Asuransi Pertambangan

Seperti Apa Peluang Industri Batubara di tahun 2022?

Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa apa kabar? Salah satu yang patut kita syukuri sebagai bangsa Indonesia adalah Indonesia benar-benar negara kaya yang  dikarunia Tuhan dengan kekayaan alam yang berlimpah.

Ketika industri manufaktur di seluruh dunia mengalami penurunan akibat wabah COVID-19, di lain pihak justru harga dan produksi komoditi alam milik Indonesia meningkat tajam. Kelapa sawit, nikel, bauksit, batubara dan lain-lain mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan. Semua komoditi tersebut menjadi andalan untuk mendapatkan devisa di masa ekonomi yang sulit.

Salah satu komoditi yang mengalami peningkatan yang sangat tinggi baik dari segi harga maupun dari jumlah produksi adalah batubara.

Sebagai perusahaan broker asuransi yang mempunyai banyak klien yang bergerak di bidang batubara baik sebagai pemilik KP, kontraktor tambang, trader, pengusaha angkutan batubara kami sangat concern dengan perkembangan yang terjadi di industri ini agar kami dapat terus mengikuti perkembangan sehingga dapat memberikan jaminan asuransi yang maksimal.

Seperti yang dilansir oleh portal Kontak.co.id, pada bulan Oktober lalu yang melaporkan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi batubara di tahun ini mencapai 610 juta ton. Jumlah ini lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) 2021 sebesar 625 juta ton.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan proyeksi yang lebih rendah dari rencana awal ini dikarenakan faktor cuaca yang menghambat operasional di lapangan. “Curah hujan masih tinggi dan berkelanjutan sehingga di beberapa tempat utamanya di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang jadi sumber produksi operasionalnya agak terganggu,” terang Sujatmiko dalam diskusi virtual, Jumat (22/10).

Kendati demikian, Sujatmiko memastikan produksi yang diproyeksikan mencapai 610 juta ton ini bakal mencukupi kebutuhan batubara dalam negeri serta bakal memberi dampak pada peningkatan penerimaan negara. Sujatmiko menjelaskan, hingga kuartal III 2021, produksi batubara nasional mencapai 450 juta ton atau sekitar 72% dari target tahun ini.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memprediksi harga batubara acuan atau HBA mulai melemah pada Desember 2021. Pada November 2021, harga batu bara mencapai US$215,01 per ton.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkap harga batubara acuan per November adalah hasil rata-rata dari empat indeks pembentuk harga pada bulan sebelumnya yang cukup tinggi.

Untuk informasi lebih lengkap berikut ini kami tulisan yang dimuat di dalam media Equipment Indonesia ( https://www.equipmentindonesia.com) sebagai media partner kami.

Harga batu bara diproyeksikan akan tetap tinggi hingga tahun 2022. Perkiraan tersebut, menurut  Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), disebabkan oleh beberapa faktor. Yang paling utama adalah kembali beroperasinya pembangkit listrik berbasis batubara oleh sejumlah negara, seperti China dan Kanada, meski kedua negara itu sudah berkomitmen untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batubara.

Masalah cuaca buruk juga masih mempengaruhi kapasitas produksi batubara dunia. Ditambah lagi, komoditas tersebut menjadi incaran setelah sumber energi dunia lainnya mengalami kenaikan drastis.

Tambang Batubara Indonesia

Tambang Batubara Indonesia

Fluktuasi harga batubara saat ini juga dipicu oleh hubungan buruk antara China dan Australia, yang menyebabkan pasokan batubara dari Negeri Kanguru itu ke China terhambat. Hubungan kedua negara itu belum akan membaik hingga awal tahun 2022, sehingga ekspor komoditas emas hitam dari Australia tetap terkendala.

Mencermati faktor-faktor itu, Suryo memperkirakan masa keemasan harga batubara masih berlanjut sampai dengan tahun 2022, meski dengan nilai yang terbilang kecil. “Harga batubara pada tahun 2022, kami cukup optimistis, masih boleh dikatakan tinggi, walaupun tidak setinggi saat ini,” ujarnya saat paparan secara daring kinerja PTBA di triwulan III/2021, di Jakarta beberapa waktu silam.

Berdasarkan bursa ICE Newcastle (Australia), salah satu referensi harga batubara, tercatat harga batubara global untuk kontrak Desember 2021 mencapai US$181 dollar per metrik ton. Angka itu turun sebesar 33,45%, dari sebelumnya sempat berada di posisi US$272 per metrik ton pada 5 Oktober 2021.

Bagaimana dengan kebutuhan pasar dalam negeri? Suryo memastikan batubara masih menjadi sumber energi utama dalam beberapa waktu ke depan untuk pasar domestik. Salah satu penyebabnya karena PLTU juga masih menjadi sumber energi murah dibandingkan dengan sumber-sumber energi lainnya.

Optimisme serupa diungkapkan Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Lonjakan harga batubara, kata dia, tidak terjadi dalam sekejap tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas industri yang meningkat dan musim dingin di beberapa negara. Ia secara khusus menyebut perkembangan di China karena dampak pandemi Covid-19 dan permintaan yang bervariasi di negeri tirai bambu itu.  

Dileep menilai, hingga akhir tahun 2021, tren harga batubara masih akan tinggi dan tidak akan di bawah US$100 per ton. Tren harga tinggi ini akan bertahan hingga 2022-2023 dengan perkiraan harga di kisaran US$130-150 per ton.

