Liga Asuransi – Sidang pembaca yang luar biasa, Kesenjangan akses asuransi masih menjadi isu krusial di berbagai negara ASEAN, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Thailand, terlebih mengingat tingkat penetrasi di ASEAN yang masih berada pada angka 3,6 persen. Kondisi itu perlu diperbaiki karena memiliki kaitan dengan peningkatan kesejahteraan.
“Kesenjangan akses asuransi dan tidak meratanya distribusi asuransi menjadi tantangan besar di Indonesia,” kata Founder dan CEO PasarPolis Cleosent Randing, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 4 Februari 2021.
Lebih lanjut, dikutip dari situs blog OJK, kehadiran insurtech diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan produk asuransi melalui penyediaan produk asuransi mikro yang sederhana dan terintegrasi dengan platform e-commerce sehingga memudahkan konsumen dalam mengakses produk asuransi.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan teknologi digital semakin memiliki peran krusial sebagai solusi dari berbagai tantangan, termasuk di industri keuangan. Kominfo terus berupaya menciptakan ekosistem digital yang semakin kondusif dan membangun infrastruktur digital yang lebih merata di berbagai wilayah Indonesia.
“Seiring dengan adopsi digital masyarakat yang kian meningkat,” tuturnya.
Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan pandemi covid-19 cukup mempengaruhi iklim investasi, termasuk bagi startup di ekosistem keuangan. Karenanya BEI terus berupaya mendukung perkembangan startup keuangan dalam hal permodalan dan secara aktif berdiskusi dengan pelaku industri untuk menyiapkan regulasi yang tepat.
“Kami juga menyambut baik kerja sama antara IFC dengan PasarPolis yang menandakan sinyal positif iklim investasi Indonesia di awal 2021 ini,” tuturnya.
Adapun PasarPolis berupaya untuk memperluas akses asuransi secara lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat di daerah terpencil dan prasejahtera. Guna memacu bisnis, International Finance Corporation (IFC) resmi bergabung sebagai investor PasarPolis.
Di Tanah Air sendiri semenjak 5 tahun beroperasi, PasarPolis telah mampu memberikan perlindungan asuransi kepada 11% dari populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 30 juta masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi capaian positif, di tengah inklusi asuransi di Indonesia yang baru mencapai kurang dari 4%.
Fokus PasarPolis untuk terus mendorong penetrasi asuransi di ASEAN pun kembali menarik perhatian dari institusi terkemuka di dunia. Kali ini, International Finance Corporation (IFC), institusi keuangan di bawah naungan World Bank yang fokus pada percepatan inklusi dan literasi keuangan di berbagai negara berkembang, resmi bergabung sebagai investor PasarPolis.
Melalui kerja sama strategis ini, PasarPolis dan IFC akan bersama-sama melanjutkan dan memperkuat misi PasarPolis untuk mendemokratisasi asuransi secara lebih luas, salah satunya melalui pengembangan inovasi produk asuransi mikro yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perkembangan dunia dalam bidang digitalisasi sekarang sangat pesat. Era digitalisasi mampu membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Seperti halnya dalam industri asuransi, digitalisasi sangat mempengaruhi proses berjalannya usaha. Transformasi digital merupakan sebuah budaya baru. Tren terbaru baik di sisi teknologi maupun kebiasaan pelanggan dapat dijadikan pertimbangan pengembangan asuransi secara terus menerus.
Platform digital membantu masyarakat luas tentang kebutuhan mereka akan produk asuransi, Dengan adopsi digital yang semakin tinggi, masyarakat yang semakin terbiasa menggunakan platform digital, serta permintaan terhadap asuransi yang meningkat, harapan kami adalah agar insurtech di tahun 2021 terus berkembang di tahun-tahun berikutnya.
Untuk mendapatkan produk asuransi terbaik, selalu gunakan broker asuransi terkemuka di Indonesia.
Artikel ini dipersembahkan oleh L&G Risk Services, a Smart Insurance Broker
Sumber:
- Kontan.co.id
- Suara.com