Liga Asuransi – Hallo risk takers, di minggu kedua bulan Maret 2024 ini kembali kita bahas lagi perkembangan dan kejadian dunia asuransi di Indonesia dalam minggu terakhir, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa objek asuransi bukan hanya di kendaraan, jiwa, kesehatan, maupun properti, tapi masih luas sekali cakupan objek yang bisa diasuransikan, terutama pada sektor bisnis. Hampir dari seluruh proses bisnis dari A to Z bisa dilindungi oleh asuransi. Pada edisi kali, seperti biasa kami kembali mengumpulkan 7 berita pilihan terkait asuransi yang bagus untuk Anda ketahui.
Seperti biasanya, jika anda tertarik dengan artikel ini, silahkan untuk bagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka dapat memahaminya sama seperti Anda.
Tugu Insurance Memimpin Transformasi Melalui Koordinasi Efektif dalam Mitigasi Risiko Asuransi Kredit
Tugu Insurance, bersiap menghadapi era baru dengan strategi koordinasi yang efektif dengan lembaga keuangan. Dengan regulasi baru yang menekankan pembagian risiko, perusahaan ini mengambil langkah-langkah penting dalam mitigasi risiko asuransi kredit. Dalam konteks ini, Tatang Nurhidayat, Presiden Direktur Tugu Insurance, menegaskan pentingnya kerjasama dengan bank dan lembaga pembiayaan sebagai bagian dari proses mitigasi risiko.
Regulasi baru, yang diperkenalkan dalam POJK Nomor 20 Tahun 2023, menjadi landasan bagi upaya perusahaan dalam menghadapi tantangan baru. Tatang meyakini bahwa regulasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat industri asuransi, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Aturan tersebut juga merupakan hasil pembelajaran dari kondisi selama pandemi Covid-19, di mana stabilitas keuangan dan mitigasi risiko menjadi fokus utama.
Tugu Insurance, dengan portofolio asuransi kredit yang fokus pada sektor industri, mengantisipasi dampak dari aturan tersebut dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan premi industri asuransi umum. Sudarlin Uzir, Direktur Teknik Tugu Insurance, menggarisbawahi pentingnya regulasi ini sebagai upaya untuk memperkuat mitigasi risiko dan meningkatkan tata kelola perusahaan dalam menyelenggarakan asuransi kredit.
Meskipun premi asuransi kredit naik secara signifikan pada tahun sebelumnya, klaim pembayaran juga mengalami peningkatan yang mencolok, terutama pada sektor produktif seperti asuransi mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ini menunjukkan perlunya strategi yang solid dalam manajemen risiko.
Source: https://finansial.bisnis.com/read/20240301/215/1745621/tugu-insurance-koordinasi-dengan-perbankan-soal-risk-sharing-asuransi-kredit?utm_source=desktop&utm_medium=search
Perkembangan Menggembirakan, OJK Mencatat Pertumbuhan Premi Asuransi Jiwa 8,24% pada Januari 2024
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengungkapkan perkembangan positif dalam industri asuransi pada awal tahun 2024. Premi asuransi jiwa menunjukkan peningkatan sebesar 8,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara premi asuransi umum dan reasuransi mencatat pertumbuhan yang signifikan sebesar 30,09% year-on-year.
Dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Ogi juga menyoroti performa impresif industri asuransi komersial dengan pendapatan premi yang meningkat hingga 18,63% year-on-year. Di samping itu, OJK mencatat kenaikan aset industri asuransi komersial yang menunjukkan permodalan yang solid, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan masing-masing 447,68% dan 344,32% dari risk-based capital (RBC).
