Industri nasional sedang menghadapi tekanan berlapis. Mulai dari kenaikan harga baja dan aluminium, meningkatnya kebutuhan bahan baku, hingga jumlah impor yang kembali menanjak. Bali menjadi salah satu wilayah yang mencatat peningkatan signifikan pada impor mesin, komponen logam mulia, dan peralatan industri lainnya. Kenaikan ini menunjukkan gairah industri yang membaik, tetapi juga mengungkap risiko-risiko baru yang wajib diperhatikan dunia usaha.
Dalam kondisi seperti ini, pelaku industri ingin bergerak cepat, melakukan modernisasi produksi, mengganti mesin-mesin lama, dan meningkatkan kapasitas. Namun, kenyataannya tidak semua pelaku industri mampu membeli mesin baru. Akibatnya, impor mesin tua menjadi pilihan yang semakin populer. Sayangnya, fenomena ini membawa risiko besar, mesin lebih rentan rusak, butuh penanganan khusus saat pengiriman, dan memiliki nilai investasi yang tidak kecil. Jika terjadi kerusakan di perjalanan, potensi kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah.
Sebagai broker asuransi profesional yang berfokus pada risiko logistik dan asuransi impor mesin, L&G Insurance Broker menyajikan ulasan ini. Kami melihat bahwa setiap keputusan untuk melakukan pengiriman mesin impor saat ini membawa nilai kerugian potensial yang jauh lebih besar. Kami akan membedah mengapa asuransi impor mesin yang komprehensif adalah solusi mutlak untuk melindungi investasi bernilai tinggi Anda. Industri baja dan mesin RI menghadapi krisis karena mesin produksi tua dan banjir impor murah. Ironisnya, solusi cepat yang diambil, yakni impor mesin untuk efisiensi, justru melambungkan risiko logistik. Dengan harga baja dan aluminium yang tinggi, nilai pengiriman mesin impor menjadi sangat mahal. Kami akan mengupas tuntas rahasia manajemen risiko dan mengapa asuransi impor mesin (ICC A) yang diurus broker asuransi adalah kunci untuk mendapatkan premi kompetitif dan perlindungan maksimal. Hubungi L&G Insurance Broker sekarang di 08118507773 untuk konsultasi gratis sebelum terjadi risiko.
Fenomena Baru dalam Industri: Impor Mesin Tua yang Meningkat
Isu impor mesin tua kembali mencuat setelah Kementerian Perindustrian memberikan penjelasan resmi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI. Dalam pemberitaan resmi, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan bahwa industri baja Indonesia sedang menghadapi tantangan serius, bukan hanya dari banjir produk impor tetapi juga dari sisi peralatan produksi.
Dalam konferensi tersebut, beliau menyampaikan:
“Sebagian besar mesin yang digunakan industri baja nasional sudah tua dan belum sepenuhnya ramah lingkungan. Kondisi ini membuat biaya produksi mahal dan kualitas produk kita tidak kompetitif,” ungkap Faisol.
Impor mesin tua pun meningkat karena banyak perusahaan mencoba mengisi kekosongan kapasitas tanpa modal besar. Mesin-mesin ini didatangkan dari negara produsen besar seperti China, Korea, dan beberapa negara Eropa. Namun, masalah baru muncul:
- Risiko kerusakan selama pengiriman jauh lebih tinggi
- Suku cadang sering tidak tersedia
- Standar kualitas tidak selalu sesuai kebutuhan industri
- Nilai investasi yang terancam hilang jika rusak sebelum sempat digunakan
Fenomena ini mendorong broker asuransi untuk berperan lebih aktif dalam risk mapping dan risk mitigation terhadap impor mesin dengan usia pakai tinggi.
Tantangan Industri Baja Indonesia Saat Ini
Dalam pemberitaan resmi, Kemenperin memaparkan beberapa masalah utama yang sedang dihadapi industri baja nasional:
1. Banjir Produk Impor 55% dari Kebutuhan Nasional
Menurut pernyataan Wamenperin yang dikutip media:
“Gap antara kapasitas produksi dan kebutuhan diisi oleh impor, sekitar 55% berasal dari China. Utilisasi industri baja kita hanya sekitar 50%,” katanya.
Artinya, lebih dari separuh kebutuhan baja nasional dipenuhi produk luar. Industri dalam negeri terancam kehilangan pasar.
2. Produksi Hanya Fokus pada Baja untuk Konstruksi
Indonesia masih minim produksi baja bernilai tinggi seperti:
- alloy steel
- special steel
- baja untuk otomotif, alat berat, dan perkapalan
- Padahal segmen ini adalah pasar bernilai besar.
