Ulas Berita

Berita Asuransi Indonesia Pilihan, Maret 2023 – Minggu 1

Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa. Apa kabar? Seperti biasa kembali kami menyajikan informasi pilihan seputar dunia asuransi di Tanah Air. Dalam sepekan ini sudah banyak informasi terbaru dunia asuransi. Untuk itu kami selalu menyajikan untuk para pembaca setia.

Semoga informasi ini dapat mempertajam pengetahuan asuransi Anda dan pastinya bermanfaat, jika Anda tertarik dengan berita ini silahkan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.

Musim Panen Terancam Gagal, Sri Mulyani Imbau Petani Ikut Asuransi Pertanian

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyarankan agar para petani mendaftar Asuransi pertanian sebagai solusi agar tidak mengalami kerugian ketika gagal panen terjadi.

Menurutnya, asuransi tersebut sangat diperlukan lantaran sejak akhir Februari lalu curah hujan terus meningkat yang menyebabkan terjadinya banjir di persawahan dan akhirnya menyebabkan gagal panen.

“Saya sangat berharap seperti sekarang ini pada saat petani mulai melakukan panen dan terjadi banjir mereka akan mendapatkan pergantian, apabila dari masyarakat petani sudah mengasuransikan tumbuhan, barang-barang yang memang merupakan bagian dari pendapatan mereka,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2023, Kamis (2/3).

Dia menjelaskan, Sri Mulyani mengatakan, melalui asuransi dengan mekanisme desain pembiayaan sebelum terjadi bencana banjir. Nantinya ketika sawah dan ladang petani terkena banjir dan akhirnya gagal panen, maka para petani akan mendapatkan ganti rugi.

Saat ini, mekanisme ek-ante atau pooling fund juga sudah dilakukan Pemerintah pada barang-barang milik negara. Dia mencontohkan, saat terjadi gempa bumi di Papua, bisa langsung mengetahui tingkat kerusakan bangunan dan memperkirakan apakah bisa dibayarkan oleh asuransi untuk memperbaiki bangunan yang rusak tersebut.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, musim panen raya yang yang dimulai pada akhir Februari hingga Maret 2023 terancam gagal lantaran curah hujan terus terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, sehingga memicu terjadinya banjir.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS)  mengatakan, berdasarkan data BMKG, cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi dengan curah tinggi melampaui 50 mm per hari (hujan lebat) pada minggu terakhir Februari 2023.

“Minggu terakhir Februari kita masuk masa panen dan akan berlangsung hingga Maret ini akan tetapi pada saat yang sama curah hujan masih tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia,” tutur Pudji saat menyampaikan rilis BPS, Rabu (1/3).

Menurutnya, berdasarkan pengalaman yang lalu, cuaca ekstrem seperti hujan dapat mempengaruhi terhadap masa panen. Ini terjadi karena sawah terendam air hujan, sehingga petani tidak bisa memanen sawahnya karena banjir.

BPS juga mencatat terjadi bencana banjir di beberapa wilayah Indonesia yang akhirnya meredam sawah, seperti di Mojokerto, Bontang, Sumbawa, Bontang dan beberapa wilayah lainnya.

Source : https://nasional.kontan.co.id/news/musim-panen-terancam-gagal-sri-mulyani-imbau-petani-ikut-asuransi-pertanian 

 

Premi Asuransi Umum Tembus Rp90,12 Triliun pada 2022, AAUI Sebut ada Dua Sektor Pemberat

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan pendapatan premi di industri asuransi umum mengalami peningkatan sebesar 15,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2022. 

Nilainya naik menjadi Rp90,1 triliun. Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang menuturkan bahwa premi yang dicatat di industri asuransi umum naik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp78,14 triliun. Artinya, premi tersebut naik Rp11,97 triliun. 

“Sebagian besar lini usaha mencatatkan pertumbuhan positif dan hanya dua lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada triwulan IV/2022,” kata Trinita dalam paparan Konferensi Pers Data Industri Asuransi Umum Triwulan IV/2022 di Jakarta, Selasa (28/2/2023). 

Trinita merincikan bahwa premi pada asuransi properti menjadi penopang pertumbuhan pada premi asuransi umum. Jika dilihat, premi pada asuransi properti naik sebesar 17,3 persen yoy, dari Rp22,36 triliun menjadi Rp26,23 triliun. Artinya, lini bisnis ini tumbuh Rp3,87 triliun. 

Selanjutnya, premi pada lini bisnis motor vehicle juga terpantau naik sebesar 15,7 persen yoy. Nilainya naik dari Rp15,68 triliun menjadi Rp18,14 triliun pada kuartal IV/2022. Diikuti dengan premi satelite yang naik hingga 1.107,3 persen yoy. Perolehan tersebut naik dari Rp91 miliar menjadi Rp1,09 triliun, atau meningkat Rp1 triliun pada kuartal IV/2022. 

