Ulas Berita

5 Berita Asuransi Pilihan Bulan Juli 2021

Top News Liga Asuransi

Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa, apa kabar? Jumpa lagi di edisi 5 berita asuransi pilihan bulan Juli 2021. Ada hal yang luar biasa terjadi selama bulan Juli lalu.

Wabah COVID-19 kembali mengamuk di Indonesia sehingga menyebabkan pemerintah menerapkan kebijaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).  Akibatnya kegiatan bisnis di segala sektor terganggu lagi.

Bagi perusahaan yang sudah membuat rencana kerja berdasarkan asumsi bahwa COVID-19 secara perlahan akan berakhir dengan kedatangan vaksin, rencana bisnis tersebut ternyata terpaksa harus dirubah lagi.

Banyak hal yang terjadi dunia asuransi selama sebulan lalu. Berikut ini kami tuliskan 5 berita pilihan di seputar asuransi untuk Anda. Jika anda tertarik dengan artikel ini silakan dibagikan kepada rekan-rekan Anda agar mereka juga paham seperti Anda.

  1. Premi industri asuransi sentuh Rp 62 triliun hingga Juni 2021

KONTAN.CO.ID –  JAKARTA. Industri asuransi terus mencatatkan pertumbuhan premi selama pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di tanah air. Kenaikan disumbang oleh beberapa sektor asuransi sehingga total premi yang berhasil dihimpun mencapai Rp 62 triliun hingga akhir Juni 2021.

“Sektor asuransi mencatatkan penghimpunan premi pada Juni 2021 sebesar Rp 31 triliun dengan rincian asuransi jiwa sebesar Rp 21,1 triliun, asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 9,9 triliun,” kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anto Prabowo, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (29/7).

Menurut Anto, pertumbuhan sektor jasa keuangan tetap stabil. Meskipun indikator ekonomi domestik sampai Juni masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan, OJK mencermati adanya penurunan mobilitas karena pemberlakuan PPKM Darurat yang dikhawatirkan dapat memengaruhi laju pemulihan ekonomi ke depan.

Di sisi lain, OJK mendukung program pemerintah dalam melaksanakan percepatan vaksinasi masyarakat dengan membuka sentra-sentra vaksin Covid-19 di berbagai daerah bekerjasama dengan industri jasa keuangan dan Kemenkes dengan target 10 juta vaksin hingga Desember. 

“Percepatan vaksinasi diyakini menjadi kunci utama untuk membangun imunitas komunal sehingga mobilitas masyarakat bisa kembali normal dan perekonomian kembali bergerak,” terangnya. 

OJK juga mencatat, pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut terutama di negara ekonomi utama dunia seiring dengan laju vaksinasi dan mobilitas yang mulai kembali ke level pra-pandemi. 

Selain itu, kebijakan moneter negara utama dunia diperkirakan masih akomodatif sehingga mampu menurunkan risiko likuiditas di pasar keuangan global. Oleh karena itu, OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian.

“Hal ini untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional di tengah meningkatnya kasus Covid-19 domestik serta terus memperkuat sinergi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan,” tutupnya. 

Selanjutnya: Kabar baik! Banyak perusahaan asuransi mulai ajukan izin produk untuk cover Covid-19

  1. Dua Juta Data BRI Life Diduga Bocor, Ini Tanggapan AAJI I

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi dikejutkan oleh dugaan kebocoran data dari PT Asuransi BRI Life, yang dikabarkan berisi data dua juta nasabah. data itu dijual di situs Raid Forums, forum yang juga menjadi tempat dugaan kebocoran data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan. 

Informasi bocornya data BRI Life diunggah oleh akun Twitter Alon Gal (@UnderTheBreach) pada Selasa (27/7/2021). Berdasarkan cuitan itu, peretas mengaku memiliki data dua juta nasabah BRI Life dan 463.000 dokumen. Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan bahwa pihaknya belum mendapatkan perkembangan informasi lebih lanjut. 

Asosiasi pun mengajak masyarakat untuk menunggu kejelasan informasi terlebih dahulu. “Dari info yang beredar, kan masih dalam penyelidikan. Kita tunggu saja dulu kejelasannya ya. Sorry, belum bisa komentar,” ujar Togar kepada Bisnis, Rabu (28/7/2021). Akun @UnderTheBreach menginformasikan bahwa pelaku peretas menjual data sensitif milik BRI Life. Pelaku dikabarkan mempublikasikan video berdurasi 30 menit yang menampilkan data-data diduga milik BRI Life mencapai 250 gigabyte. Bukan itu saja, peretas diduga meminta uang tebusan sebesar US$7.000 atau setara dengan Rp101,5 juta (dengan kurs rupiah Rp14.500 per dolar AS). 

Akun @UnderTheBreach mengunggah beberapa foto yang berisi data-data, seperti hasil pemeriksaan laboratorium hingga Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik nasabah. Baca Juga : Diduga Alami Kebocoran 2 Juta Data, BRI Life Tegaskan Polis Nasabah Aman “Kami mengidentifikasi beberapa komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang disusupi, yang mungkin telah membantu peretas mendapatkan akses awal ke perusahaan,” tulis akun akun Twitter Hudson Rock (@HRock) yang dicuit ulang atau retweet oleh @UnderTheBreach. 

