Liga Asuransi – Para pembaca yang luar biasa, bagaimana kabar Anda? Jumpa lagi di edisi 5 berita asuransi pilihan bulan September 2022.
Banyak hal yang sudah terjadi dalam dunia asuransi pada bulan ini. Berikut ini kami tuliskan 5 berita pilihan di seputar asuransi untuk Anda. Jika anda tertarik dengan artikel ini silakan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.
- Klaim Asuransi Properti Melonjak, Tembus Rp3,99 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan asuransi properti menjadi salah satu lini bisnis yang kenaikan klaimnya cukup signifikan sampai dengan kuartal II/2022.
AAUI mencatat klaim dibayar asuransi properti sampai dengan kuartal II/2022 tembus Rp3,99 triliun atau naik 42 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski secara bisnis individu melonjak tajam, secara keseluruhan kenaikan ini hanya menyumbang rasio klaim 26,7 persen.
“Rasio klaim properti masih dalam kisaran yang cukup stabil dibanding periode yang sama tahun lalu walau ada kenaikan satu persen,” kata Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang, dikutip Jumat (23/9/2022).
Saat klaim asuransi properti meningkat, AAUI juga mencatat premi asuransi properti tumbuh signifikan menjadi Rp14,96 triliun. Naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp10,97 triliun.
Saat yang sama, kata Trinita, pihaknya mewaspadai melambatnya permintaan kendaraan bermotor roda empat. Dia mengatakan selama ini, para dealer hingga pengelola gudang penyimpanan kendaraan roda empat menjadi salah satu sumber pemasukan dalam bisnis asuransi properti.
Laju penjualan retail kendaraan bermotor roda empat yang lebih lambat dibandingkan laju produksi sehingga menimbulkan lebih banyak produk yang disimpan di gudang dan showroom memunculkan peningkatan risiko bisnis.
“Tentunya gap antara produksi dan retail sales ini juga menimbulkan potensi risiko yang jadi bagian dari asuransi untuk turut mendukungnya, dalam hal asuransi properti atau untuk penyimpanan selama di dalam gudang atau showroom sampai menunggu terjual,” kata Trinita.
Dalam pemaparannya yang mengacu data Gaikindo dan AISI, produksi kendaraan roda empat sampai dengan kuartal II/2022 mencapai 658.285 unit atau tumbuh 28 persen year-on-year (yoy). Sementara itu, penjualan retail kendaraan roda empat mencapai 465.252 unit per kuartal II/2022 atau tumbuh 20 persen.
- Heboh Hacker Bjorka, Awas Potensi Kebocoran Data di Industri Asuransi
Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti bahaya kebocoran data di industri keuangan non bank (IKNB) termasuk industri asuransi. Menyusul fenomena data pribadi yang bocor beberapa waktu belakangan khususnya terkait peretasan hacker Bjorka.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono mengungkap adanya potensi serangan siber ke industri asuransi. Ini seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
“Di perusahaan besar pun berpotensi juga terjadi seperti itu. Kita untuk asuransi dan sebagainya kita antisipasi, untuk IKNB untuk tidak terjadi di industri IKNB,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung OJK, Wisma Mulia 2, Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Menurutnya, perihal perlindungan data menjadi pasal yang serius. Apalagi dengan database lembaga negara yang belakangan kedapatan dibobol oleh peretas.
Dengan demikian, ia mengingatkan pada industri yang berada dibawah pengawasan OJK untuk ikut berhati-hati.
“Memang masalah security itu menjadi perhatian. Tentunya kami juga akan menyampaikan kepada para industri jasa keuangan non bank yang kami awasi,” tuturnya.
Terpisah, Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) mengakui sistem keamanan teknologi dan informasi di Indonesia masih terbilang belum cukup kuat.
Menurut Kepala BSSN Hinsa Siburian, hal tersebut sejalan dengan masyarakat Indonesia yang baru mulai memanfaatkan teknologi secara masif pada saat pandemi Covid-19.
“Kita tidak boleh langsung beranggapan kami ini kuat, karena kita tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari. kita semua pun seluruh bangsa indonesia itu menyadari, kita baru masuk, kira-kira setelah covid ini semakin masif ya, itu era digital. Itu merubah paradigma sebenarnya,” kata dia di Kantor BSSN, Sawangan, Depok, Selasa (13/9/2022).
