Liga Asuransi – Industri asuransi Indonesia tengah menghadapi dinamika yang menarik, mulai dari tantangan besar yang muncul akibat fenomena seperti pinjaman online ilegal (pinjol) dan judi online (judol), hingga peluang pertumbuhan yang menjanjikan dari inovasi teknologi dan fokus pada keberlanjutan. Artikel ini merangkum berbagai perkembangan terkini di sektor asuransi, termasuk pencapaian perusahaan-perusahaan besar, seperti PT Asuransi Tugu Pratama Tbk. dan BRI Insurance, serta langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemain industri untuk menghadapi tantangan. Dalam pembahasan ini, juga diulas bagaimana teknologi seperti EcoAI dapat membawa transformasi keberlanjutan di sektor ini. Mari kita eksplorasi lebih dalam bagaimana industri asuransi beradaptasi dan berinovasi untuk tetap relevan di era yang terus berubah.
PT Asuransi Tugu Pratama Tbk. Targetkan Laba Rp100 Miliar pada 2024, Tumbuh Pesat Berkat Fokus pada Bisnis Utama
PT Asuransi Tugu Pratama Tbk. (TUGU) menargetkan pertumbuhan laba konsolidasi yang ambisius, yakni mencapai Rp100 miliar pada akhir tahun 2024. Direktur Keuangan dan Layanan Korporat TUGU, Emil Hakim, mengungkapkan bahwa perusahaan telah melampaui target laba yang ditetapkan per September 2024. Meski begitu, Emil berharap adanya pertumbuhan lebih lanjut hingga akhir tahun, dengan tambahan laba sekitar Rp75 miliar hingga Rp100 miliar.
Capaian yang Menggembirakan di Triwulan Ketiga
Pada konferensi pers Publix Expose TUGU yang diadakan pada 4 Desember 2024, Emil menyatakan bahwa meskipun perusahaan sudah mencatatkan laba yang melampaui target, pihaknya masih optimis akan adanya kontribusi signifikan dari bisnis asuransi TUGU pada sisa waktu yang ada hingga akhir tahun. Dengan tiga bulan yang tersisa, perusahaan optimis bisa terus memperkuat posisi keuangannya dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Kinerja Positif dari Premi Bruto
Salah satu faktor kunci yang mendorong target laba yang lebih tinggi adalah kinerja positif dalam pencapaian premi bruto. Hingga September 2024, TUGU mencatatkan total premi bruto sebesar Rp6,8 triliun, mengalami kenaikan sebesar 26% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan yang signifikan ini terutama didorong oleh kontribusi besar dari kelas bisnis (Class of Business/CoB) seperti fire and property, engineering, dan marine hull yang menunjukkan pertumbuhan stabil.
Optimisme untuk Tahun 2025: Fokus pada Aksi Korporasi
Melangkah ke 2025, Emil memproyeksikan laba konsolidasi TUGU akan tumbuh sekitar 10% dibandingkan dengan capaian akhir 2024. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah rencana aksi korporasi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. TUGU berencana untuk mengoptimalkan aset-aset perusahaan yang berada di luar negeri, yang saat ini sedang dalam proses evaluasi. Emil menjelaskan, meski nilai aset tersebut belum dapat dipastikan, namun perusahaan berharap dapat mendapatkan angka yang wajar dan signifikan dari optimalisasi tersebut.
Kesimpulan
PT Asuransi Tugu Pratama Tbk. menunjukkan kinerja yang sangat positif pada tahun 2024, dengan target laba yang hampir tercapai bahkan lebih tinggi dari yang diperkirakan. Pencapaian premi bruto yang melonjak serta fokus pada sektor-sektor bisnis utama menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan TUGU. Dengan optimisme yang tinggi dan rencana aksi korporasi yang sedang berjalan, perusahaan asuransi ini siap menghadapi tahun 2025 dengan prospek yang lebih cerah dan pertumbuhan yang lebih besar.
BRI Insurance Bayarkan Klaim Rp 2,4 Miliar untuk Kapal Kargo yang Karam
PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance) kembali membuktikan komitmennya sebagai mitra perlindungan yang dapat diandalkan. Pada Jumat (6/12/2024), perusahaan ini menyerahkan klaim senilai Rp 2,4 miliar kepada PT Trijaya Segaran Makmur atas kerugian yang dialami akibat karamnya kapal kargo mereka di pelabuhan Kalimantan Timur.