Selain itu, OJK juga mencatat perkembangan dalam asuransi wajib, di mana nilai aset terkait program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) mengalami peningkatan. Namun, pada sisi asuransi sosial, terdapat penurunan nilai aset BPJS Kesehatan per Januari 2024, meskipun aset BPJS Ketenagakerjaan berhasil tumbuh sebesar 13,08% year-on-year. Aset BPJS Ketenagakerjaan ini terdiri dari aset terkait program asuransi dan program pensiun, yang masing-masing menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Source: https://finansial.bisnis.com/read/20240304/215/1746299/pecah-telor-ojk-catat-premi-asuransi-jiwa-tumbuh-824-per-januari-2024?utm_source=desktop&utm_medium=search
Askrindo Terdepan dalam Inovasi Pengajuan Produk Asuransi Menjadi Lebih Mudah dengan Disrupsi Digital
Askrindo, perusahaan asuransi kredit, sedang berupaya mempermudah pengajuan produk asuransi bagi nasabah dengan menerapkan adaptasi teknologi. Dalam industri asuransi, adaptasi teknologi telah menjadi bagian dari transformasi bisnis yang terus berlangsung. Dengan digitalisasi, produk dan proses bisnis dapat disampaikan dengan lebih efektif dan efisien kepada nasabah.
Perusahaan ini menggunakan berbagai jaringan bisnis digital, termasuk host to host, portal, platform mitra, aplikasi seluler, microsite, dan akan terus memperluas jaringan bisnis digitalnya untuk meningkatkan kemudahan bagi nasabah. Askrindo menjalin kerja sama dalam upaya mendisrupsi dan memodernisasi proses pengadaan di era digital saat ini.
Vincentius Wilianto, Direktur Teknik Askrindo, menegaskan keterlibatan Askrindo dalam disrupsi digital, khususnya dalam proses tender dengan Pengadaan.com tahun sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa Askrindo terus beradaptasi dengan perubahan teknologi yang ada, termasuk dalam pengajuan produk Suretyship yang sebelumnya memerlukan kehadiran langsung di kantor cabang, namun kini bisa diajukan melalui platform Pengadaan.com. Selain memperbarui proses bisnis, kerja sama ini juga berfungsi sebagai literasi bagi pelanggan melalui sosialisasi yang dilakukan, terkait pengajuan Suretyship secara digital.
Sistem TI dikembangkan sesuai dengan arah strategis perusahaan, dengan harapan bahwa layanan Suretyship ini dapat memfasilitasi proses pekerjaan yang lebih cepat dan aman. Selain itu, Askrindo dan Pengadaan.com berkomitmen untuk terus mengembangkan produk-produk lainnya.
Transformasi Bisnis Asuransi di Asia-Pasifik: Fokus pada Underwriting dan Risiko dalam Era Perubahan
Perusahaan asuransi diharapkan menitikberatkan perhatian pada underwriting dan seleksi risiko dengan teliti. Menurut data dari S&P Global Ratings, peringkat perusahaan asuransi di kawasan Asia-Pasifik diproyeksikan tetap stabil, meskipun kondisi ekonomi dan perubahan mendasar menekan pendapatan.
Craig Bennett, seorang analis kredit di S&P Global Ratings, menjelaskan bahwa dengan bank sentral di seluruh wilayah Asia-Pasifik merencanakan penyesuaian suku bunga pada waktu yang berbeda, nilai relatif aset dan pengembalian, serta biaya lindung nilai, mungkin akan berubah.
“Pertumbuhan ekonomi yang melambat bisa berdampak pada retensi polis, pendapatan premi baru, dan kualitas kredit investasi,” ujarnya seperti dilansir dari Insurance News, Kamis, 7 Februari 2024.
Bennett menambahkan bahwa perusahaan asuransi diharapkan untuk fokus pada underwriting dan seleksi risiko yang cerdas untuk menghadapi tantangan tersebut. Menurut komentar dari S&P yang berjudul “Tren Sektor Asuransi Asia-Pasifik: Mengembalikan Fokus pada Dasar-Dasar saat Tantangan Muncul”, tren kredit di sektor asuransi di wilayah tersebut dianggap stabil.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa 98 persen perusahaan asuransi yang diberi peringkat mempertahankan pandangan stabil. Penyesuaian kebijakan moneter oleh bank sentral utama bisa meningkatkan volatilitas pasar modal. Perusahaan asuransi di Jepang dan Taiwan menghadapi risiko terkait pergerakan aset dan valuta asing, yang dapat memengaruhi buffer modal.
Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, perusahaan asuransi diharapkan lebih mengutamakan pengawasan risiko investasi. Tekanan kredit di sektor properti dan investasi alternatif mungkin mendorong perusahaan asuransi untuk mengevaluasi kembali keseimbangan risiko-imbal hasil dan menjadi lebih selektif.
Diskusi tentang perubahan iklim dan keuangan yang berkelanjutan juga menghadirkan risiko ganda bagi perusahaan asuransi, baik dalam underwriting maupun investasi. Kejadian cuaca ekstrem dapat meningkatkan klaim bagi perusahaan reasuransi properti dan kecelakaan, sementara biaya reasuransi yang lebih tinggi dan anggaran bencana yang berkembang dapat memengaruhi keuntungan.
Premier Pro: Solusi Perlindungan Jiwa Terbaru untuk Nasabah Membership BCA dengan Fitur Inovatif dan Integrasi Layanan Unggulan AIA
PT AIA Financial (AIA) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah meluncurkan Wealth Premier Protection (Premier Pro), sebuah solusi perlindungan jiwa terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah membership, termasuk BCA Solitaire dan Prioritas. Premier Pro dirancang untuk memberikan perlindungan jiwa yang optimal, menjadi bagian dari strategi perencanaan warisan dan mengantisipasi risiko yang tak terduga, sambil mengimbangi dampak inflasi terhadap nilai Uang Pertanggungan.
Presiden Direktur AIA, Sainthan Satyamoorthy, menjelaskan bahwa Premier Pro menawarkan perlindungan jiwa tradisional dengan masa perlindungan hingga 99 tahun, dengan pilihan pembayaran premi tunggal, 2 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun. Ada dua plan yang tersedia, yaitu Plan Elevate dan Plan Viva. Plan Elevate menawarkan proteksi jiwa yang inovatif dengan Uang Pertanggungan yang berkembang hingga 300% dari nilai awal, dilengkapi dengan perlindungan komprehensif terhadap risiko kecelakaan. Sementara Plan Viva menawarkan Manfaat Hidup dan perlindungan atas risiko kecelakaan, dengan Uang Pertanggungan yang dapat berkembang hingga 276% dari nilai awal.
Premier Pro juga terintegrasi dengan layanan unggulan AIA, seperti AIA Altitude, yang memberikan layanan khusus termasuk medical check-up gratis di rumah sakit pilihan di Indonesia, Malaysia, atau Singapura. Ini merupakan upaya AIA dan BCA untuk memenuhi kebutuhan proteksi dan memberikan nilai tambah kepada nasabah membership mereka.
Source: https://www.jpnn.com/news/aia-dan-bca-luncurkan-wealth-premier-protection
AI Menguasai Daftar Kekhawatiran Global: Maraknya Konten AI Mempicu Kecemasan Terbesar di Tahun 2026
Para ahli risiko global telah menempatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) di peringkat kedua sebagai ancaman paling signifikan pada tahun 2024. Namun, diperkirakan bahwa dalam dua tahun ke depan, pada tahun 2026, AI akan naik menjadi peringkat teratas dalam daftar kekhawatiran global. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan maraknya pembuatan konten AI yang sulit dibedakan dari konten manusia, menimbulkan tantangan serius dalam mendeteksi dan menanggapi informasi yang tidak akurat atau menyesatkan, baik dalam bentuk misinformasi maupun disinformasi.
Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Wayan Pariama, menyampaikan hal ini dalam sebuah diskusi terbatas di Jakarta pada tanggal 7 Maret 2024. Menurutnya, transformasi struktural yang signifikan, termasuk perubahan iklim, pergeseran geopolitik, dan transisi demografi, sedang terjadi di dunia. Laporan Risiko Global 2024, hasil kerjasama World Economic Forum dengan Zurich dan Marsh McLennan, menggambarkan temuan dari Survei Persepsi Risiko Global (Global Risks Perception Survey/GRPS) yang melibatkan hampir 1.500 pakar risiko global.
