan Trans Jawa, hingga bendungan, pelabuhan, dan bandara baru. Proyek-proyek ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan infrastruktur dasar, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah.
Selain proyek pemerintah, sektor swasta juga aktif mengembangkan proyek besar, seperti pembangunan pabrik manufaktur, kawasan industri, properti komersial, dan energi terbarukan. Investasi asing yang terus mengalir, terutama dari Asia Timur dan Timur Tengah, semakin memperluas skala proyek-proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) di Indonesia.
Tren transisi energi juga membuka peluang baru. Proyek pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan biomassa, serta pembangunan jaringan transmisi energi hijau, menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun mendatang. Proyek-proyek ini membutuhkan proteksi asuransi yang lebih kompleks, mengingat teknologi baru yang digunakan seringkali berisiko tinggi.
Dengan skala investasi yang besar, potensi kerugian akibat risiko konstruksi juga meningkat. Setiap keterlambatan, kecelakaan, atau kerusakan berpotensi menimbulkan kerugian finansial ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Oleh karena itu, asuransi CAR/EAR tidak lagi dipandang sebagai formalitas, melainkan menjadi strategi manajemen risiko utama yang wajib disiapkan oleh kontraktor, developer, maupun investor.
Jenis-Jenis Proyek Konstruksi dan Karakter Risikonya
Industri konstruksi mencakup berbagai jenis pekerjaan yang masing-masing memiliki tingkat risiko berbeda. Memahami karakter risiko setiap jenis proyek sangat penting untuk menentukan program asuransi CAR/EAR yang tepat.
- Civil Works (Pekerjaan Sipil)
Proyek seperti jalan tol, jembatan, bendungan, pelabuhan, dan terowongan termasuk kategori ini. Risiko utamanya meliputi longsor, kegagalan struktur, banjir, atau kerusakan akibat gempa bumi. Karena dikerjakan di area terbuka, proyek civil works sangat rentan terhadap faktor alam yang sulit diprediksi. Premi biasanya lebih tinggi jika lokasi berada di daerah rawan bencana.
- Engineering & Plant Construction
Termasuk pembangunan pabrik, pembangkit listrik, kilang minyak, dan fasilitas pengolahan industri. Proyek ini berisiko pada kebakaran, ledakan, kerusakan mekanis, serta kesalahan desain atau instalasi. Karena nilai proyek besar dan kompleks, potensi kerugian jika terjadi kecelakaan bisa mencapai triliunan rupiah.
- Infrastruktur Umum
Contohnya bandara, MRT/LRT, rumah sakit, gedung pemerintahan, dan sekolah. Risiko utama adalah keterlambatan proyek, biaya tambahan, serta kecelakaan kerja yang melibatkan pekerja dalam jumlah besar.
- Wet Risks
Kategori ini mencakup proyek di atas atau dekat air, seperti dermaga, jetty, offshore platform, dan reklamasi pantai. Risiko utamanya adalah badai, banjir, erosi, hingga tabrakan kapal. Karena kompleksitas pekerjaan di laut, wet risks seringkali memiliki premi lebih tinggi dibandingkan konstruksi darat.
- High-Rise & Properti Komersial
Proyek apartemen, perkantoran, mall, dan hotel memiliki risiko kebakaran, gempa bumi, kegagalan struktur, serta human error. Lokasi di area padat penduduk juga menambah risiko tuntutan pihak ketiga akibat gangguan atau kerusakan properti sekitar.
Faktor yang Mempengaruhi Tarif Premi Asuransi Konstruksi
Menentukan biaya premi asuransi CAR (Contractors’ All Risks) dan EAR (Erection All Risks) bukanlah hal yang sederhana. Perusahaan asuransi memperhitungkan berbagai faktor risiko yang bisa mempengaruhi kemungkinan terjadinya klaim. Semakin tinggi tingkat risiko sebuah proyek, semakin besar pula premi yang harus dibayarkan. Berikut adalah faktor-faktor utama yang berperan:
- Nilai Proyek (Contract Value)
Besarnya kontrak proyek menjadi faktor paling mendasar. Semakin tinggi nilai proyek, semakin besar pula potensi kerugian yang ditanggung asuransi. Umumnya, tarif premi dinyatakan dalam persentase kecil dari nilai proyek, misalnya 0,1% – 0,25%.
- Jenis Pekerjaan
Pekerjaan sipil (civil works), instalasi mekanikal, atau elektrikal memiliki risiko berbeda. Misalnya, proyek dermaga (wet risk) cenderung memiliki premi lebih tinggi dibandingkan pembangunan gedung perkantoran di pusat kota.
- Durasi Proyek
Periode konstruksi berbanding lurus dengan risiko. Semakin lama proyek berlangsung, semakin besar peluang terjadinya kerusakan atau kecelakaan. Premi akan lebih tinggi untuk proyek dengan durasi multi-tahun.