Selain itu, premi asuransi kredit juga menanjak dengan membukukan pertumbuhan single digit pada 2022. Trinita menyampaikan bahwa pada lini bisnis ini naik 4,5 persen yoy menjadi Rp14,29 triliun dari periode yang sama tahun lalu bernilai Rp13,68 triliun.

“Premi dicatat asuransi kredit relatif naik di single digit pada 2022,” ujarnya. Di sisi lain, lanjut Trinita, lini usaha yang mengalami pertumbuhan negatif adalah asuransi energy onshore dan asuransi suretyship. Keduanya masing-masing mengalami kontraksi sebesar -1,1 persen yoy dan -13,0 persen yoy pada kuartal IV/2022. 

Trinita menjelaskan bahwa asuransi suretyship terpantau paling anjlok sepanjang 2022, dari Rp1,57 triliun menjadi Rp1,36 triliun. Sementara itu, premi asuransi energy onshore turun dari Rp229 miliar menjadi Rp226 miliar.

Source: https://finansial.bisnis.com/read/20230301/215/1632656/premi-asuransi-umum-tembus-rp9012-triliun-pada-2022-aaui-sebut-ada-dua-sektor-pemberat

 

Klaim Tembus Rp12,61 Triliun, AAUI: Asuransi Kredit Harus Berbenah

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan perbankan dan asuransi, terutama asuransi kredit, saling memiliki ketergantungan satu sama lain. 

Ketua Departemen Statistik AAUI Esti Handayani menilai meski keduanya saling memiliki ketergantungan, industri asuransi sebaiknya berbenah sebab adanya risiko atas asuransi kredit itu sendiri. 

“Tapi industri asuransi sendiri sebaiknya juga berbenah, artinya risikonya ada, dan asuransi itu sebetulnya mengalihkan risiko,” kata Esti dalam paparan kinerja AAUI Kuartal IV/2022, dikutip Kamis (2/3/2023). 

Dengan kata lain, lanjut Esti, ada porsi premi yang harus dibayarkan dan dikumpulkan oleh perusahaan asuransi untuk bisa mendukung pembayaran klaim. 

Namun, apabila premi tidak mencukupi untuk pembayaran klaim dan asuransi ikut kolaps, maka asuransi dan bank akan jatuh yang akan berdampak pada perekonomian menjadi tidak sehat. Oleh sebab itu, keduanya harus berbenah diri. 

“Tapi asuransi tidak bisa berdiam diri ketika semakin berdarah-darah, karena pada akhirnya harus diselesaikan persoalan ini [klaim asuransi kredit],” ujarnya. 

Selain mengandalkan tarif, Esti menilai asuransi juga perlu melakukan sistem pencadangan yang baik dan dengan perhitungan premi yang memadai. Sama halnya dengan reasuransi. 

Selain itu, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang mengatakan bahwa ekosistem asuransi kredit harus diperkuat dan harus mampu menahan risiko untuk memenuhi kebutuhan di masa kini maupun masa mendatang. 

“Yang namanya ketergantungan itu yang digantungin itu mesti kuat, karena itu prinsip dan kuncinya. Sehingga diperlukan penguatan di seluruh ekosistem asuransi kredit dari mulai depan hingga belakang,” ujar Trinita. 

Trinita menuturkan hal itu bisa dilakukan dengan cara melakukan transfer risiko dengan perhitungan yang baik, serta tarif yang memadai dan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen risiko. 

“AAUI melihat ini dengan kacamata bahwa semua ini harus sehat dan fit untuk me-ride asuransi kredit,” tuturnya. 

Di samping itu, AAUI juga menilai diperlukannya analisa kekuatan modal dari perusahaan asuransi dan reasuransi. 

Sepanjang 2022, klaim dibayar pada asuransi kredit meningkat 65,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Naik dari Rp7,63 triliun menjadi Rp12,61 triliun yang disebabkan oleh situasi pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir yang terus meningkat. 

Sementara itu, premi dicatat di lini bisnis asuransi kredit juga terpantau naik 4,5 persen yoy menjadi Rp14,29 triliun dari semula bernilai Rp13,68 triliun. 

Berdasarkan riset bertajuk “Hubungan Perbankan dan Asuransi: Fenomena Struktural atau Temporal” yang dipublikasikan Indonesia Financial Group (IFG) pada 16 Januari 2023 menemukan bahwa industri asuransi dan perbankan memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi.

Head of IFG-Progress Reza Yamora Siregar menyampaikan bahwa temuan ini menunjukan adanya hubungan integrasi yang semakin kuat, terutama antara perbankan dan asuransi, khususnya melalui hubungan asuransi kredit yang berperan dalam menekan risiko kegagalan kredit perbankan. 

