Liga Asuransi – Hingga saat artikel ini ditulis wabah COVID-19 masih merajalela di seantero dunia. Di Rusia, Amerika Serikat dan Brazil corona sedang menyebar dengan cepat menyebabkan pemerintahan di negara-tersebut kewalahan. Afrika, merupakan benua yang terakhir dilaporkan terjangkit corona juga mulai mengganas yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
Namun demikian di beberapa belahan dunia kondisinya sudah mulai teratasi. Beberapa negara Eropa dan di Asia sudah mulai melonggarkan lockdown dan secara bertahap sudah membolehkan warganya untuk melakukan aktifitas kembali.
Indonesia sepertinya juga akan mulai berdamai dengan corona. Masyarakat diminta untuk melindungi dirinya dari terinfeksi virus korona sambil mengobati korban yang sakit. Pada saat yang bersamaan aktivitas masyarakat dapat dilanjutkan kembali seperti semula.
Industri asuransi termasuk yang paling berat terkena dampak ekonomi dari krisis COVID-19. Bak pepatah lama, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mereka harus membayar klaim asuransi akibat terjadinya penyakit dan meninggalnya korban. Selain itu industri asuransi juga kehilangan aset dalam jumlah yang cukup signifikan akibat penurunan tajam harga saham dan investasi, akibatnya likuidasi terganggu.
Agar industri asuransi Indonesia bisa segera beroperasi dalam kondisi “new normal”, sebagai ahli pialang/broker asuransi Indonesia saya ingin menuliskan hal-hal berikut.
Secara umum industri asuransi mengalami pukulan ganda akibat dari krisis ini, antara lain sebagai berikut:
- Penurunan pendapatan premi
- Penurunan hasil investasi
- Peningkatan Beban klaim
- Biaya operasional tetap tinggi
Namun untuk pembahasan kali ini, saya hanya berfokus pada penurunan pendapatan premi. Hal lain akan saya bahas pada tulisan terpisah.
- Penurunan Pendapatan Premi
Kebijaksanaan work from home ternyata tidak dapat mempertahankan produktivitas. Akibatnya pendapatan premi rata-rata turun. Bahkan ada beberapa perusahaan penurunnyan sangat tajam.
Untuk peningkatan pendapatan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah konsolidasi dengan partners agen,broker dan channel distribusi lainnya dimana perusahaan selama ini mereka sudah menjadi andalan perusahaan. Dalam kondisi seperti ini merekalah yang dapat diandalkan untuk mengembalikan penjualan. Bertemu untuk membahas rencana kerja, tantangan dan kesulitan yang akan mereka dihadapi agar bisnis dapat kembali berjalan. Memberikan dukungan dan motivasi yang dapat membuat mereka bergerak seperti penambahan komisi dan benefits lainnya. Ingat para partner ini juga mengalami kesulitan akibat krisis ini.
Selain itu perusahaan juga perlu memberitahu seluruh nasabah, rekanan dan seluruh stakeholders bahwa perusahaan sudah beroperasi seperti semula. Selain itu hal ini juga memberikan informasi kepada calon klien baru ataupun agen rekanan yang lain.
- Produk Baru dan Harga Khusus
Untuk peningkatan penerimaan premi dapat juga dengan cara memperkenalkan produk baru yang lebih sesuai dengan kondisi new normal. Terutama produk asuransi yang berkaitan dengan kesehatan akibat wabah. Serta melakukan evaluasi atas tarif premi yang ada, misalnya dengan pemberian discount dan perluasan jaminan.
- Peningkatan Customer Service
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas pelayanan klaim karena ini jendela perusahaan. Nasabah yang kecewa akan membuat reputasi perusahaan turun. Selain itu perusahaan juga perlu meningkatan kualitas pelayanan dari Customer Service agar dapat memberikan ikatan yang semakin kuat dengan klien.
- Memahami Kondisi Nasabah
Hampir semua industri terkena dampak ekonomi dari krisis Covid-19. Akibatnya kondisi tidak lagi sama seperti sebelum terjadinya krisis khususnya dari segi keuangan. Perusahaan harus bisa memberikan solusi kepada klien. Fleksibilitas dalam pembayaran premi akan sangat membantu. Pemberian jaminan tambahan juga akan menjadi pertimbangan klien.
Jika pendapatan premi dapat dipulihkan dalam waktu cepat, perusahaan mulai dapat bergerak untuk memperbaiki kondisi keuangan dan kondisi yang lain.