Liga Asuransi – Hallo risk takers, di minggu kelima bulan April 2024 ini kembali kita bahas lagi perkembangan dan kejadian dunia asuransi di Indonesia dalam minggu terakhir, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa objek asuransi bukan hanya di kendaraan, jiwa, kesehatan, maupun properti, tapi masih luas sekali cakupan objek yang bisa diasuransikan, terutama pada sektor bisnis. Hampir dari seluruh proses bisnis dari A to Z bisa dilindungi oleh asuransi. Pada edisi kali, seperti biasa kami kembali mengumpulkan 7 berita pilihan terkait asuransi yang bagus untuk Anda ketahui.
Seperti biasanya, jika anda tertarik dengan artikel ini, silahkan untuk bagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka dapat memahaminya sama seperti Anda.
PT Asuransi Asei Indonesia Catatkan Pertumbuhan Positif dalam Hasil Underwriting
PT Asuransi Asei Indonesia berhasil mencatatkan hasil underwriting yang positif sepanjang tahun 2023, menunjukkan kinerja yang memuaskan di tengah dinamika pasar asuransi. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, hasil underwriting mencapai Rp119 miliar, mencatat kenaikan sebesar 20,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Meskipun pendapatan premi perseroan mengalami penurunan sebesar 41,2% yoy, turun menjadi Rp288 miliar dari sebelumnya Rp491 miliar, namun jumlah beban usaha yang ditanggung berhasil ditekan menjadi Rp91,4 miliar, turun 8,3% yoy dari sebelumnya Rp99,7 miliar.
Dari sisi ekuitas, Asei Indonesia mencatatkan ekuitas sebesar Rp466 miliar pada tahun 2023, meskipun mengalami penurunan sebesar 5,13% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, liabilitas yang ditanggung perseroan meningkat menjadi Rp1,36 triliun pada tahun 2023, naik 10,25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Terkait dengan aset, Asei Indonesia mencatatkan peningkatan sebesar 4,72% yoy, mencapai Rp2,3 triliun pada tahun 2023 dari sebelumnya Rp2,13 triliun pada tahun 2022. Namun, tingkat kesehatan finansial perusahaan, dilihat dari Risk Based Capital (RBC), mengalami penurunan menjadi 265,38% pada tahun 2023 dari sebelumnya 328,14% pada tahun 2022.
Di sisi laporan keuangan Unit Usaha Syariah (UUS) Asei Indonesia, tercatat peningkatan signifikan dalam laba sebesar Rp7,5 miliar, naik 413,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan asuransi juga meningkat menjadi Rp815 juta pada tahun 2023, naik 7,37% yoy dari tahun sebelumnya. Namun, beban asuransi juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi Rp2,4 miliar pada tahun 2023, naik 1.245% yoy dari tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, UUS Asei Indonesia mengalami defisit dana tabarru sebesar Rp973 juta pada tahun 2023, berbeda dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan surplus sebesar Rp1,15 miliar. Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam manajemen risiko dan pengelolaan keuangan untuk memastikan kesehatan finansial yang optimal.
Dengan kinerja yang positif namun tantangan yang tidak bisa diabaikan, PT Asuransi Asei Indonesia terus berupaya untuk memperkuat posisinya di pasar asuransi dan memastikan layanan yang berkualitas bagi para nasabahnya.
Antonius NS Kosasih Dicopot dari Jabatan Direktur Utama Taspen Pasca Dicatatnya Penyelidikan Kasus Korupsi
Pada hari berikutnya setelah dilarang ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada awal Maret, Nontonius NS Kosasih, Direktur Utama PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), dicopot dari jabatannya. Langkah ini diambil setelah KPK memulai penyelidikan atas dugaan korupsi dalam pengelolaan investasi PT Taspen pada tahun 2019. Bersama dengan Kosasih, Ekiawan Heri Primaryanto, Direktur Utama PT Insight Investments Management, juga dilarang ke luar negeri.
