Liga Asuransi – Perkembangan industri asuransi masih menarik untuk diikuti, dan pada minggu pertama bulan Oktober 2023 ini kami telah merangkum 7 berita pilihan terkait asuransi yang patut Anda ketahui.
Seperti biasanya, jika anda tertarik dengan artikel ini, silahkan untuk bagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka dapat memahaminya sama seperti Anda.
Asosiasi Mengungkapkan Peluang dan Tantangan yang Terkait dengan Penggunaan Bursa Karbon Dalam Konteks Asuransi
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) telah mengidentifikasi peluang yang muncul dari bursa karbon bagi industri asuransi umum. Hal ini terjadi setelah Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia melalui IDXCarbon pada tanggal 26 September yang lalu.
Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwiyanto, menyatakan bahwa bursa karbon membuka pintu bagi sektor keuangan, termasuk industri asuransi umum. Alasannya adalah bahwa asuransi pada dasarnya berperan penting dalam mendukung sektor-sektor lain, terutama dalam perencanaan dan mitigasi risiko.
Namun, Bern juga mengungkapkan adanya tantangan dalam memanfaatkan peluang ini. Di Indonesia, pembahasan tentang asuransi perdagangan karbon masih sangat terbatas. Selain itu, diperlukan infrastruktur dan regulasi yang mendukung implementasi asuransi perdagangan karbon dengan baik. Bern menegaskan perlunya studi mendalam, kajian, dan diskusi untuk menetapkan aturan dan skema yang terbaik dalam mendukung asuransi bursa karbon.
Dari sisi lain, Direktur Teknik Operasi Indonesia, Re Delil Khairat, menyoroti potensi peran asuransi dalam transisi menuju ekonomi hijau. Dia menganggap bahwa proses transisi yang memerlukan investasi dan inovasi besar perlu dilindungi oleh asuransi. Meskipun peluang ini ada, Delil juga menyoroti tingkat risiko yang tinggi terkait investasi dalam energi terbarukan. Kurangnya data historis dan pemahaman rendah dari industri asuransi terhadap risiko ini menjadi tantangan utama. Delil juga menyebutkan bahwa premi asuransi dalam konteks ini kemungkinan akan semakin tinggi, dan minat industri asuransi untuk melindungi risiko ini masih rendah.
Kesimpulannya, sementara terdapat peluang bagi industri asuransi umum dalam menghadapi bursa karbon dan transisi ke ekonomi hijau, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi, termasuk keterbatasan pengetahuan dan regulasi serta tingginya risiko dalam investasi energi terbarukan.
Pimpinan Akseleran Mengungkapkan Solusi Untuk Mengurangi Beban Biaya Asuransi dalam Layanan Pinjaman Online
Biaya asuransi dalam platform fintech peer to peer (P2P) lending menjadi perhatian setelah Direktur Utama PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), Bernardino Moningka Vega, mengaitkan tingginya biaya layanan platform dengan biaya asuransi. PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. (AKSL) atau Akseleran, pemain fintech P2P lending lainnya, menganggap asuransi dalam P2P lending merupakan sebuah upaya untuk mengurangi risiko.
Ivan Nikolas Tambunan, Group CEO & Co-Founder Akseleran, menjelaskan bahwa biaya asuransi pinjaman akan ditanggung oleh pemberi pinjaman (lender). Strategi yang mereka terapkan adalah mengurangi pendapatan bunga yang diperoleh oleh pemberi pinjaman. Ivan juga menekankan bahwa mereka berusaha menjaga agar profil risiko yang mereka tanggung sekecil mungkin, sehingga premi asuransi kredit tidak menjadi beban yang besar bagi mereka.
Selain asuransi, Ivan menyoroti pentingnya penilaian pinjaman yang bijaksana sebagai langkah utama dalam mengurangi risiko kredit macet dan gagal bayar di masa mendatang.
Adapun Akseleran telah mencapai tingkat keberhasilan kredit yang tinggi, dengan TKB90 mencapai 99,38 persen dan tingkat wanprestasi (TWP90) hanya sebesar 0,62 persen.
Dari perspektif perusahaan asuransi, Achmad Sudiyar Dalimunthe, Presiden Direktur PT Asuransi Asei Indonesia, mengonfirmasi bahwa asuransi kredit adalah salah satu cara untuk mengelola risiko. Asuransi kredit memberikan perlindungan kepada pemberi kredit terhadap ketidakmampuan peminjam untuk membayar pinjaman sesuai kontrak kredit.