Laporan ini menyoroti bahwa risiko misinformasi dan disinformasi menjadi kekhawatiran yang semakin meningkat dalam dua tahun ke depan. Risiko lain yang masuk dalam lima besar kekhawatiran global adalah cuaca ekstrem, polarisasi masyarakat, krisis biaya hidup, dan serangan siber. Kelima risiko tersebut dianggap sebagai ancaman utama yang berpotensi menimbulkan krisis global pada tahun 2024.
Dalam konteks ini, Ketua Indonesia AI Society dan Associate Professor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Lukas, mengungkapkan bahwa kekhawatiran terhadap pemanfaatan teknologi AI dapat diatasi dengan pendekatan integratif yang strategis. Menurutnya, potensi AI dapat menjadi kekuatan pendorong transformasi industri dan berperan sebagai mitra kolaboratif dalam inovasi dan manajemen risiko.
Wayan menambahkan bahwa Zurich Indonesia telah mengadopsi kecerdasan artifisial (AI) sebagai bagian dari strategi perusahaan, terutama dalam memberikan layanan dan pengalaman lebih baik kepada nasabah. Penggunaan teknologi AI, seperti dalam proses akuisisi asuransi kendaraan, membantu memberikan laporan pemeriksaan yang lebih akurat, mempercepat proses, dan mengurangi kesalahan yang mungkin timbul dari intervensi manusia. Perusahaan terus berkomitmen untuk mengoptimalkan peluang melalui penerapan teknologi AI.
Source: https://mediaasuransinews.co.id/asuransi/ai-jadi-risiko-paling-dikhawatirkan-di-tahun-2026/
IFG dan Indonesia Re Bersekutu dalam Standarisasi Data untuk Menggiring Transformasi Digital Industri Asuransi
Indonesia Financial Group (IFG), sebagai holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, bekerja sama dengan PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) untuk mengarahkan transformasi dalam industri asuransi melalui standarisasi penyediaan data dan informasi baru.
Direktur Teknik IFG, Rianto Ahmadi, menyatakan bahwa kerja sama tersebut bertujuan untuk memperkuat analisis risiko dalam bisnis asuransi dengan memperbaiki kualitas data teknis yang digunakan dalam proses operasional perusahaan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dorongan untuk bergerak menuju digitalisasi dalam rangka memperkuat analisis risiko yang lebih solid dengan dukungan data yang berkualitas.
Rianto menambahkan bahwa kerja sama ini akan mempercepat proses standarisasi data teknis, terutama terkait chart of Account (CoA) dan master library teknik, yang menjadi dasar bagi seluruh anggota holding di bidang asuransi umum, asuransi jiwa, dan penjaminan. Meskipun masih ada tantangan karena perusahaan-perusahaan tersebut memiliki standar yang berbeda, IFG bertekad untuk menciptakan standar yang konsisten di seluruh industri asuransi Indonesia.
Dia juga menekankan bahwa standarisasi data teknis akan membantu menciptakan budaya analisis risiko yang lebih kuat dan memungkinkan perusahaan asuransi untuk merumuskan strategi bisnis, underwriting, dan manajemen risiko yang lebih efektif berdasarkan data yang akurat.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menambahkan bahwa visi IFG dan Indonesia Re sejalan dalam upaya meningkatkan kualitas penyajian dan pengelolaan data untuk mendukung evaluasi yang lebih baik terhadap proses bisnis dan operasional. Standarisasi yang diperkenalkan akan menjadi panduan bagi perusahaan asuransi yang menggunakan layanan Indonesia Re dan diharapkan akan menjadi standar industri yang berlaku bagi seluruh pelaku industri.
Kerja sama ini dianggap sebagai komitmen bersama IFG dan Indonesia Re dalam mendukung transformasi digital industri asuransi, sejalan dengan peta jalan pengembangan perasuransian Indonesia 2023-2027 yang disusun oleh OJK dan pemangku kepentingan industri.
Artikel ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker, broker asuransi Indonesia..
—
MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG
24 JAM L&G HOTLINE: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
Email: customer.support@lngrisk.co.id
—