Komitmen untuk Proteksi Terbaik
Branch Manager BRI Insurance Cabang Surabaya, Imam Pambudi, menegaskan bahwa pihaknya selalu mengedepankan tanggung jawab dalam melindungi aset nasabah. “Kami selalu bertanggung jawab penuh terhadap perlindungan aset nasabah,” ungkap Imam.
Ia juga memberikan apresiasi kepada PT Trijaya Segaran Makmur atas kesadaran mereka dalam memproteksi aset melalui asuransi. “Dengan adanya asuransi, pembayaran klaim seperti ini dapat membantu mengganti biaya perbaikan kapal,” tambahnya.
Pentingnya Proteksi Aset
Kejadian karamnya kapal kargo ini menjadi pengingat betapa pentingnya perlindungan asuransi bagi aset-aset berharga, terutama yang memiliki risiko tinggi seperti kapal kargo. Sebagai salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, BRI Insurance hadir dengan berbagai produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perlindungan masyarakat.
Produk asuransi yang ditawarkan mencakup berbagai jenis aset, mulai dari kendaraan bermotor, properti, hingga kapal. Premi yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah menjadikan produk BRI Insurance mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Dengan komitmen untuk memberikan pelayanan optimal dan solusi perlindungan yang andal, BRI Insurance terus berupaya menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat Indonesia dalam melindungi aset berharga mereka,” ujar Imam.
Proses Klaim Cepat dan Mudah
Proses klaim yang cepat menjadi salah satu keunggulan BRI Insurance. Rusli, agen dari PT Pemenang Konsultan Manajemen yang mewakili PT Trijaya Segaran Makmur, memuji kecepatan dan kemudahan proses klaim Marine Hull di BRI Insurance.
“Biasanya, proses klaim Marine Hull membutuhkan waktu hingga 30 hari. Namun, di BRI Insurance, klaim dapat diproses hanya dalam dua minggu,” jelas Rusli.
Mitra Perlindungan Terpercaya
Dengan rekam jejak yang solid dan berbagai solusi perlindungan yang mudah dijangkau, BRI Insurance terus memperkuat posisinya sebagai mitra perlindungan terpercaya bagi masyarakat. Kecepatan dalam menangani klaim seperti yang dialami PT Trijaya Segaran Makmur menjadi bukti nyata dari pelayanan prima yang ditawarkan.
Kisah ini menggarisbawahi pentingnya memiliki asuransi sebagai bentuk mitigasi risiko yang dapat memberikan perlindungan finansial di saat-saat tak terduga. BRI Insurance kembali menunjukkan bahwa dengan perlindungan yang tepat, kerugian besar dapat diatasi dengan mudah, memberikan ketenangan pikiran bagi nasabahnya.
ACA Hadapi Tantangan dan Peluang di Industri Asuransi Umum 2024
Industri asuransi umum terus menghadapi dinamika yang menantang, namun PT Asuransi Central Asia (ACA) optimistis dapat mengatasinya dengan strategi inovatif dan adaptif. Dalam wawancaranya dengan Kontan pada Rabu (4/12/2024), Kepala Divisi Corporate Communication ACA, Ody Mahendra, mengungkapkan sejumlah tantangan sekaligus langkah yang ditempuh perusahaan untuk tetap tumbuh.
Tantangan Industri Asuransi Umum
Menurut Ody, salah satu tantangan utama adalah persaingan tarif premi yang semakin ketat. Penetrasi pasar yang masih rendah serta kebutuhan akan inovasi produk dan layanan juga menjadi perhatian besar bagi pelaku industri.
Selain itu, implementasi regulasi baru seperti International Financial Reporting Standards (IFRS) 17 menambah kompleksitas operasional. “Ditambah dengan persaingan ketat antarperusahaan asuransi domestik dan asing, kami dituntut untuk terus berinovasi agar dapat menarik minat konsumen,” jelas Ody.
Industri asuransi umum pun harus menghadapi dampak dari penurunan penjualan mobil yang memengaruhi pendapatan premi, terutama di lini asuransi kendaraan bermotor. Hal ini diproyeksikan memberikan tekanan pada pertumbuhan secara keseluruhan pada tahun 2024.
Strategi ACA Menghadapi Tantangan
Meski tantangan tersebut cukup berat, ACA tetap percaya diri dapat mempertahankan pertumbuhan melalui berbagai langkah strategis. Ody menjelaskan, perusahaan fokus pada:
- Diversifikasi produk: Mengembangkan lini asuransi lain di luar kendaraan bermotor.
