Liga Asuransi – Tak lepas dirundung malang. Itulah mungkin ungkapan yang bisa diucapkan atas datangnya musibah silih-berganti yang dirasakan oleh bangsa Indonesia. Belum sepekan setelah musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, kemarin terjadi pula musibah gempa Mamuju yang menimbulkan kerusakan, penderitaan dan duka yang menyayat hati di tengah-tengah wabah pandemi COVID-19 yang semakin merebak.
Sebagai broker asuransi dan konsultan asuransi kami sangat prihatin dengan musibah ini. Semoga para keluarga dari korban jiwa, cedera dan mereka yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda mereka diberi kesabaran oleh Allah dalam menghadapi musibah ini.
Pada tulisan pertama ini kami ingin menyampaikan beberapa fakta yang kami kumpulkan dari beberapa sumber secara online dan tertulis agar kita dapat memahami hal-ihwal musibah ini.
Pada tulisan berikutnya kami akan membahas aspek resiko dan asuransi dari musibah ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda, jika Anda tertarik silahkan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.
Fakta-fakta terakhir hingga jumat jam 11.10 tanggal 15 Januari 2021:
- Sampai sekitar pukul 11.10 WIB, Jumat (15/01), menurut BNPB, ada delapan orang meninggal dunia dan sekitar 637 orang terluka di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Korban meninggal ini dikhawatirkan akan terus bertambah, karena beberapa laporan menyebutkan kemungkinan ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang roboh.
- Kantor berita AFP melaporkan, tim SAR di Mamuju sedang berupaya menolong beberapa “pasien dan staf rumah sakit yang terjebak di bawah reruntuhan rumah sakit yang roboh.”
- Di Mamuju, menurut BNPB, gempa ini menyebabkan kerusakan parah pada Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulbar, serta RSUD Mamuju.
- Sebuah bangunan mini market juga dilaporkan roboh. Jaringan listrik di wilayah itu juga dilaporkan mengalami pemadaman.
- Sementara di Kabupaten Majene, gempa itu menyebabkan longsor pada tiga titik di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, yang menyebabkan akses jalan terputus. Di wilayah ini dilaporkan pula setidaknya 300 unit rumah rusak, dan jaringan listrik mengalami pemadaman.
- Jumlah orang yang mengungsi telah mencapai setidaknya 15.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah desa. Mereka mengungsi tersebar di sejumlah tempat, antara lain Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, serta Desa Deking. Lainnya, mereka mengungsi di sejumlah lokasi di Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.
- Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat. Bisa mencapai kekuatan seperti yang tadi terjadi [magnitudo] 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi. Itu karena kondisi batuan sudah diguncang dua kali [magnitude terkuat 5,9 dan 6,2], bahkan 28 kali, sudah rapuh.
- Pusat gempa ada di pantai memungkinkan terjadinya longsor bawah laut sehingga masih atau dapat pula berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau di pinggir laut.
- BMKG menganalisis gempa itu dikarenakan sesar naik Mamuju (Mamuju thrust) dan merupakan pengulangan dari dua gempa besar sebelumnya, yakni di tahun 1969 (magnitudo 6,9) dan 1984 (magnitudo 6,7).
- Gedung Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju juga roboh. Pasien yang selamat langsung dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman.
- Mal Mamuju dan bangunan pusat perbelanjaan lainnya juga terlihat rusak di sejumlah bagian. Kemudian data sementara menyebutkan gempa turut merusak sebanyak 62 unit rumah, satu unit Puskesmas dan satu kantor Danramil Malunda.
- BPBD Majene menginformasikan longsor di tiga titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju sehingga menyebabkan akses jalan terputus. BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian.
- Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.
- BPBD Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa kuat selama lima hingga tujuh detik. Gempa yang berpusat 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat para warga panik. Kepanikan membuat mereka keluar rumah.
- Hal serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik.
- Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV – V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makassar, Sulawesi Selatan. Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
- Analisis BMKG menunjukkan gempa Mamuju-Majene di Sulawesi Barat pada Jumat lebih besar dari sebelumnya dan berharap tak makin membesar. BMKG beri hasil analisis gempa Sulawesi Barat yang mengguncang Mamuju-Majene dan sekitarnya yang diharap tak makin membesar
- Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) berharap gempa bumi yang menggoyang Mamuju, Majene, dan kawasan lain sekitar Sulawesi Barat yang berjenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) tak makin membesar.
- Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km. Akibatnya, dampak gempa kedua ini lebih merusak dan lebih luas cakupan dari gempa sebelumnya yang terjadi Kamis siang.
- Gempa kerak dangkal ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust. Jenis gempa itu didapat setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, baik gempa signifikan pertama dan kedua.”Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene,” jelasnya.
- Seperti halnya gempa pertama kemarin, dampak gempa kedua tadi pagi dini hari tadi menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan), sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)
- Berdasarkan pantauan BMKG, sejak hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB hingga pagi ini Jumat 15 Januari 2021 pukul 06.00 WIB hasil telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.
- Gempa susulan masih akan terus terjadi seperti lazimnya pasca gempa kuat akan diikuti rangkaian gempa susulan, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan.
- Dengan kembalinya terjadi gempa kuat di Majene ini maka gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB kemarin statusnya menjadi gempa pendahuluan/pembuka (foreshock).
- Masyarakat juga diimbau tidak lagi menempati bangunan tempat tinggal yang sudah rusak atau rusak sebagian. Sebab, berpotensi mengalami kerusakan lebih berat jika terjadi gempa susulan signifikan.
- Masyarakat juga diimbau waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batuan (rock fall). “Apalagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil,” lanjutnya.
- Masyarakat juga diminta tidak mudah percaya dengan berita bohong (hoax) mengenai prediksi dan ramalan gempa yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.
- Jumat 15/02/21 Mensos Risma meninjau korban gempa bersama Kepala BNPB Doni Monardo bersama anggota TNI lainnya.
Demikian fakta-fakta yang berhasil kami kumpulkan agar bisa menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat khususnya para korban.
Sekali kami berharap semoga para korban dan keluarganya dapat bersabar dalam menghadapi cobaan ini. Tindakan cepat yang telah ditunjukkan oleh pemerintah daerah dan pusat dalam musibah sangat dihargai. Selanjutnya bantuan dari masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak akan sangat berarti untuk mengatasi penderitaan masyarakat Mamuju dan sekitarnya.