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai identitas tersangka, KPK telah meningkatkan kasus ini ke tahap penyidikan dan menetapkan para tersangka. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kemudian memilih untuk mencopot Antonius NS Kosasih setelah meninjau kasus yang menjeratnya. Mereka menyatakan kesiapan untuk memberikan data yang diperlukan jika diminta oleh KPK.
Penyelidikan atas kasus ini dimulai setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan hasil pemeriksaan terhadap pengelolaan investasi Taspen. Temuan dari BPK mengungkap skema pengelolaan investasi reksa dana antara Taspen dan PT Insight Investment Management (IIM), yang mengalami penurunan nilai investasi hingga 29,63% atau sekitar Rp 296,25 miliar.
Dalam proses penyelidikan, KPK telah mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak, termasuk mantan istri Kosasih, Rina Lauwy, serta beberapa mantan pejabat tinggi Taspen. Potensi kerugian negara dari skema pengelolaan investasi ini sedang dihitung oleh KPK.
Selain menyoroti masalah investasi reksa dana, BPK juga mengungkapkan temuan lain terkait pengelolaan investasi Taspen, termasuk solvabilitas perusahaan dan pengelolaan investasi saham yang belum mengalami peningkatan nilai dari tahun ke tahun.
Kasus ini menjadi sorotan utama mengingat permasalahan serupa yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asabri pada tahun sebelumnya. Pengamat asuransi mengingatkan perlunya pengawasan yang ketat terhadap perusahaan asuransi milik pemerintah untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.
Saat ini, KPK masih terus melakukan penyidikan lebih lanjut untuk mengungkap dugaan korupsi dalam pengelolaan investasi Taspen. Sejumlah pihak, termasuk Kementerian BUMN, berkomitmen untuk mendukung proses hukum ini dan memastikan transparansi serta keadilan dalam penanganan kasus tersebut.
Prudential Indonesia Soroti Tantangan Kenaikan Inflasi Medis dalam Industri Asuransi
Dalam konferensi pers Full Year Performance (FYP) 2023 yang digelar di Jakarta pada Kamis, 25 April 2024, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyoroti salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini, yaitu kenaikan inflasi medis yang mencapai double digit.
Presiden Direktur Prudential Indonesia, Tony Benitez, mengungkapkan bahwa angka inflasi medis telah melampaui inflasi umum, mencapai 13,6% sepanjang periode tersebut. Kenaikan inflasi medis ini berdampak pada meningkatnya klaim kesehatan sebesar 24,9% atau mencapai Rp 21 triliun selama tahun 2023.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan lonjakan klaim medis yang signifikan adalah terus meningkatnya teknologi di bidang medis. Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya tagihan medis, tetapi juga menyebabkan adanya perawatan yang melebihi perkiraan semula.
Selain kenaikan inflasi medis, Tony juga menyoroti tantangan lain yang dihadapi oleh industri asuransi, yaitu rendahnya tingkat literasi dan penetrasi asuransi di Indonesia. Saat ini, tingkat literasi asuransi di Indonesia hanya mencapai 31,7%, yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi finansial yang mencapai 49,7%. Selain itu, penetrasi asuransi di Indonesia hanya sebesar 0,9%, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Prudential Indonesia menegaskan bahwa meningkatkan literasi asuransi dan meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia merupakan langkah krusial dalam memastikan perlindungan finansial yang memadai bagi masyarakat. Melalui pendekatan yang holistik dan edukatif, Prudential berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan literasi dan penetrasi asuransi di Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahami pentingnya perlindungan asuransi dalam menghadapi risiko kesehatan dan keuangan di masa depan.
IFG Life Catat Pendapatan Premi Tiga Kali Lipat di Kuartal Pertama 2024
PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), sebuah perusahaan asuransi jiwa di bawah holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia Financial Group (IFG), telah mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp390 miliar pada kuartal pertama tahun 2024. Hal ini merupakan peningkatan tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana pendapatan premi hanya mencapai Rp118 miliar.