Corporate Secretary BRI Life Ade Ahmad Nasution menjelaskan bahwa pihaknya bersama dengan tim independen yang memiliki spesialisasi di bidang keamanan digital sedang melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi. 

Hal tersebut menindaklanjuti dugaan kebocoran dua juta data persroan. Menurut Ade, pihaknya dan tim independen itu pun melakukan hal-hal lain yang diperlukan guna meningkatkan perlindungan data pemegang polis. BRI Life pun menyatakan bahwa menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki. 

  1. OJK: Banyak Asuransi Ajukan Izin untuk Cover Risiko Covid-19 

Bisnis.com 29 Juli 2021  |  17:54 WIB Deputi Direktur Pengawasan Asuransi II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kristianto Andi Handoko (dari kiri), Direktur Pendayagunaan Sumber Pembiayaan Perumahan PUPR Lita Matongan dan Direktur Utama PT Jasa Tania Tbk Basran Damanik berbincang usai peresmian Konsorsium Penjamin Indonesia (KPI) di Jakarta, Rabu (15/3).

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat pertumbuhan jumlah perusahaan asuransi yang mengajukan izin produk terkait Covid-19. Hal tersebut dinilai menunjukkan industri melirik pentingnya proteksi terhadap Covid-19 meskipun penyakit baru itu tidak termasuk ke dalam ketentuan polis standar. Deputi Direktur Pengawasan Asuransi OJK Kristianto Andi Handoko menjelaskan bahwa cakupan perlindungan dari sebuah produk asuransi kesehatan dan jiwa mengacu kepada ketentuan polis. Terdapat daftar penyakit yang masuk atau dikecualikan dari manfaat sebuah produk asuransi. 

Menurut Kristianto, Covid-19 sebagai penyakit baru belum termasuk ke dalam polis standar asuransi, sehingga risiko dari paparan virus itu tidak otomatis masuk ke dalam cakupan manfaat asuransi. Namun, saat ini semakin banyak perusahaan asuransi yang mengajukan izin untuk menyertakan Covid-19 sebagai manfaat, tanpa mengenakan tambahan premi kepada pemegang polis. “Memang akhir-akhir ini banyak juga perusahaan asuransi jiwa yang sedang mengajukan izin produk khusus untuk meng-cover salah satunya penyakit Covid-19. Ini dilihat oleh industri sebagai hal yang baik, artinya perusahaan asuransi menyediakan produk baru untuk penyakit yang memang juga baru, agar konsumen bisa terlindungi,” ujar Kristianto pada Kamis (29/7/2021). 

  1. Industri asuransi terus upayakan produk proyek-proyek hijau

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kesadaran implementasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and corporate governance (ESG) sudah diterapkan di industri asuransi Indonesia. Beberapa perusahaan asuransi bekerjasama dengan beberapa lembaga memiliki produk-produk asuransi yang terkait proyek-proyek hijau.

Sejatinya, Peraturan OJK (POJK) No. 51 tahun 2017 sudah mewajibkan asuransi mengimplementasikan ESG mulai 1 Januari 2020. Dalam hal ini, industri asuransi melaksanakannya dengan membuat produk asuransi hijau seperti asuransi gempa bumi, asuransi yang menanggung kerusakan lingkungan hidup, green building insurance, dan asuransi pertanian.

Direktur Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe bilang bahwa saat ini AAUI dan industri asuransi umum sudah mendukung pelaksanaan POJK tersebut. Sebagai bukti, ia menyampaikan kalau saat ini sudah ada pelaksanaan asuransi pertanian yang kerjasama dengan Kementerian Pertanian serta asuransi perikanan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan kedua kerjasama tersebut rutin dilakukan evaluasi dan kajian. 

Tak hanya itu, Dody juga menyebutkan bahwa saat ini AAUI tengah mempersiapkan beberapa produk baru terkait implementasi ESG, seperti asuransi terumbu karang yang konsepnya sudah didiskusikan bersama United Nations Development Programme (UNDP). Ada juga diskusi bersama Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan untuk skema asuransi bencana untuk rumah tinggal.

 “AAUI juga sedang dalam proses untuk kerjasama dengan IFC Worldbank untuk program asuransi soil moisture index tanaman cocoa dengan menggunakan teknologi geospatial yang memanfaatkan satelit, guna mengetahui dampak hujan dan kekeringan terhadap produktivitas tanaman cocoa,” ujar Dody kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Meski, setiap produk asuransi pasti sudah melewati izin OJK dengan melalui analisa dan studi kelayakan, termasuk prospek bisnisnya, Dody mengakui bahwa tidak banyak perusahaan asuransi yang masuk ke produk asuransi dengan obyek pertanggungan live stock. Hal tersebut dikarenakan beberapa perusahaan mengalami kesulitan data risiko. 

“Tapi untungnya semua produk-produk tersebut dijalankan dengan konsorsium sehingga dapat dipikul bersama beberapa perusahaan,” imbuh Dody.