- Lokasi dan Kondisi Geografis
Proyek di daerah rawan banjir, gempa bumi, atau tanah longsor memiliki tarif premi lebih tinggi dibanding lokasi dengan risiko rendah. Asuransi mempertimbangkan kondisi topografi, iklim, hingga akses transportasi menuju lokasi.
- Material dan Teknologi yang Digunakan
Penggunaan material tahan api, struktur baja modern, atau teknologi konstruksi canggih dapat menekan risiko. Sebaliknya, material murah atau metode kerja tradisional bisa meningkatkan risiko kerusakan.
- Rekam Jejak Kontraktor
Pengalaman dan reputasi kontraktor juga diperhitungkan. Perusahaan dengan track record baik dan minim klaim biasanya memperoleh premi lebih kompetitif.
- Pengalaman Klaim Proyek Sebelumnya
Jika proyek serupa sebelumnya pernah menimbulkan banyak klaim, tarif premi untuk proyek baru dengan karakteristik sama bisa lebih tinggi.
- Jaminan Tambahan (Extensions)
Tambahan seperti Third Party Liability (TPL), Delay in Start Up (DSU), atau Act of God (gempa bumi, banjir) akan meningkatkan biaya premi. Namun, tambahan ini seringkali wajib untuk proyek skala besar.
Jenis Asuransi dan Jaminan dalam Proyek Konstruksi
Setiap proyek konstruksi memiliki risiko unik yang membutuhkan perlindungan berbeda. Oleh karena itu, program asuransi proyek biasanya tidak hanya terdiri dari satu polis, melainkan kombinasi beberapa jenis asuransi dan jaminan. Berikut adalah yang paling umum digunakan:
- Asuransi CAR (Contractors’ All Risks)
CAR memberikan perlindungan terhadap kerusakan fisik proyek selama masa pembangunan, baik akibat bencana alam, kecelakaan, maupun kesalahan manusia. Selain itu, CAR juga melindungi dari tuntutan pihak ketiga (Third Party Liability) yang mengalami kerugian akibat aktivitas proyek.
- Asuransi EAR (Erection All Risks)
Diperlukan untuk proyek yang melibatkan erection, instalasi, dan pengujian peralatan mekanikal/elektrikal, seperti power plant, pabrik, atau kilang minyak. EAR menanggung risiko kesalahan pemasangan, kerusakan mekanis, hingga ledakan saat commissioning.
- Third Party Liability (TPL)
Jaminan tambahan yang wajib dalam proyek konstruksi, melindungi kontraktor dan pemilik proyek dari tuntutan hukum akibat cedera badan atau kerusakan harta benda pihak ketiga.
- Delay in Start Up (DSU) / Advance Loss of Profit (ALOP)
Menjamin kerugian finansial akibat keterlambatan penyelesaian proyek karena kecelakaan yang dijamin polis CAR/EAR. Misalnya, proyek pembangkit listrik yang terlambat beroperasi dapat menyebabkan kerugian pendapatan besar.
- Asuransi Alat Berat & Machinery Breakdown
Melindungi alat berat dan mesin konstruksi dari risiko kerusakan, kecelakaan, atau kegagalan fungsi. Mengingat nilainya sangat besar, proteksi ini sangat penting bagi kontraktor.
- Asuransi Transportasi (Marine Cargo)
Menjamin material atau peralatan proyek selama pengiriman dari luar negeri atau antar pulau di Indonesia. Perlindungan dapat berbentuk ICC A, B, atau C tergantung kebutuhan.
- Surety Bond
Berfungsi sebagai jaminan keuangan bagi pemilik proyek, meliputi tender bond, performance bond, advance payment bond, hingga maintenance bond. Dalam praktiknya, surety bond juga bisa diterbitkan melalui skema contra bank guarantee.
Dengan kombinasi perlindungan di atas, pemilik proyek maupun kontraktor dapat memastikan investasi triliunan rupiah tetap terlindungi dari risiko tak terduga. Peran broker asuransi menjadi sangat penting untuk merancang kombinasi jaminan yang paling sesuai dan efisien.
Estimasi Biaya Premi Asuransi Konstruksi
Besarnya premi asuransi CAR/EAR sangat bervariasi, tergantung pada nilai proyek, lokasi, jenis pekerjaan, durasi, serta cakupan jaminan. Namun, secara umum, tarif premi konstruksi di Indonesia berada pada kisaran 0,1% – 0,25% dari nilai proyek. Untuk proyek dengan risiko tinggi (wet risk atau di daerah rawan gempa), tarif bisa lebih besar.
- Proyek Jalan Tol
- Nilai kontrak: Rp 1 triliun.
- Tarif premi: 0,3%.
- Estimasi premi = Rp 3,000.000.000.
- Tambahan jaminan DSU/ALOP dapat meningkatkan premi hingga 40% lebih tinggi.
- Pembangunan Pabrik Manufaktur
- Nilai kontrak: USD 200 juta (±Rp 3 triliun).
- Tarif premi: 0,25%.
- Estimasi premi = Rp 7,000.000.000.
- Jika melibatkan peralatan impor bernilai besar, asuransi transportasi (Marine Cargo) juga wajib.