- Pemasaran digital: Menguatkan kehadiran digital untuk menjangkau konsumen lebih luas.
- Peningkatan layanan pelanggan: Memberikan pelayanan prima untuk membangun loyalitas nasabah.
“Strategi ini memungkinkan kami untuk tetap menjaga pertumbuhan meski pasar menghadapi berbagai tekanan,” kata Ody.
Proyeksi Positif Industri Asuransi
Ody juga optimistis terhadap proyeksi pertumbuhan premi industri asuransi umum yang diprediksi oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebesar 10%–15% pada akhir tahun 2024. Faktor-faktor seperti program literasi inklusi keuangan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemajuan teknologi memberikan harapan besar bagi industri ini.
“Dengan dukungan berbagai program dan inovasi, pertumbuhan tersebut sangat realistis untuk dicapai,” tambah Ody.
Performa ACA yang Meningkat
ACA sendiri menunjukkan kinerja yang solid. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, perusahaan mencatatkan premi sebesar Rp 3,05 triliun per Oktober 2024, meningkat 1,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3 triliun.
Dengan strategi yang terencana dan optimisme yang tinggi, ACA siap menghadapi tantangan 2024 sekaligus memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri asuransi umum Indonesia.
Outlook Industri Asuransi Indonesia: Peluang dan Tantangan Menuju 2025
Industri asuransi Indonesia tengah berada di persimpangan yang menjanjikan, dengan peluang besar untuk tumbuh sekaligus tantangan yang harus diatasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan bahwa menjelang 2025, sektor ini dapat mencapai potensi maksimal jika para pelaku industri mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan memitigasi risiko yang ada.
Dalam diskusi bertajuk Ngopi (Ngobrolin Opini) Series 2024 – Insurance Outlook: Bagaimana Kondisi Perasuransian Nasional 2025 dan Era Pemerintahan Baru?, Direktur Pengawasan Asuransi Umum dan Reasuransi OJK, Munawar, memaparkan poin-poin strategis yang menjadi kunci pertumbuhan industri asuransi di Indonesia.
Peluang di Tengah Rendahnya Penetrasi
Munawar menggarisbawahi bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Meskipun menjadi tantangan, kondisi ini justru menciptakan peluang besar. “Kebutuhan masyarakat akan produk perlindungan finansial terus meningkat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil. Masih banyak masyarakat yang belum terlindungi oleh asuransi, sehingga ruang untuk pertumbuhan industri ini masih cukup besar,” jelasnya, Rabu (4/12).
Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8% pada 2025 akan memberikan dampak positif, terutama dalam mendorong permintaan terhadap berbagai produk asuransi, seperti asuransi properti, kredit, dan bisnis.
Strategi Meningkatkan Literasi Asuransi
Salah satu tantangan utama adalah minimnya literasi asuransi di kalangan masyarakat. Munawar menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat asuransi. “Kolaborasi ini sangat diperlukan agar lebih banyak masyarakat memahami pentingnya memiliki perlindungan finansial,” ujarnya.
Program Pemerintah sebagai Penggerak
Munawar menyebut beberapa program strategis pemerintah, seperti pembangunan tiga juta rumah per tahun, sebagai pendorong utama pertumbuhan asuransi properti. Selain itu, peningkatan aktivitas ekonomi juga diprediksi akan memperkuat permintaan untuk asuransi kredit dan bisnis.
“Dengan program-program ini, kontribusi terhadap pertumbuhan industri asuransi pada 2025 diharapkan menjadi signifikan,” ungkapnya.
Tantangan Global dan Regulasi Baru
Meski optimis, Munawar mengingatkan bahwa industri tetap harus bersiap menghadapi tantangan dari ketidakpastian global, seperti fluktuasi ekonomi dan geopolitik. Implementasi regulasi baru, seperti POJK 20 dan PSAK 107, juga akan mempengaruhi operasional perusahaan asuransi.
“Dengan aturan tersebut, perusahaan asuransi harus meningkatkan kapasitas teknologi dan tata kelola untuk memenuhi standar yang ada,” jelasnya.
Etika dan Kepatuhan Industri
Selain aspek teknis, Munawar menyoroti pentingnya penerapan standar etika yang ketat dalam ekosistem asuransi. Ia menekankan bahwa asosiasi industri perlu mengambil peran lebih besar dalam memastikan kepatuhan anggota terhadap aturan dan standar etika.