3. Mesin Pabrik Sudah Tua
“Sebagian besar mesin berumur tua dan tidak ramah lingkungan. Biaya produksi jadi mahal dan kualitas tidak bersaing,” jelasnya.
Kondisi ini mendorong perusahaan impor mesin tua sebagai solusi cepat, sehingga risiko logistik dan operasional meningkat.
4. Persaingan Global Semakin Ketat
Bahkan China yang memproduksi 53,3% baja dunia sedang mencari pasar baru karena penurunan sektor properti. Barang murah dari luar negeri akan terus membanjiri negara-negara dengan regulasi longgar.
Dampak Fenomena Mesin Tua terhadap Pelaku Usaha
Ketika harga baja dan aluminium naik, industri otomatis menahan ekspansi. Namun kebutuhan mesin baru tetap ada, sehingga mesin tua menjadi pilihan alternatif. Dampaknya:
- Risiko kerusakan saat pengiriman meningkat: Karena komponen sudah lemah atau kurang stabil.
- Mesin bisa rusak sebelum dipasang: Kasus ini sering terjadi pada mesin yang dibeli dari Eropa dan Amerika.
- Nilai investasi tidak sebanding: Meski lebih murah, biaya perbaikan bisa menyamai mesin baru.
- Risiko downtime produksi lebih tinggi: Mesin tua membutuhkan kalibrasi dan perawatan intensif.
Karena itu, setiap tahap impor harus dipetakan dengan detail—termasuk moda transportasi, packing, hingga kondisi mesin saat dibongkar.
Mengapa Pelaku Usaha Perlu Broker Asuransi?
Di tengah fenomena meningkatnya impor mesin tua, peran broker menjadi sangat penting, bukan sekadar penyedia polis, tetapi sebagai risk advisor.
Berikut peran strategis broker seperti L&G Insurance Broker:
1. Memetakan Risiko Spesifik untuk Mesin Baru maupun Mesin Tua
Broker melakukan risk mapping berdasarkan:
- usia mesin
- nilai investasi
- rute pengiriman
- moda transportasi (laut, darat, udara)
- potensi korosi / kerusakan internal
- packing dan handling
Mesin tua harus diperlakukan sebagai high-risk cargo. Tidak semua perusahaan mengetahui ini.
2. Menentukan Jenis Proteksi yang Tepat
Setiap mesin membutuhkan perlindungan berbeda.
Broker akan menentukan:
- cakupan proteksi yang sesuai
- pengecualian apa saja yang harus diantisipasi
- tambahan proteksi jika mesin berisiko tinggi
- rekomendasi kondisi khusus untuk impor mesin tua
3. Menangani Klaim Saat Kerusakan Terjadi
Ini bagian yang paling penting. Broker bertanggung jawab:
- mengawal proses klaim dari awal sampai selesai
- memastikan laporan kerusakan lengkap
- berkomunikasi dengan surveyor, pihak pelabuhan, dan perusahaan logistik
- mempercepat proses pembayaran
Untuk impor mesin tua, klaim sering lebih rumit karena bukti kerusakan harus kuat. Broker memastikan semuanya terdokumentasi.
4. Memberikan Risk Recommendation
Pelaku industri mendapatkan laporan lengkap mengenai risiko dan solusi, seperti:
- rekomendasi metode packing
- jenis kontainer
- perlakuan mesin sebelum dikirim
- perlindungan terhadap karat
- cara dokumentasi yang benar agar klaim kuat
Inilah yang membedakan broker dengan sekadar agen polis biasa.
Peran Strategis Broker Asuransi L&G dalam Pengiriman Mesin Impor
Di tengah meningkatnya risiko logistik dan impor mesin tua, L&G Insurance Broker berperan vital sebagai mitra strategis bagi importir mesin dan industri baja nasional.
Mengapa Importir Mesin Perlu Broker Asuransi:
- Membandingkan Wording dan Harga (Market Placement): Broker memiliki akses ke puluhan perusahaan asuransi (termasuk pasar global) untuk mencari premi asuransi impor mesin paling kompetitif. Kami memastikan Anda mendapatkan polis ICC A (All Risks) sebagai standar minimum untuk mesin bernilai tinggi.
- Audit Sum Insured: L&G membantu importir memperbarui nilai pertanggungan secara real-time untuk menghindari under-insurance yang fatal di tengah kenaikan harga logam.
- Negosiasi Klausul Khusus: Untuk pengiriman mesin impor, broker menegosiasikan endorsement wajib seperti Mechanical Derangement (kerusakan mekanis), Rust & Oxidation (karat), dan Forklift Damage (saat bongkar muat). Polis standar tidak mencakup ini, dan tanpanya, klaim kerusakan mesin presisi akan ditolak.