Kendati begitu Hinsa menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan percepatan dalam keamanan siber. Meskipun dalam setiap perkembangan teknologi selalu ada hal yang baru sehingga menjadi celah bagi seseorang melakukan tindak pidana teknologi.
“BSSN mengejar terutama soal keamanan ya. Jadi memang kita berharap, perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu paralel, dan sejajar dengan ancaman yang akan timbul,” jelas Hinca.
Source :
- AAUI Bicara Potensi Garap Asuransi Kendaraan Listrik AAUI
Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai pengembangan kendaraan bermotor listrik di Indonesia merupakan peluang bagi industri asuransi umum.
Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Teknik 3 Delil Khairat mengatakan, asuransi untuk segmen kendaraan listrik memang perlu dicermati ke depan seiring pemerintah terus mendorong pengembangan kendaraan ramah lingkungan tersebut.
“Pemerintah juga mencanangkan Indonesia dapat menjadi pemain penting dalam supply chain baterai untuk kendaraan listrik. Dari sisi asuransi, kami perlu optimistis dengan peluang ini,” ujar Delil, Rabu (21/9/2022).
Namun, lanjut Delil, peluang tersebut juga perlu dicermati secara hati-hati. Hal ini mengingat risiko dari kendaraan listrik tentunya berbeda dengan risiko pada kendaraan bermotor konvensional.
“Kendaraan listrik itu membawa risiko yang beda dari konvensional sehingga cara kami cover [beri perlindungan] dan pricing [premi] perlu pertimbangan secara lebih spesifik,” katanya.
Adapun, pendapatan premi industri asuransi umum salah satunya ditopang dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor. Per kuartal II/2022, asuransi kendaraan bermotor masih menjadi kontributor terbesar kedua dengan kontribusi mencapai 19 persen terhadap total premi dicatat asuransi umum.
Premi dicatat asuransi kendaraan bermotor mencapai Rp 8,7 triliun sepanjang semester I/2022 atau tumbuh 18,3 persen year-on-year.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang menuturkan, hingga saat ini belum ada pencatatan secara terpisah antara premi asuransi kendaraan bermotor konvensional dengan kendaraan listrik.
“Diharapkan dengan berjalannya waktu dan kesiapan industri bisa memberikan statistik lebih baik kami bisa tangkap profil asuransi kendaraan listrik,” katanya.
- Kala Asuransi Kredit ‘Cuma’ jadi Pemoles Kinerja NPL Perbankan
Bisnis.com, JAKARTA – Memburuknya profitabilitas perusahaan asuransi yang bermain di lini bisnis asuransi kredit merupakan cerminan rendahnya daya tawar para pemain terhadap kepentingan perbankan. Asuransi kredit berperan dalam rangka memoles kinerja non-performing loan (NPL) tetap ciamik.
Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman mengungkap bahwa fenomena asuransi kredit ini turut tercermin dari tren jumlah klaim yang selalu beriringan dengan tingkat loan-at-risk perbankan selama 5 tahun belakangan.
“Secara umum, bargaining power perusahaan asuransi memang rendah. Terlebih, khusus asuransi kredit, ketika bank minta tolong, kemungkinan kecil pemain [asuransi] menolak, walaupun nantinya akan berhadapan dengan loss ratio yang tinggi,” ujarnya dalam diskusi terbatas bersama media, dikutip Kamis (22/9/2022).
Adapun, lembaga riset besutan Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG) ini sebenarnya telah mengungkap fenomena dan isu terkait asuransi kredit dalam sebuah studi yang meluncur pada pertengahan 2022 lalu.
Riset bertajuk ‘Asuransi Kredit: Perspektif di Tengah Tantangan’ ini salah satunya mengungkap bahwa daya tawar yang rendah dari para pemain merupakan akibat keterikatan pengendali atau pemilik yang sama dengan beberapa entitas perbankan, atau berada dalam satu konglomerasi keuangan yang sama dengan suatu bank.
“Ini menyebabkan ketergantungan dan akhirnya membawa suatu mindset, yaitu yang penting dapat premi dengan segala risiko yang ada, ketimbang tidak dapat premi sama sekali. Inilah yang kemudian juga membuat para pemain cenderung tidak punya jawaban lain kecuali mengambil risiko tersebut,” tambah Ibrahim.