“Asosiasi harus lebih aktif menjaga kredibilitas industri, termasuk memberikan sanksi tegas bagi pelanggar,” tandasnya.
Optimisme Menuju 2025
Dengan kombinasi peluang besar, dukungan pemerintah, dan strategi yang tepat, Munawar optimistis industri asuransi Indonesia mampu tumbuh pesat. Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi erat dari semua pihak, serta kesiapan menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di sepanjang jalan.
“Jika semua pihak dapat bersinergi, kita bisa membawa industri asuransi Indonesia ke level yang lebih tinggi pada 2025,” tutup Munawar.
Meningkatkan Keberlanjutan Bisnis Melalui Teknologi EcoAI: Transformasi Industri Asuransi
Di era yang semakin mengutamakan keberlanjutan, teknologi Artificial Intelligence (AI) terus berkembang dari sekadar alat bantu menjadi agen pengambil keputusan. Salah satu konsep revolusioner adalah EcoAI, penerapan AI berbasis prinsip keberlanjutan. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi bisnis, tetapi juga membantu perusahaan mencapai tujuan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Muhammad Ariono Margiono, Associate Professor in Management di Binus University, menekankan bahwa EcoAI mampu memandu perusahaan untuk beroperasi lebih ramah lingkungan dan efisien. Dalam acara AAJI Marketing & Communication Summit 2024, Ariono menjelaskan bahwa AI kini layak dilihat sebagai agen pendamping, bukan lagi sekadar alat bantu.
“AI bukan sekadar tools, ia adalah agen dengan kemampuan decision making. Jika digunakan secara tepat, AI dapat menjadi co-pilot yang membantu bisnis mencapai keberlanjutan. Namun, jika salah diterapkan, dampaknya bisa sebaliknya,” ungkap Ariono.
EcoAI dan Transformasi Keberlanjutan
EcoAI menawarkan berbagai solusi inovatif yang relevan dengan tantangan modern:
- Analisis Jejak Karbon: Memantau emisi karbon dan penggunaan energi secara real-time.
- Optimalisasi Supply Chain: Mengurangi pemborosan melalui analisis prediktif.
- Mitigasi Risiko Lingkungan: Mengidentifikasi ancaman lingkungan di area operasional perusahaan.
Implementasi EcoAI juga semakin nyata di industri asuransi, khususnya dalam mendorong efisiensi dan keberlanjutan. AI memungkinkan perhitungan premi yang lebih akurat, personalisasi produk, hingga pengelolaan investasi berbasis ESG.
AI di Industri Asuransi
Industri asuransi jiwa telah memulai langkah besar dengan memanfaatkan EcoAI. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, menyoroti bahwa teknologi ini membantu perusahaan merancang layanan yang lebih personal dan ramah lingkungan.
“Dengan kondisi lingkungan yang memburuk, seperti polusi udara dan perubahan iklim, EcoAI menjadi solusi untuk menghitung premi dengan akurat dan mempersonalisasi produk sesuai kebutuhan nasabah,” jelas Togar.
Lebih jauh, penerapan EcoAI sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 Tahun 2017, yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk menyaring data proyek sebelum investasi dilakukan. Hal ini mendukung visi net zero emissions pada 2050.
Kasus Prudential Indonesia: AI untuk Efisiensi dan Keamanan
Salah satu pelopor penerapan EcoAI adalah Prudential Indonesia. Dengan memproses sekitar 30 ribu klaim setiap bulan, perusahaan ini mengandalkan AI untuk mempercepat verifikasi klaim, menganalisis data nasabah, dan mendeteksi potensi fraud.
“Proses klaim kini lebih cepat dan akurat. Selain itu, AI membantu kami mengenali pola risiko nasabah sehingga dapat mengurangi potensi fraud dan meningkatkan keamanan,” ungkap Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia.
Prudential juga menggunakan AI untuk memperkuat edukasi nasabah, seperti menghadirkan risk profile gamification, yang memungkinkan calon nasabah memahami profil risiko mereka dengan lebih mudah. Hal ini tidak hanya meningkatkan literasi asuransi, tetapi juga memperluas jangkauan produk kepada generasi muda yang peduli terhadap isu keberlanjutan.