Sepanjang 2021, pihaknya memproyeksikan harga batubara yang diproduksi BUMI di kisaran US$53-56 per ton. Untuk anak usaha BUMI, yakni Kaltim Prima Coal, harga batubara diperkirakan di level US$60-64 per ton, sementara Arutmin US$39-42 per ton.

Bahkan di tengah meningkatnya permintaan energi terbarukan, batubara masih akan menunjukan eksistensi selama beberapa tahun ke depan. Ketika terjadi pemulihan dari pandemi, negara-negara ini mengalami pola permintaan yang bervariasi terhadap energi yang tidak bisa dipenuhi semuanya oleh energi terbarukan.

Di Asia, peningkatan aktivitas industri membuat permintaan batubara naik  3% dan akan bertahan selama jangka menengah. Menurut Dileep, meski ada energi terbarukan, namun sumber energi alternatif tersebut tidak dapat menggantikan sepenuhnya bahan bakar fosil hingga 25-30 tahun ke depan karena terlalu banyak variabel lain yang terlibat.

Senada dengan Suryo dan Dileep, Jusnan Ruslan, Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), juga memperkirakan, harga batubara masih berpotensi menguat. “Sejak Juli sampai dengan Agustus 2021, harga batubara sudah melampaui US$100 per ton,” kata Jusnan.

Momentum kenaikan harga batubara terus berlanjut, terutama akibat kuatnya permintaan yang disertai dengan pasokan yang ketat. Konflik Tiongkok – Australia yang belum selesai berujung pada pelarangan impor oleh Tiongkok. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga batubara di Indonesia sejak semester II 2020 sampai dengan April 2021. Hingga sekarang, harga batubara masih bertahan di atas level US$100 per ton.

Pernyataan yang lebih optimistis dilontarkan Paul Young dan Hugo Nicolaci, analis Goldman Sachs Group Inc. Mereka menaikkan prospek untuk harga batubara di Asia. Pemulihan permintaan listrik global dan masalah produksi di negara-negara pertambangan utama menyebabkan kelangkaan pasokan batubara.

Menurut catatan Paul Young dan Hugo Nicolaci, batubara thermal Newcastle rata-rata akan mencapai US$190 per ton pada kuartal keempat tahun 2021, naik 90%, dari perkiraan sebelumnya US$100 per ton. Perkiraan itu seiring peningkatan permintaan batubara untuk musim dingin di belahan bumi utara dan naiknya harga gas alam.

Kedua analis itu juga menaikkan perkiraan harga batubara untuk tahun 2022 sebesar 41,18% menjadi US$120 per ton, dari US$85 per ton. Ekspor batubara global dari negara-negara produsen utama naik sekitar 8% pada bulan Mei dan Juni tahun 2021. Adapun impor negara-negara importir besar seperti Jepang, Korea Selatan dan China naik 16% pada Juni 2021. Menurut China Coal Resource, harga batubara Newcastle naik ke posisi US$177,50 per ton pada minggu pertama September 2021.

Pandemi Covid-19 tidak saja memicu terjadinya krisis kesehatan, kemanusiaan, ekonomi dan sosial, tetapi juga menyulut krisis energi yang dialami oleh beberapa negara di dunia karena ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Akibatnya, banyak negara ramai-ramai mengamakan komoditas penghasil energi seperti batubara sehingga membuat harganya naik signifikan.

Bagaimana dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan batubara nasional? Andrian Tanuwijaya, Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengatakan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan batubara di Indonesia akan mulai terasa dalam beberapa kuartal ke depan, seiring dengan semakin besarnya proporsi penjualan yang didasarkan pada harga batubara saat ini.

Kondisi operasional dan neraca perusahaan juga jauh lebih solid, karena sebagian besar perusahaan batubara sudah melakukan program efisiensi dan manajemen keuangan yang konservatif selama periode downturn beberapa tahun terakhir. 

Perlu dicatat, kenaikan harga batubara tidak hanya berdampak positif terhadap para produsen, tetapi juga memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan melalui meningkatnya nilai ekspor dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja atau berhubungan dengan sektor yang bersangkutan. Lonjakan harga batubara dan optimisme pemulihan aktivitas ekonomi domestik perlahan membuka lembaran baru bagi perusahaan-perusahaan kontraktor, distributor dan rental alat berat. Kondisi ini diharapkan mampu mengembalikan keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia. 

Optimisme bangkitnya pasar modal Indonesia tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak naik memecahkan rekor demi rekor. Sejak tanggal 24 Mei 2021 hingga 03 November 2021, IHSG meningkat sebesar 788,50 poin (13,68%), dari 5.763,63 poin menjadi 6.552,13 poin. Pada periode tersebut, IHSG sem tanggal 18 Oktober 2021. #

Semoga tahun 2022 menjadi tahun yang luar biasa bagi kita semua!

Narasumber:

https://www.equipmentindonesia.com/apakah-bisnis-alat-berat-terangkat-di-tahun-macan-2022/

Mencari Produk Asuransi? Hubungi Kami Sekarang Juga

HOTLINE L&G 24JAM: 0811-8507-773 (Call – Whatsapp – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id

Kenapa Broker Asuransi sering juga disebut sebagai Advocate asuransi?

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012