Dody, yang merupakan praktisi asuransi, menjelaskan bahwa perusahaan asuransi juga mengevaluasi profil risiko peminjam sebelum memberikan perlindungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa peminjam memiliki sumber dana yang cukup untuk melunasi pinjaman.
Dody juga menyebutkan bahwa tarif premi asuransi kredit dipengaruhi oleh tingkat risiko debitur. Profil risiko yang tinggi akan menghasilkan tarif premi yang lebih tinggi. Meskipun premi ini menjadi tanggung jawab pemberi kredit, dalam praktiknya, biaya asuransi sering dimasukkan dalam komponen biaya administrasi bersama dengan biaya lainnya yang ditanggung oleh peminjam.
Rencana Pengalihan Kredit Bank ke Bidang Penjaminan, Pendapat Asosiasi mengenai Hal Ini
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memberikan tanggapannya terkait wacana pengalihan kredit bank ke perusahaan penjaminan. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, mengonfirmasi keberadaan wacana tersebut. Dia menjelaskan bahwa jika wacana ini menjadi kenyataan, maka bank akan mengalihkan asuransi kreditnya ke perusahaan penjaminan, bukan perusahaan asuransi.
Namun demikian, Budi mengungkapkan bahwa informasi yang diterima masih terbatas pada tingkat konsep dan belum detail. Pihak AAUI juga belum menerima panggilan resmi terkait dengan rencana pengalihan ini. Dia menambahkan bahwa rencana ini masih dalam tahap wacana dan belum memiliki jadwal yang pasti.
Budi menjelaskan bahwa implementasi wacana pengalihan ini akan memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak akan mudah dilaksanakan. Perubahan aturan yang diperlukan juga akan memerlukan sejumlah kajian yang mendalam. Dia menekankan bahwa jika kajiannya tidak memungkinkan atau tidak layak, maka pengalihan tersebut mungkin tidak akan terjadi.
Apabila pengalihan ini benar-benar terjadi, Budi mengakui bahwa industri asuransi umum akan menghadapi dampak signifikan. Salah satu kontributor utama pendapatan premi dalam industri ini berasal dari bisnis asuransi kredit, sehingga ada kemungkinan premi akan mengalami penurunan. Meskipun begitu, Budi percaya bahwa industri asuransi umum masih memiliki berbagai produk lain yang dapat mendukung pendapatan premi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi juga sedang dilakukan untuk memperluas pangsa pasar industri asuransi umum.
Tugu Insurance Mencetak Prestasi Raih Penghargaan dalam HR Excellence Awards 2023
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) kembali meraih pengakuan yang gemilang. Terbaru, perusahaan yang merupakan anak perusahaan BUMN Pertamina ini berhasil meraih dua penghargaan dalam HR Excellence Awards 2023. Penghargaan tersebut mencakup kategori Excellence in HR Change Management (Bronze) dan Excellence in Business Transformation (Bronze).
Jusman Hutama, yang menjabat sebagai Group Head Human Capital & Services, menerima penghargaan tersebut dengan penuh semangat. Ia menjelaskan bahwa prestasi yang diraih oleh Tugu Insurance sejalan dengan upaya perusahaan untuk mengubah dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) mereka, yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen selama lebih dari 40 tahun di industri asuransi Indonesia.
Jusman menegaskan bahwa melalui dorongan untuk mengubah dan meningkatkan SDM perusahaan, penghargaan ini menjadi bukti bahwa transformasi telah terjadi, dan mereka berharap dapat terus meningkatkan prestasi mereka di masa depan.
Selain itu, Emil Hakim, yang menjabat sebagai Direktur Keuangan & Layanan Korporat Tugu Insurance, menambahkan bahwa pencapaian ini sesuai dengan tagline perusahaan #ReachingNewHeights dan budaya perusahaan yang diinternalisasi secara konsisten, yang menjadi sumber motivasi bagi para profesional di Tugu Insurance untuk terus meningkatkan kompetensi dan ketangkasan mereka dalam proses transformasi SDM yang berkelanjutan.
Emil menekankan pentingnya peran Departemen Sumber Daya Manusia (HR) sebagai mitra strategis di dalam perusahaan, terutama dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis yang beragam. Ia berharap bahwa internalisasi nilai budaya dan tagline perusahaan, seperti AKHLAK dan #ReachingNewHeights, akan terus diterapkan secara berkelanjutan untuk mendukung tujuan perusahaan yang lebih besar.