“Temuan ini mengindikasikan terdapat potensi risiko atas besarnya ketergantungan perbankan terhadap asuransi yang salah satunya didukung dengan besarnya porsi asuransi kredit, serta integrasi antara sektor asuransi dan perbankan yang semakin kuat,” demikian yang dikutip dari riset pada Kamis (2/3/2023). 

IFG menyampaikan bahwa asuransi kredit sebagai jembatan industri keuangan perbankan dan asuransi membutuhkan kerangka regulasi yang solid dan peningkatan pengawasan terutama karena selama lima tahun terakhir kinerja pada bisnis asuransi kredit terlihat mengalami tren penurunan.

Source: https://finansial.bisnis.com/read/20230303/215/1633579/klaim-tembus-rp1261-triliun-aaui-asuransi-kredit-harus-berbenah

 

AAUI Bentuk Tim Khusus untuk Siapkan Asuransi Kendaraan Listrik

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tengah mengkaji asuransi untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau akrab disebut sebagai kendaraan listrik. 

AAUI juga membentuk Tim Kerja untuk menyiapkan asuransi khusus kendaraan kendaraan ramah lingkungan ini. Sebab, kendaraan listrik memang memiliki sedikit perbedaan risiko dengan kendaraan konvensional. 

Cara kover dan juga harganya harus dipertimbangkan secara spesifik. Saat ini, asuransi kendaraan listrik masih masuk dalam kendaraan bermotor umum. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang digencarkan oleh Pemerintah juga turut berpengaruh terhadap industri asuransi. 

Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto mengatakan, memang butuh waktu untuk pengembangan asuransi kendaraan listrik lantaran perlu dipelajari lebih mendalam lagi. 

Di mana, lanjut Bern, risikonya akan cukup berbeda dengan kendaraan konvensional, sehingga perusahaan asuransi harus lebih berhati-hati lagi dalam cara meng-cover-nya, menentukan pricing-nya, dan pengelolaan risikonya di mana harus dipertimbangkan dengan lebih spesifik lagi. 

“Bahwa dalam rangka mendukung hal program kendaraan listrik, AAUI menganggap perlu untuk melakukan kajian terhadap risiko KBLBB mengingat hal ini merupakan jenis risiko baru,” kata Bern saat dihubungi KONTAN, baru-baru ini. 

Pada Januari 2023, AAUI merespons dengan membentuk Tim Kerja untuk percepatan ini yang memiliki tugas antara lain, pertama, melakukan studi atas penerapan produk asuransi KBLBB di luar negeri. 

Kedua, melakukan diskusi atau FGD dengan pihak-pihak terkait, termasuk regulator, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), bengkel, dan lain-lain. Terakhir, Tim Kerja juga bertugas menyusun kajian asuransi KBLBB, termasuk terms & conditions yang meliputi wording, suku premi, dan deductible4, melakukan sosialisasi kepada anggota AAUI atas kajian yang telah disusun. 

Nantinya, akan ada pemisahan antara pencatatan premi asuransi kendaraan listrik dengan konvensional. Bern menuturkan, AAUI mendukung program Pemerintah saat ini dalam mencanangkan Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dalam menuju pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

AAUI melihat ada peluang dalam pengembangan asuransi kendaraan listrik, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong kendaraan listrik. Bern juga meyakini, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor diprediksi masih menjadi salah satu kontributor utama premi industri asuransi umum. 

Lebih lanjut, optimis llini bisnis ini dapat tumbuh positif pada tahun ini, seiring mulai menggeliatnya industri otomotif baik yang konvensional maupun kendaraan berbasis baterai yang kian ramai produksi dan permintaannya. 

Dari sisi pelaku industri, Chief Executive Officer Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan, peluang asuransi kendaraan listrik sangat besar dalam dua sampai tiga tahun ke depan, di mana banyak brand-brand ternama berlomba-lomba membuat varian mobil listrik. 

Kami sedang mempersiapkan produk asuransi kendaraan listrik,” ujar Teguh saat dihubungi Kontan. Teguh menambahkan, saat ini pelaku usaha masih banyak yang wait and see lantaran infrastruktur mobil listrik juga tengah dikebut persiapannya. 

Senada, Presiden Direktur Aswata, Christian Wirawan Wanandi juga menganggap peluang lini bisnis asuransi kendaraan listrik sangat baik ke depannya. Peluang bisnis asuransi kendaraan bermotor akan makin lebih baik dengan adanya asuransi kendaraan listrik.

Source: https://newssetup.kontan.co.id/news/aaui-bentuk-tim-khusus-untuk-siapkan-asuransi-kendaraan-listrik

Informasi ini disajikan oleh: L&G Insurance BrokerThe Smart Insurance Broker.

MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG JUGA

HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012