Research Associate IFG Progress Nada Serpina menambahkan dorongan akan kepentingan perbankan tersebut pula yang membuat asuransi kredit di Indonesia masih menjadi salah satu penggerak industri asuransi umum, setelah lini bisnis asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor.
“Jadi peran besar asuransi kredit terhadap industri turut terdorong oleh kepentingan perbankan penyalur kredit yang punya keterkaitan dengan penugasan dari pemerintah, atau untuk back-up bank dalam konglomerasi keuangan yang sama dengan pemain bersangkutan,” ungkapnya.
Sebagai gambaran, porsi pangsa pasar asuransi kredit terhadap industri asuransi umum mencapai 15,5 persen. Padahal, hampir di seluruh negara maju, porsi asuransi kredit begitu rendah, contohnya Amerika Serikat hanya 0,3 persen, Jerman 2,4 persen, Perancis 2 persen, Jepang 0,4 persen, China 1,5 persen, dan Singapura 5,2 persen.
Sementara itu, Research Associate IFG Progress Yuridunis Saidah mengakui bahwa tingginya loss ratio bisnis asuransi kredit di Indonesia membuat beberapa perusahaan reasuransi mengurangi porsi berbagi risiko dengan para perusahaan asuransi umum yang bermain di lini bisnis ini.
Ke depan, IFG Progress menilai industri asuransi kredit perlu berbenah dalam beberapa aspek, terutama untuk memperbaiki loss ratio dan menangani tren terus memburuknya tingkat profitabilitas perusahaan akibat lini bisnis ini.
Beberapa masukan, di antaranya mulai lebih dalam dalam mempertimbangkan aspek underwriting loan perbankan, serta memperkuat upaya-upaya untuk menekan fenomena informasi asimetris, demi mencegah terjadinya fraud dan moral hazard.
Selain itu, apabila produk asuransi kredit memiliki karakteristik premi tunggal jangka panjang, perlu adanya ketentuan-ketentuan khusus yang turut mempertimbangkan kondisi perekonomian dalam jangka waktu tertentu.
- OJK Sebut Aduan Masyarakat soal Asuransi Paling Banyak
Jakarta, CNN Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan sektor asuransi menjadi lini bisnis di industri keuangan non bank yang paling banyak mendapat keluhan dari masyarakat.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan salah satu yang menjadi aduan masyarakat adalah produk asuransi, yakni unit link.
Selain itu, OJK juga sering mendapatkan aduan dari pemegang polis beberapa perusahaan asuransi. Beberapa contohnya, seperti Jiwasraya, AJB Bumiputera 1912, Kresna Life, dan WanaArtha Life.
“Kalau yang menyangkut pengaduan ke IKNB menyangkut produk asuransi itu paling banyak, baik itu unit link maupun para pemegang polis, khususnya itu di Jiwasraya, kemudian Bumiputera, kemudian Kresna Life dan WanaArtha Life,” ujar Ogi dalam konferensi pers di Wisma Mulia 2, Selasa (13/9).
Mayoritas pemegang polis, sambung Ogi, meminta kejelasan mengenai pembayaran klaim dari perusahaan asuransi. Dari pengaduan tersebut, beberapa sudah diproses oleh OJK melalui komunikasi dengan perusahaan bersangkutan.
Ogi menjelaskan pihaknya akan langsung melakukan penelitian terhadap seluruh pengaduan masyarakat terhadap industri jasa keuangan. Setelah itu, OJK akan memanggil perusahaan yang diadukan oleh pemegang polis.
“Misalnya menjual produk unit link, kami tanya mengenai permasalahan tersebut, kenapa kok bisa sampai tidak dilakukan penyelesaian,” kata dia.
Menurut Ogi, terdapat tiga tahapan yang bakal dilakukan OJK dalam menangani aduan masyarakat. Mulai dari penelitian masalah, pemanggilan perusahaan, hingga proses pengadilan.
“Jika dalam beberapa proses tetap tidak menyelesaikan masalah pengaduan, maka kami arahkan ke proses pengadilan,” tutup Ogi.
Source:
Informasi ini disajikan oleh: L&G Insurance Broker – The Smart Insurance Broker.
—
MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG JUGA
HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
E-mail: customer.support@lngrisk.co.id
—