Mari Kita Telaah Perbedaan Antara Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan
Asuransi pendidikan ataupun tabungan pendidikan merupakan sebagian cara dari orang tua untuk menyiapkan bekal pendidikan anaknya. Ketersediaan dana yang cukup akan memastikan anak dapat pendidikan terbaik hingga selesai pada level terbaiknya.
Mempersiapkan dana pendidikan anak saat ini bisa dengan berbagai cara seperti menyiapkan Asuransi Pendidikan atau Tabungan Pendidikan. Ini merupakan cara efektif dalam meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan.
Asuransi Pendidikan bisa digunakan untuk tujuan jangka panjang, sedangkan Tabungan Pendidikan digunakan untuk tujuan jangka pendek. Penting untuk diketahui jika Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan merupakan dua hal yang berbeda.
Banyak orang mengira jika Asuransi Pendidikan adalah Tabungan Pendidikan padahal konsep dasar dari keduanya sangatlah berbeda. Simpelnya, Asuransi Pendidikan memiliki untuk proteksi dana pendidikan dan investasi sedangkan tabungan pendidikan untuk simpanan bank dalam hal mempersiapkan dana pendidikan anak.
Dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (24/9/2023) ada beberapa hal yang membedakan antara Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan.
Perbedaan antara Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan dapat dilihat dari fungsi utama, lembaga yang mengeluarkan produk, setoran, mekanisme pencairan, manfaat dan resiko, serta rekomendasi jangka waktu.
Jika dilihat dari fungsi utama, Asuransi Pendidikan mempunyai fungsi untuk memproteksi dana pendidikan, sedangkan Tabungan Pendidikan berfungsi untuk simpanan dana pendidikan.
Selain itu, dapat juga dilihat dari lembaga yang mengeluarkan produk. Asuransi Pendidikan dikeluarkan oleh perusahaan asuransi, sedangkan Tabungan Pendidikan dikeluarkan oleh Bank.
Mekanisme setoran dan pencairan dana pun berbeda. Setoran untuk Asuransi Pendidikan akan terdiri dari premi biaya asuransi, dana investasi, atau sesuai dengan nilai premi polis. Sementara itu pencairan dana akan bertahap sesuai dengan ketentuan masing-masing polis yang dipilih.
Sementara itu, Tabungan Pendidikan menyesuaikan dengan kemampuan penabung. Pencairan dana pun dapat disesuaikan dengan jangka waktu yang telah dipilih nasabah saat awal pembukaan tabungan.
Asuransi Pendidikan mempunyai manfaat dapat mencegah anak putus sekolah karena orang tua sudah tidak dapat mencari nafkah, seperti meninggal dunia atau cacat total. Namun, Asuransi Pendidikan memiliki risiko investasi jika asuransi pendidikan disertai unit link/PAYDI. Investasi Asuransi Pendidikan bisa mengalami kenaikan dan juga turun sesuai dengan kinerja pasar.
Berbeda dari Asuransi Pendidikan, Tabungan Pendidikan justru memiliki risiko yang cukup kecil dan relatif lebih aman. Hal ini dikarenakan manfaat berupa bunga dan simpanan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sepanjang nilainya tidak lebih dari Rp2 miliar. Sedangkan jika lebih dari batas penjaminan LPS, dapat dilakukan dengan memecah ke beberapa bank.
Penting untuk diketahui jika keberhasilan Asuransi Pendidikan tergantung dari perhitungan biaya pendidikan anak yang direncanakan orang tua.
Apabila biaya pendidikan tidak sesuai dengan biaya sekolah anak, maka pencairan dana tidak akan mampu memenuhi biaya pendidikan anak. Untuk itu, sangat perlu memperhatikan banyak hal sebelum memutuskan berasuransi.
Pimpinan AdaKami dengan Jujur Mengidentifikasi Penyebab Tingginya Biaya Layanan
Platform pinjaman online PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menjelaskan alasannya mengenai biaya layanan yang tinggi daripada pinjaman pokok yang diberikan kepada peminjam. Menurut Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega, salah satu faktor utama yang menyebabkan biaya layanan AdaKami lebih tinggi adalah tingginya persentase biaya asuransi. Dia menjelaskan bahwa ketentuan asuransi tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mengatur Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).
Dalam POJK 10/2022, Bagian Kelima yang berhubungan dengan Manajemen Risiko oleh Penyelenggara, Pasal 35 ayat (3) dan ayat (4) huruf (e) menyebutkan bahwa penyelenggara wajib memfasilitasi mitigasi risiko bagi pengguna, salah satunya adalah dengan memfasilitasi pengalihan risiko atas objek jaminan jika ada objek jaminan. Pengalihan risiko ini merujuk pada pengasuransian objek jaminan.