Asuransi Jasindo sebagai salah satu penerbit polis untuk produk asuransi hijau di sektor agrikultur dan akuakultur mengatakan bahwa portofolionya terus mengalami peningkatan minimal 10 persen setiap tahunnya. 

Sekadar tahu saja, produk asuransi hijau di Jasindo terbagi menjadi penugasan program pemerintah dan asuransi pertanian komersial. Dalam kurun waktu 2015-2020, premi asuransi program pemerintah sudah mencapai Rp 1,05 triliun sedangkan premi asuransi komersial mencapai Rp 33,62 miliar.

Hanya saja, Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengakui kalau tahun 2021 turut menghambat produk-produk tersebut sehingga perolehan premi asuransi hijau keseluruhan per Juni 2021 secara year-to-date dibukukan sebesar Rp. 46,653 Miliar.

 “Ini dikarenakan kondisi pandemi covid-19 yang mengakibatkan pemerintah pusat dan daerah melakukan refocusing anggaran ke penanganan pandemi,” ujar Diwe.

Ada juga PT Reasuransi Maipark Indonesia yang juga menawarkan produk asuransi hijau yaitu asuransi gempa bumi yang dinilai memiliki banyak peminat. Namun, Direktur Maipark Heddy Agus bilang kalau selama pandemi covid-19 ini daya beli masyarakat turun sehingga menyebabkan pendapatan premi tidak tumbuh seperti tahun-tahun sebelumnya.

 “Pendapatan premi kita hingga per 29 Juli sebesar Rp 138,7 miliar dan turun sangat tipis sebesar 0.65% yoy karena posisi di 2021 belum full. Masih ada sesi yang akan masuk di bulan Juli 2021,” ujar Heddy. 

  1. Perusahaan Asuransi Asal Korsel Buka 18 Cabang di RI hingga Akhir 2021

Detik.com Jakarta – Perusahaan asuransi asal Korea Selatan Hanwha Life Insurance Indonesia (Hanwha Life) melakukan ekspansi di Indonesia. Hanwha membuka 6 kantor pemasaran baru di Semarang, Solo, Surabaya, Batam dan Makassar.

CEO Hanwha Life Insurance Indonesia David Yeom mengatakan, pihaknya akan terus menanamkan modal di Indonesia dengan membuka lebih banyak cabang. Hingga akhir 2021 ini, Hanwha akamn membuka 18 kantor pemasaran.

“Hanwha Life akan memperluas bisnisnya dengan memiliki 18 kantor pemasaran di Indonesia pada akhir tahun 2021. Lewat perkembangan ini, kami akan mempercepat tercapainya visi Hanwha Life menjadi Top 10 asuransi jiwa terbaik di Indonesia pada tahun 2023,” kata David dalam keterangannya, Minggu (25/7/2021).

David melanjutkan, dengan ekspansi ini diharapkan perusahaan bisa meningkatkan nilai bisnis dan layanan di masa pandemi.

“Kami harap, 18 kantor pemasaran Hanwha Life memberikan akses lebih mudah untuk menghadiahkan cinta berupa perlindungan bagi orang tersayang. Hanwha Life mengedepankan campaign Hadiahkan Cinta yang melindungi setiap momen berharga dalam hidup, melalui berbagai produk asuransi kompetitif dengan premi terjangkau,” imbuhnya.

Sementara itu, Chief Marketing Strategic Officer (CMSO) Hanwha Life Insurance Indonesia Steven Namkoong menambahkan, salah satu produk unggulan Hanwha adalah Hanwha Saving Protection. Dia mengatakan, produk tersebut menunjukkan performa terbaik.

“Hanwha Saving Protection untuk proteksi finansial merupakan produk dengan performa terbaik pada tengah tahun pertama 2021. Lebih lanjut, pada semester 2 tahun ini, Hanwha Life akan meluncurkan produk baru, yakni asuransi kesehatan yang lebih komprehensif dengan manfaat rawat inap dan rawat jalan.”

Pada kuartal 1 2021, Hanwha Life telah membayarkan klaim dan manfaat kepada nasabah sebesar Rp 32,05 miliar, naik 253% dari Rp 9,08 miliar tahun sebelumnya. Pada periode yang sama, jumlah agen meningkat 26,4% menjadi 1.948 agen, dan Hanwha Life memiliki total aset Rp2,07 triliun, total investasi Rp 1,93 triliun serta hasil investasi Rp 25,53 miliar.

Hanwha Life juga mencatatkan keuntungan sebesar Rp 33,71 miliar pada tahun 2020, naik 19% (yoy) dari Rp28,31 miliar tahun 2019.

Informasi ini dipersembahkan oleh L&G Insurance Broker

Mencari Produk Asuransi? Jangan Buang Waktu Anda dan Hubungi Kami Sekarang Juga

HOTLINE L&G 24JAM: 0811-8507-773 (Call – Whatsapp – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id

To Top
L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
Butuh perlindungan segera?
Chat kami di WhatsApp untuk solusi asuransi yang cepat dan mudah!
OJK Registered KEP-667/KM.10/2012