- Proyek Dermaga (Wet Risk)
- Nilai kontrak: Rp 500 miliar.
- Tarif premi: 0,60%.
- Estimasi premi = Rp 3.000.000.000.
- Risiko badai, banjir, dan erosi membuat premi lebih tinggi dibanding proyek di darat.
- Gedung Komersial (Apartemen/Perkantoran)
- Nilai kontrak: Rp 750 miliar.
- Tarif premi: 0,20%.
- Estimasi premi = Rp 1,500.000.000.
- Tambahan jaminan TPL sangat penting karena lokasi biasanya di area padat penduduk.
Dari simulasi ini terlihat bahwa premi bukanlah biaya tetap, melainkan sangat dipengaruhi oleh jenis risiko proyek dan cakupan jaminan yang dipilih. Inilah alasan mengapa kontraktor maupun pemilik proyek harus melakukan analisis risiko mendalam sebelum menentukan polis asuransi. Broker asuransi berperan untuk membantu mendapatkan premi terbaik sesuai kebutuhan proyek.
Catatan: Untuk mendapatkan estimasi biaya yang lebih tepat, hubungi L&G insurance broker ketika anda menghitung anggaran biaya proyek!
Peran Penting Broker Asuransi dalam Proyek Konstruksi
Mengatur program asuransi untuk proyek konstruksi bernilai miliaran hingga triliunan rupiah bukanlah hal sederhana. Polis CAR/EAR melibatkan banyak detail teknis, mulai dari wording, limit pertanggungan, pengecualian, hingga klausul tambahan. Kesalahan kecil dapat berdampak besar ketika klaim terjadi. Di sinilah broker asuransi memainkan peran krusial.
- Analisa Risiko Proyek
Broker berpengalaman akan melakukan risk assessment untuk memahami jenis pekerjaan, lokasi, nilai kontrak, serta potensi bahaya yang ada. Hasil analisis ini menjadi dasar dalam merancang polis yang sesuai.
- Mencari Premi Kompetitif
Broker memiliki akses ke berbagai perusahaan asuransi, baik lokal maupun internasional. Dengan jaringan luas, broker dapat melakukan negosiasi agar klien mendapatkan premi paling efisien tanpa mengurangi kualitas perlindungan.
- Menyusun Wording Polis yang Tepat
Tidak semua proyek membutuhkan klausul standar. Broker akan menyesuaikan wording polis dengan kebutuhan spesifik proyek, termasuk klausul tambahan seperti DSU/ALOP, Act of God, hingga Automatic Reinstatement.
- Pendampingan Administrasi dan Klaim
Proses klaim asuransi proyek seringkali panjang dan rumit. Broker membantu klien mulai dari penyusunan dokumen klaim, komunikasi dengan adjuster, hingga memastikan pembayaran klaim berjalan lancar.
- Mengapa L&G Insurance Broker?
Sebagai broker berpengalaman di proyek EPC, pertambangan, energi, transportasi, hingga infrastruktur nasional, L&G Insurance Broker telah membuktikan keahliannya. L&G tidak hanya fokus pada premi murah, tetapi juga memastikan perlindungan menyeluruh dan solusi klaim yang cepat.
Dengan dukungan broker profesional, kontraktor dan pemilik proyek dapat fokus menyelesaikan pekerjaan, sementara risiko finansial ditangani secara profesional.
Kesimpulan & Call to Action
Premi asuransi CAR/EAR untuk proyek konstruksi bukan sekadar biaya tambahan, tetapi investasi penting untuk menjamin kelancaran dan keberlanjutan proyek. Besarnya premi dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari nilai kontrak, jenis pekerjaan, lokasi proyek, durasi konstruksi, hingga tambahan jaminan seperti TPL, DSU/ALOP, atau Act of God. Setiap jenis proyek—baik itu civil works, pabrik, gedung tinggi, maupun wet risk—memiliki karakter risiko unik yang menuntut perlindungan berbeda.
Dari simulasi yang kita bahas, terlihat bahwa premi dapat mencapai miliaran rupiah. Namun, biaya tersebut sebanding dengan potensi kerugian yang bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah bila risiko tidak dikelola dengan baik. Karena itu, perusahaan konstruksi, kontraktor, maupun investor harus memastikan bahwa setiap proyek memiliki perlindungan asuransi yang tepat.
Di sinilah peran broker asuransi berpengalaman seperti L&G Insurance Broker menjadi sangat strategis. L&G tidak hanya membantu mendapatkan premi kompetitif, tetapi juga memberikan konsultasi risiko, penyusunan wording polis yang sesuai, dan pendampingan klaim hingga tuntas.
👉 Jangan biarkan proyek besar Anda terancam karena kurangnya proteksi. Hubungi L&G Insurance Broker hari ini dan pastikan proyek konstruksi Anda berjalan lebih aman, efisien, dan bankable.
—
Mencari produk asuransi? Jangan buang waktu Anda dan hubungi kami sekarang
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)
Website: lngrisk.co.id
Email: halo@lngrisk.co.id
—