Gatot Haryadi, Head of Corporate Secretary IFG Life, menjelaskan bahwa pendapatan premi IFG Life didominasi oleh premi tradisional sebesar 96%. Menurutnya, produk tradisional masih mendominasi portofolio perusahaan karena memiliki potensi premi regular dan top-up yang besar. Gatot juga menambahkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi sebagai perlindungan telah meningkat, sehingga mereka cenderung memilih produk tradisional seperti term life, whole life, dan asuransi kesehatan.
Dalam upaya untuk terus mendorong penjualan produk berbasis proteksi, IFG Life akan tetap fokus pada visi dan misi perusahaan hingga akhir 2024. Selain itu, IFG Life juga akan mengoptimalkan pengelolaan portofolio yang sudah ada dengan menjadikan bisnis korporasi sebagai bisnis utama, serta melakukan pengembangan dan transformasi bisnis bancassurance dan asuransi kesehatan.
Gatot juga menyampaikan bahwa IFG Life telah mengantisipasi peningkatan klaim asuransi kesehatan di industri. Untuk mengendalikan biaya medis, perusahaan akan memantau pemberian pelayanan medis dan obat-obatan agar lebih efisien dan tepat guna. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nasabah IFG Life mendapatkan pelayanan terbaik dari fasilitas kesehatan rekanan dengan premi yang tetap terjangkau.
Asuransi Kesehatan dan Kematian Menjadi Pilihan Utama Masyarakat Pasca Lebaran
Jenis asuransi yang mencakup kesehatan dan perlindungan atas risiko kematian semakin diminati oleh masyarakat, terutama setelah perayaan Lebaran. Kesadaran akan pentingnya manfaat dari asuransi semakin meningkat di kalangan masyarakat.
Menurut Direktur PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah), Paul Setio Kartono, asuransi kesehatan menjadi salah satu manfaat yang paling dicari setelah Lebaran. “Kesehatan adalah sesuatu yang dekat dengan semua orang, karena orang sudah bisa membayangkan bagaimana rasanya sakit,” jelasnya dalam sebuah konferensi pers di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Selain asuransi kesehatan, asuransi untuk risiko kematian, penyakit kritis, dan pendidikan juga menjadi pilihan yang populer bagi masyarakat pasca Lebaran tahun ini. Paul menjelaskan bahwa meskipun bagi beberapa orang yang masih muda mungkin tidak terpikirkan risiko kematian, namun penting untuk memahami bahwa perlindungan finansial dari risiko tersebut sangatlah penting.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan asuransi saat ini adalah tingkat literasi yang masih rendah di kalangan masyarakat terkait pentingnya memiliki asuransi. “Tantangan terbesar kita bukanlah dari segi kompetisi, melainkan dari literasi, seberapa banyak orang yang menyadari pentingnya memiliki asuransi,” ungkap Paul.
Perlu dicatat bahwa PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. Vice President Prudential Indonesia, Tony Benitez, mengungkapkan bahwa keduanya berhasil mencatatkan total pendapatan premi dan kontribusi, total aset, dan total aset investasi terbesar di industri.
“Dengan total pendapatan premi dan kontribusi mencapai Rp22 triliun, serta total aset keseluruhan sebesar Rp66 triliun, kami menjadi yang terbesar di industri,” jelas Tony dalam konferensi pers yang sama. Ia juga menambahkan bahwa total aset investasi perusahaan sepanjang tahun 2023 mencapai Rp59 triliun, dengan total klaim dan manfaat yang dibayarkan mencapai Rp17 triliun.
Asuransi Unit Linked Masih Terkoreksi, Faktor Perekaman Jadi Penyebab Utama
Perusahaan asuransi jiwa di Indonesia menghadapi tantangan dalam penjualan produk asuransi unit linked, dengan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah proses perekaman yang baru diterapkan. Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), beberapa perusahaan mengalami penurunan premi asuransi unit linked karena tidak semua nasabah setuju untuk direkam dalam proses penjelasan produk.
