Life & Health

5 Tips Pencairan Dana Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

Liga Asuransi – Salah satu dampak negatif dari wabah COVID-19 adalah penurunan kondisi ekonomi nasional maupun internasional. Untuk bisa bertahan banyak perusahaan yang akan mengurangi beban usaha dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang akan menutup usahanya dan mem PHK seluruh karyawannya.  Kami turut prihatin dengan kondisi ini. Sebagai ahli broker asuransi dan konsultan asuransi, kami ingin menyampaikan beberapa tips yang dapat membantu rekan-rekan karyawan akan berniat untuk mendapatkan dana pensiun dengan lancar. 

Bagi perusahaan yang sudah mengikuti peraturan pemerintah dengan mengikutkan karyawan dalam program asuransi BPJS Ketenagakerjaan, bagi karyawan yang terpaksa di PHK, mereka berhak mencairkan dana tabungan yang telah diserahkan kepada BPJS Ketenagakerjaan yang berasal dari porsi yang dibayarkan oleh karyawan dan oleh perusahaan. 


Dana tabungan karyawan tersebut dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam paket jaminan hari tua (JHT). Saldo JHT dapat dicairkan dengan melengkapi  syarat dan ketentuan. 

Berikut ini 5 tips yang perlu diketahui sebelum mencairkan dana pensiun BPJS Ketenagakerjaan.

  1. Cek saldo tabungan JHT Anda 

Sebelum mencairkan dana JHT, cek dulu berapa jumlah saldonya. Ada 4 cara untuk bisa mengecek saldo dana pensiun. 

  1. Dengan mengakses situs BPJS Ketenagakerjaan, dengan menyiapkan nomor KPJ Anda lalu login. 
  2. Mendaftar dengan SMS (tarif biasa berlaku)
  3. Memasang aplikasi mobile BPJS Ketenagakerjaan. 
  4. Mendatangi langsung kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat. 

Jika menemui kesulitan, hubungi call center BPJS Ketenagakerjaan lalu tanyakan prosedur untuk mengecek saldo ini. 

  1. Cek jangka waktu keanggotaan 

Peraturan BPJS Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa peserta bisa mencairkan dana pensiun sebelum jangka waktu keanggotaan 10 tahun, tapi dengan syarat-syarat tertentu. Antara lain, peserta meninggal dunia atau berhenti bekerja untuk alasan tertentu dan sudah disepakati bersama pihak perusahaan.

Untuk Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan, Anda bisa mencarinya sementara Anda masih aktif bekerja, dengan maksimal 10% dari total saldo (jika tujuannya untuk masa persiapan pensiun), atau 30% dari total saldo (jika tujuannya untuk penyediaan rumah). Tapi Anda tidak bisa mengambil dua-duanya ya, 10% dan 30%. 

Jika Anda sudah berhenti bekerja, baik karena terkena PHK atau atas kemauan sendiri, maka sebelum masa kerja 10 tahun pun anda sudah bisa mencairkan dana pensiun Jaminan Hari Tua sampai 100%.

Tapi untuk Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan, jangka waktu minimal keanggotaan 15 tahun atau setara 180 bulan.

  1. Ingat, ada pajak   

Untuk pencairan dana pensiun yang berupa Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan, ada kewajiban pajak yang harus dibayar. Bentuk pajaknya adalah pajak progresif, pajak yang dihitung sesuai dengan jumlah saldo tabungan dana pensiun Anda.

Besarannya adalah sebagai berikut:

  1. Saldo di bawah Rp50 juta, pajaknya sebesar 5%.
  2. Saldo antara Rp50 juta – Rp 250 juta, pajaknya sebesar 15%.
  3. Saldo antara Rp250 juta – Rp500 juta, pajaknya sebesar 25%.
  4. Lebih dari Rp500 juta, pajaknya sebesar 30%.
  5. Hitung Besarnya persentase pencairan dana

Saldo JHT bisa diambil sebesar 10 persen, 30 persen hingga 100 persen tanpa harus menunggu usia kepesertaan 10 tahun atau peserta minimal berumur 56 tahun. 


Pencairan 10 persen dan 30 persen 

Persyaratan untuk pencairan cukup mudah dan hanya membutuhkan banyak syarat, yaitu.

  1. Peserta minimal sudah bergabung selama 10 tahun dan peserta masih aktif bekerja di perusahaan. 
  2. Fotokopi kartu BPJS TK/Jamsostek dengan membawa yang asli
  3. Fotokopi KTP atau Paspor Peserta dengan menunjukkan yang asli. 
  4. Fotokopi KK (Kartu Keluarga) dengan menunjukkan yang asli. 
  5. Surat keterangan masih aktif bekerja dari perusahaan. 
  6. Buku Rekening Tabungan. 
  7. Untuk mencairkan saldo JHT 30% hanya perlu menambahkan dokumen perumahan.

Pencairan 100 persen

Untuk persyaratan pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan 100 persen: 

  1. Sudah berhenti bekerja (PHK/resign). 
  2. Kartu Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan. 
  3. Paklaring (Surat pengalaman kerja/surat keterangan sudah berhenti bekerja). 
  4. KTP atau SIM. 
  5. Kartu Keluarga (KK). 
  6. Buku Tabungan untuk Pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan. 
  7. Fotokopi minimal sebanyak 1 lembar untuk masing-masing dokumen di atas.
  8. Pas foto 3×4 dan 4×6 masing-masing 4 rangkap.
  1. Susunan Prioritas Penggunaan Dana Pensiun

Dana pensiun datangnya hanya sekali dan tidak bisa ditambah. Oleh karena itu perlu dibuat prioritas penggunaanya. Berikut ini contoh prioritas penggunaan dana pensiun yang dianjurkan oleh penasehat keuangan:

  1. Zakat dan sosial 
  2. Dana darurat 12 kali dari pengeluaran rutin
  3. Pelunasan hutang
  4. Dana pendidikan 
  5. Dana kesehatan keluarga
  6. Dana haji/ibadah
  7. Gaya hidup dan hiburan 

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kelancaran pencairan dana pensiun BPJS Ketenagakerjaan. Informasi lebih lengkap kami sarankan untuk menghubungi langsung kantor BPJS terdekat atau dengan membuka website BPJS Ketenagakerjaan.

Jika anda memerlukan informasi seputar asuransi, bisa menghubungi broker asuransi.

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012