Menuju Masa Depan Keberlanjutan
EcoAI menjadi peluang besar untuk menciptakan bisnis yang lebih efisien dan berkelanjutan. Namun, perusahaan harus bijak dalam mengadopsi teknologi ini. Kolaborasi antara regulator, perusahaan, dan penyedia teknologi menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat EcoAI sambil meminimalkan risikonya.
Dengan inovasi yang terus berkembang, EcoAI siap menjadi standar baru dalam operasional bisnis, khususnya bagi industri asuransi yang semakin terintegrasi dengan prinsip keberlanjutan. Seiring meningkatnya tuntutan ESG, teknologi ini bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan untuk masa depan bisnis yang lebih hijau.
Dampak Negatif Pinjol dan Judol terhadap Industri Asuransi. Ini Tantangan yang Dihadapi oleh AAUI
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyoroti dampak buruk dari pinjaman online ilegal (pinjol) dan judi online (judol) terhadap industri asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kredit. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang terjerat pinjol dan judol tidak dapat mengajukan kredit motor karena masuk dalam daftar hitam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). “Saya sering mengatakan, mari kita bersama-sama memberantas pinjol dan judol sampai tuntas. Ini memberi efek domino yang merugikan sektor kami, terutama dalam asuransi kredit,” ungkap Budi dalam konferensi pers di Kantor AAUI pada Selasa, 3 Desember 2024.
Tantangan di Lini Asuransi Kendaraan Bermotor dan Kredit
Data AAUI menunjukkan bahwa lini usaha asuransi kendaraan bermotor hanya mengalami pertumbuhan tipis sebesar 0,9% year on year hingga September 2024, dengan total premi sebesar Rp14,69 triliun. Padahal, lini usaha ini merupakan salah satu kontributor utama bagi pendapatan premi asuransi umum. Budi mengungkapkan, dampak dari pinjol dan judol sangat terasa, mengingat masyarakat yang sudah terdaftar dalam SLIK karena masalah keuangan sulit untuk mendapatkan fasilitas kredit kendaraan bermotor, yang pada gilirannya mempengaruhi permintaan asuransi.
Sementara itu, sektor asuransi kredit mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yakni 21,1% yoy atau mencapai Rp12,26 triliun. Namun, angka klaim asuransi kredit juga melonjak tajam, dengan pertumbuhan mencapai 44,2% yoy, yang berarti klaim yang dibayarkan telah mencapai Rp10,48 triliun. Rasio klaim dibayar untuk asuransi kredit pada periode Januari-September 2024 melonjak menjadi 85,5%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 71,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Budi menilai, lonjakan klaim ini sebagian besar disebabkan oleh praktik pinjol dan judol yang memperburuk kondisi keuangan masyarakat.
Efek Domino yang Merugikan Industri Asuransi
Budi menyebutkan bahwa situasi ini menciptakan efek domino yang merugikan bagi industri asuransi. “Kita tidak hanya menghadapi pertumbuhan yang terhambat di asuransi kendaraan bermotor, tetapi juga menuai klaim yang lebih tinggi di asuransi kredit. Ini adalah akibat dari ekosistem yang tidak sehat, di mana kesulitan keuangan yang ditimbulkan oleh pinjol dan judol memperburuk kinerja industri asuransi,” kata Budi.
Harapan kepada Pemerintah Baru
Dengan semakin besarnya tantangan ini, Budi berharap pada pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran untuk menanggulangi praktik pinjol dan judol hingga ke akar-akarnya. “Ini adalah masalah yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Kami berharap dengan adanya kebijakan yang lebih tegas, praktik pinjol dan judol bisa diturunkan secara signifikan, dan industri asuransi bisa kembali tumbuh dengan sehat,” ujar Budi.
Kesimpulan
Pinjaman online ilegal dan judi online telah memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan terhadap industri asuransi, khususnya dalam sektor kendaraan bermotor dan kredit. Dalam menghadapi masalah ini, peran pemerintah sangat penting untuk memberantas praktik-praktik ilegal tersebut agar industri asuransi dapat pulih dan kembali berkembang. Harapan besar kini tertuju pada pemerintah baru untuk mengatasi masalah ini demi masa depan ekonomi yang lebih stabil dan sehat.
Perubahan Dinamika Distribusi Premi Asuransi Jiwa: E-Commerce Tumbuh, Broker Asuransi Menurun
Industri asuransi jiwa Indonesia sedang mengalami perubahan signifikan dalam hal distribusi premi, dengan adanya pergeseran yang cukup mencolok antara kanal tradisional dan kanal digital. Data terbaru dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan adanya penurunan kontribusi distribusi premi melalui broker asuransi pada kuartal III/2024. Di sisi lain, kanal distribusi e-commerce mengalami lonjakan yang cukup menggembirakan.