“Masalah terbesar terkait produk unit linked saat ini adalah proses perekaman, di mana beberapa nasabah enggan untuk direkam,” ungkap Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu. Togar menambahkan bahwa keluhan masyarakat terkait aturan perekaman tersebut telah menjadi perhatian, dan AAJI berencana untuk berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai hal ini.
Aturan perekaman tersebut diatur dalam Surat Edaran OJK Nomor 5 Tahun 2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI). Aturan ini mewajibkan perusahaan asuransi jiwa untuk melakukan welcoming call kepada pemegang polis dan mendokumentasikan proses penjelasan produk tersebut dalam bentuk rekaman.
Selain masalah perekaman, terdapat perbedaan-perbedaan signifikan antara SEOJK PAYDI dan aturan sebelumnya tentang produk unit linked:
- Kriteria Produk: SEOJK PAYDI mengatur kriteria produk unit linked yang harus memiliki proporsi perlindungan terhadap risiko kematian dan manfaat investasi yang jelas, serta strategi investasi yang spesifik. Sementara aturan sebelumnya lebih berfokus pada nilai manfaat yang dijanjikan dan pertanggungan risiko kematian.
- Modal Minimal: SEOJK PAYDI mengatur bahwa perusahaan asuransi yang memasarkan unit linked harus memiliki modal minimal sebesar Rp150 miliar – Rp250 miliar sebelum menjalankan usahanya. Aturan sebelumnya tidak mengatur tentang ketentuan permodalan.
- Nilai Uang Pertanggungan Kematian Alami: SEOJK PAYDI menetapkan nilai minimum uang pertanggungan kematian alami berdasarkan premi atau kontribusi yang dibayarkan, sedangkan aturan sebelumnya menetapkan nilai uang pertanggungan berdasarkan jumlah tertentu atau beberapa kali premi.
Meskipun demikian, AAJI berharap untuk dapat membahas kembali aturan perekaman dengan OJK, dengan harapan untuk menemukan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan baik bagi perusahaan asuransi maupun nasabah.
Penanganan Klaim Mega Insurance Selama Libur Lebaran 2024 Berjalan Stabil, Pertumbuhan Premi Tahunan Meningkat 30%
PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) mengungkapkan bahwa selama periode libur Lebaran 2024, mereka menerima sebanyak 200 pengajuan klaim asuransi kendaraan. Meskipun tidak secara spesifik menyebutkan jumlah nominal total klaim, Direktur Risk, Legal, & Compliance, Diang Edelina, menyatakan bahwa nilai rata-rata per klaim hampir sama dan mencapai sekitar Rp6 juta. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan klaim asuransi pada libur Lebaran tahun ini relatif stabil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Mega Insurance juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam perolehan premi selama periode mudik tahun 2024, yang meningkat sebesar 30% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Diang menyatakan bahwa pertumbuhan ini berasal dari sektor ritel, terutama dari penambahan kendaraan listrik, serta dari peningkatan pangsa pasar Mega Insurance di mitra multifinance dan agen individu.
Chief Technical Officer Mega Insurance, Indrajaya Wardhana, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi mitigasi dalam mengelola bisnis dengan risiko tinggi. Langkah ini termasuk mengurangi akun-akun dengan potensi klaim besar, seperti pabrik kayu dan tekstil. Mega Insurance juga fokus pada profitabilitas dibandingkan dengan premi kotor, dengan menyeleksi kualitas risiko dan memperbanyak mitra bisnis di luar pasar captive CT Corp.
Asuransi kendaraan tetap menjadi kontributor terbesar bagi Mega Insurance, menyumbang sekitar 36% dari total premi. Diikuti oleh sektor properti dan asuransi kesehatan. Dengan pencapaian tersebut, Mega Insurance mencatat pendapatan premi sebesar Rp1,65 triliun pada Desember 2023, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 78,3% secara tahunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Artikel ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker, broker asuransi Indonesia..
—
MENCARI PRODUK ASURANSI? JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN HUBUNGI KAMI SEKARANG
24 JAM L&G HOTLINE: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP – SMS)
website: lngrisk.co.id
Email: customer.support@lngrisk.co.id
—