Menurut penjelasan dalam peraturan tersebut, pengalihan risiko atas objek jaminan mencakup pengasuransian objek jaminan. Dino menjelaskan bahwa persentase biaya layanan AdaKami mencakup biaya teknologi, biaya asuransi, dan biaya operasional. Dia menekankan bahwa biaya asuransi adalah salah satu komponen penting dalam biaya layanan, dan setiap nasabah yang meminjam harus diasuransikan. Tingkat biaya ini bisa tinggi terutama karena platform AdaKami melayani masyarakat yang memiliki akses terbatas ke layanan perbankan.
Dino juga menambahkan bahwa biaya asuransi dapat bervariasi tergantung pada produk yang ditawarkan oleh AdaKami. Sementara itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan bahwa batas biaya pinjaman dalam pinjaman online (pinjol) berdasarkan kode etik AFPI adalah sebesar 0,4 persen. Sekretaris Jenderal AFPI, Sunu Widyatmoko, menjelaskan bahwa istilah “biaya pinjaman” digunakan karena asosiasi memahami struktur biaya di platform fintech P2P lending.
Sunu mengklarifikasi bahwa biaya pinjaman ini tidak sama dengan bunga pinjaman. Biaya pinjaman mencakup berbagai komponen seperti bunga dari pemberi pinjaman, biaya administrasi, biaya teknologi, biaya layanan, biaya manajemen risiko, dan biaya asuransi. AFPI telah menetapkan batas bahwa biaya yang dibayar oleh peminjam tidak boleh melebihi 0,4 persen per hari.
Sunu menjelaskan bahwa AFPI juga melakukan pemantauan rutin terhadap semua anggotanya di setiap platform untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan. Jika terdapat pelanggaran, AFPI akan memberitahu platform terkait dan mengambil tindakan yang sesuai.
3 Perusahaan Asuransi Umum Terbaik 2023 dengan Modal Kelompok Antara Rp300 Miliar hingga Rp500 Miliar
Tiga perusahaan asuransi umum dalam kelompok ekuitas Rp300 miliar – Rp500 miliar, yang dinobatkan sebagai Best General Insurance 2023 oleh Media Asuransi, telah menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun 2022, menurut penelitian dari Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA).
Hasil penelitian ini menampilkan kinerja yang lebih baik dari tiga perusahaan tersebut, yaitu PT Asuransi Samsung Tugu, PT Asuransi Listrik Perisai Nasional, dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, yang menduduki posisi 1-3 dalam daftar Best General Insurance 2023 Media Asuransi di kategori mereka masing-masing.
PT Asuransi Samsung Tugu mencatat peningkatan laba perusahaan sebesar 90,57 persen, dari Rp29,81 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp56,82 miliar pada tahun 2022. Kenaikan ini dapat diatribusikan kepada strategi underwriting yang selektif, cermat, dan ketat, serta perolehan bisnis baru dari proyek perusahaan asal Korea Selatan yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai premi bruto sekitar US$10 juta.
Sementara itu, PT Asuransi Listrik Perisai Nasional juga berhasil mencatat pertumbuhan positif pada beberapa indikator keuangan, termasuk pertumbuhan aset sebesar 12,75 persen, dari Rp1,54 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp1,73 triliun pada tahun 2022. Laba bersih perusahaan meningkat signifikan, sebesar 131,32 persen, dari Rp24,03 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp55,60 miliar pada tahun 2022.
Direktur Utama PLN Insurance, Moch Hirmas Fuady, menyebut bahwa pencapaian kinerja terbaik di tahun 2022 terdiri dari 7 komponen korporasi, termasuk pendapatan premi, hasil underwriting, hasil investasi, beban usaha, laba usaha, laba sebelum pajak, dan laba setelah pajak.
Pada posisi ketiga, PT Asuransi Dayin Mitra mengalami pertumbuhan premi neto sebesar 11,96 persen, dari Rp155,22 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp173,78 miliar pada tahun 2022. Nilai investasi meningkat sedikit, sebesar 0,92 persen, dari Rp365 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp369 miliar pada tahun 2022.
Selain itu, hasil underwriting juga meningkat tipis sebesar 0,15 persen, dari Rp134,43 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp134,62 miliar pada tahun 2022. Ekuitas perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen, dari Rp361,70 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp365,12 miliar pada tahun 2022.
Artikel ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker.
—
MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG
24 JAM L&G HOTLINE: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
Email: customer.support@lngrisk.co.id
—