- Pendampingan Klaim Total (Claim Advocacy): Klaim asuransi impor mesin seringkali rumit. L&G bertanggung jawab penuh mengawal klaim, mulai dari laporan surveyor hingga pembayaran, memastikan dana klaim cair tepat waktu.
Rekomendasi Asuransi dan Manajemen Risiko untuk Importir Mesin
L&G Insurance Broker menyarankan importir mesin menerapkan strategi perlindungan ini untuk mengamankan pengiriman mesin impor dan investasi industri:
- Asuransi Cargo (Marine Cargo Insurance) ICC A: Pilih jaminan ICC A (All Risks) sebagai standar minimum untuk impor mesin, dan jangan hanya mengandalkan ICC B atau C.
- Perluasan Jaminan Korosi: Pastikan polis mencakup perluasan Rust, Oxidation, & Corrosion Clause untuk mesin presisi berbahan baja dan aluminium.
- Dokumentasi Pengiriman: Wajibkan supplier menyediakan packing list dan foto mesin sebelum dikirim. L&G dapat membantu menyusun protokol dokumentasi untuk memperkuat klaim.
- Perlindungan After Arrival: Untuk mesin impor yang sudah tiba dan dipasang, lindungi dengan Asuransi Machinery Breakdown (MB) dan Asuransi Property All Risks (PAR) untuk risiko kebakaran atau bencana alam.
- Pengamanan Handling: Gunakan jasa forwarder yang memiliki SOP handling alat berat bersertifikat, yang akan menjadi nilai tambah dalam negosiasi premi asuransi impor mesin.
Kaitan Antara Harga Baja Naik dan Peningkatan Impor Mesin
Ketika harga baja dan aluminium naik, banyak perusahaan menunda ekspansi. Namun lini produksi harus tetap berjalan. Akibatnya:
- mereka memilih mesin tua yang lebih murah
- produksi tetap bisa dilakukan meski kapasitas terbatas
- cashflow tetap aman
Namun dibalik itu, risiko meningkat:
- mesin tua rawan rusak
- ongkos perbaikan besar
- downtime produksi bisa mahal
kerusakan saat impor tidak mudah diklaim jika tidak ada pendampingan broker Fenomena ini mendorong kebutuhan proteksi yang lebih matang, terutama bagi perusahaan konstruksi, furniture, logam, elektronik, otomotif, hingga pabrik makanan.
Kesimpulan
Industri nasional sedang memasuki fase yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Kenaikan harga baja dan aluminium mempengaruhi rantai industri dari hulu ke hilir, membuat banyak perusahaan menahan ekspansi dan mencari alternatif yang lebih terjangkau. Dalam kondisi seperti ini, impor mesin tua menjadi tren yang semakin kuat. Meski lebih murah, risiko yang dibawa jauh lebih besar, mulai dari potensi kerusakan dalam perjalanan hingga biaya perbaikan dan downtime produksi yang bisa merugikan perusahaan dalam jumlah besar.
Pernyataan resmi Kementerian Perindustrian mengenai mesin tua di pabrik baja memperkuat gambaran bahwa modernisasi industri Indonesia memang terhambat oleh teknologi yang sudah usang. Namun solusi berupa impor mesin tua pun bukan tanpa resiko. Di titik inilah peran broker asuransi menjadi jembatan penting antara kebutuhan industri dan perlindungan aset. Broker mampu memberikan pemetaan risiko yang mendalam, memastikan setiap mesin, baik baru maupun tua mendapat perlindungan sesuai karakteristiknya, serta mendampingi proses klaim yang sering kali kompleks dan memakan waktu.
Agar modernisasi industri berjalan efektif, setiap langkah investasi, terutama yang melibatkan mesin bernilai tinggi, harus dikelola secara profesional dan terukur. Proteksi sejak awal bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan strategis agar perusahaan tetap kompetitif. Karena itu, bekerja sama dengan broker asuransi independen seperti L&G Insurance Broker adalah langkah paling aman untuk menjaga investasi, mengurangi potensi kerugian, dan memastikan perusahaan dapat berfokus pada peningkatan kualitas dan kapasitas produksi.
Source:
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20251110125051-92-1293838/wamenperin-ungkap-masalah-industri-baja-ri-banjir-impor-dan-mesin-tua
- https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/89854/kemeperin-beber-kemelut-industri-baja-ri-banjir-impor-mesin-tua/2
—
JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN AMANKAN FINANCIAL DAN BISNIS ANDA DENGAN ASURANSI YANG TEPAT.
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)
Website: lngrisk.co.id
Email: halo@lngrisk.co.id
—