Penurunan Premi dari Kanal Broker
Dalam periode Januari hingga September 2024, premi asuransi jiwa yang diperoleh melalui distribusi broker tercatat sebesar Rp2,71 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 24% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp3,57 triliun. Penurunan ini mencerminkan berkurangnya ketergantungan terhadap saluran distribusi tradisional dalam industri asuransi jiwa, meskipun peran broker dalam memberikan konsultasi dan advokasi saat klaim tetap tidak tergantikan oleh teknologi.
E-Commerce Menunjukkan Pertumbuhan Pesat
Sebaliknya, kanal distribusi e-commerce justru menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meskipun kontribusinya masih lebih kecil dibandingkan dengan broker, premi asuransi jiwa yang tercatat dari kanal ini mencapai Rp130 miliar, mencatatkan kenaikan sebesar 36,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp100 miliar. Hal ini menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap kemudahan dan aksesibilitas dalam membeli produk asuransi melalui platform digital.
Target OJK 2027: E-Commerce Sebagai Pilar Utama
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mendorong industri asuransi untuk semakin mengadaptasi teknologi digital. Bahkan, OJK menargetkan pada tahun 2027, kontribusi saluran distribusi e-commerce dalam industri asuransi akan mencapai 45% dari total pendapatan premi. Dengan pesatnya perkembangan e-commerce dan adopsi teknologi, perubahan ini dapat membuka peluang baru bagi perusahaan asuransi untuk menjangkau lebih banyak nasabah, terutama di kalangan generasi muda yang lebih melek teknologi.
Posisi Kanal Distribusi Asuransi Jiwa di Indonesia
Sejauh ini, kanal distribusi bancassurance tetap menjadi kontributor utama dalam pendapatan premi asuransi jiwa. Hingga kuartal III/2024, kanal bancassurance tercatat menyumbang premi sebesar Rp57,70 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2,9%. Kanal keagenan juga tetap berkontribusi besar dengan pendapatan premi sebesar Rp42,99 triliun, tumbuh 2,5% dibandingkan tahun lalu.
Namun, meskipun broker asuransi berada di posisi kelima dalam kontribusi premi asuransi jiwa dengan Rp2,71 triliun, peran mereka tetap tidak bisa diabaikan, terutama dalam aspek konsultasi dan advokasi yang sangat dibutuhkan oleh nasabah. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo), Yulius Bhayangkara, meski disrupsi teknologi mengubah lanskap distribusi, peran broker dalam memberikan nasihat serta menangani klaim tetap penting dan tak tergantikan.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun terjadi penurunan kontribusi premi dari kanal broker, industri asuransi jiwa masih memiliki potensi besar untuk beradaptasi dan berkembang, terutama dengan semakin tingginya adopsi teknologi digital. OJK terus mendorong pemanfaatan platform digital untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam membeli produk asuransi.
Namun, perubahan ini juga menghadirkan tantangan bagi pemain tradisional dalam industri asuransi. Banyak perusahaan yang harus berinvestasi lebih dalam teknologi digital untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Sementara itu, broker asuransi yang selama ini menjadi mitra utama dalam distribusi produk asuransi harus menemukan cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan mempertahankan relevansi mereka di pasar yang berkembang pesat.
Kesimpulan
Perubahan dalam dinamika distribusi premi asuransi jiwa menunjukkan arah yang jelas: e-commerce dan teknologi digital akan memainkan peran yang semakin dominan di masa depan. Namun, meskipun kanal digital berkembang pesat, peran broker asuransi dalam memberikan layanan konsultasi dan advokasi tetap dibutuhkan, dan mereka akan terus berperan penting dalam menghadapi tantangan industri asuransi yang semakin kompleks. Dengan adanya dukungan regulasi dari OJK dan adaptasi teknologi yang tepat, industri asuransi jiwa Indonesia berpotensi berkembang lebih pesat dan inklusif.
Untuk semua kebutuhan asuransi Anda, Hubungi Pialang Asuransi L&G Sekarang!
—
JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN AMANKAN FINANCIAL DAN BISNIS PERTAMBANGAN ANDA DENGAN ASURANSI YANG TEPAT.
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
Email: customer.support@lngrisk.co.id
—